In response to Weekly Photo Challenge : Faces
This is a gulali stall in a food festival. Gulali was made by heating and liquefying sugar and then formed into various shapes such as flowers and animals. In the backgroud you can see cotton candies. In Indonesia we call it Arum Manis means sweet and fragrant.
Jadi, saat datang ke Festival Kuliner Banjar (di latar belakang tampak rumah gaya Banjar – Kalimantan Selatan) di Summarecon Bekasi tahun lalu ada pedagang gulali sedang beraksi. Si bapak kasih ijin foto aktivitasnya, tetapi bapaknya nunduk terus dan tak banyak komentar. Pun ekspresi wajahnya tak begitu jelas, tertutupi oleh topinya.
Waktu kecil nggak pernah makan gulali jenis yang ini sih, jadi penuh perhatian banget melihat cara kerja si bapak. Gulali tipe ini dibuat dari gula dan pewarna. Cara membuat gulali yaitu dengan memanaskan gula pasir dalam wajan sampai mencair lalu dibentuk dengan tangan tanpa bantuan alat lain. Mungkin sudah lama berdagang gulali, bapak ini sangat terampil merubah adonan menjadi bentuk bunga dan hewan lucu.
Di sebelah si bapak tadi ada meja penjual arum manis. Berbeda dengan gulali di atas, arum manis dibuat dengan mesin khusus. Di tengah mesin ini ada sebuah wadah kecil tempat memasukkan gula. Dengan pemanasan gula menjadi cairan dan keluar melalui lubang kecil. Si pedagang memutar-mutar sepotong kayu kecil sekeliling tepian wadah besar untuk menangkap helaian gulali dan mengumpulkannya. Arum manis yang tercipta bisa berukuran besar, tetapi begitu masuk mulut langsung kempes hi..hi.. Iseng ngecek harga mesin pembuat arum manis, ternyata harganya cukup mahal berkisar 4 jutaan rupiah.
Menurut Wikipedia, arum manis pertama kali dikenalkan di St. Louis World’s Fair pada 1904. Arum manis di sana dikenal dengan nama Fairy Floss.
Permen gulali ada jenis lain yang disebut rambut nenek, sayang di festival ini tak ada penjualnya. Rambut nenek dibuat dari campuran gula pasir dan tepung. Gulali ini dinamakan rambut nenek karena bentuknya kusut dan acak-acakan seperti rambut seorang nenek.
Gulali tradisional pun ada yaitu terbuat dari gula merah. Gulali berwarna coklat dan biasanya dicampur dengan kacang tanah mirip permen ting ting kacang.
Mbaaaaak,…
Anak2 juga pada suka makan arum manis, dan ternyata harga mesinnya kok mahal banget yaaah ckckck…
Dan ada beberapa adegan monumental di drama Korea yang melibatkan arum manis juga lho mbaaak hehehe…kapan2 diposting ah…
iya nggak nyangka deh mesinnya mahal betul
berapa lama ya bisa balik modal
oh ternyata bukan makanan asli Indonesia ya hahahaha kukira asli Indonesia loh kaaak. Aku lebih suka rambut nenek dan aruma manis daripada gulali, dulu kalo beli gulali yang bentuk periwitan buat ditiup tiup ahahaha.
kalau aku sih merasa makanan ini sangat manis he..he…, paling nyoba dikit aja
wah udh lama gk makan bgituan… sering beli ketika masih kecil… sekarang ternyata masih ada yang jualan ya mbak… kapan2 beli lah… hehe… biar inget jaman dulu…
masih banyak yang jual kok, pernah ketemu yag pikulan..tapi jualnya rambut nenek sama gulali aja, arum manisnya nggak ada
Fauzan suka banget sama dua jenis jajanan ini.
di sana masih banyak penjualnya ya bu…?
abis makan gulali jangan lupa sikat gigi ya AA
tahu ini aku gak dateng ke festival kulinernya bun
nggak sempat mbak..?
aku suka ke festival seperti ini liat bentuk2 rumah adatnya….cantik
Assalaamu’alaikum wr.wb, mbak Monda… wah di sana banyak sekali bentuknya ya. kalau di tempat saya hanya berbentuk kapas sahaja mbak. Anak-anak sangat suka tapi saya menghadkan agar menjadi kesihatan gigi mereka. Salam manis dari Sarikei, Sarawak. 🙂
wa alaikum salam kak, nasihat bagus kak..supaya gigi anak2 tetap sehat ya
untuk gulali, sangat sulit menikmatinya. Arum manis wus manis cepat sekali hilang rasa dari lidah ya, Mbak
aku juga nggak suka makannya mbak.., hanya suka nonton buatnya aja he..he….
Woh…
Mahal juga ya mesin arum manis, abis kayak cuma gitu doang mesinnya, hahaha.
Aku lebih suka rambut nenek, kalo arum manis piye gitu… kecuali yang Koala-La
apa itu Koala – La…?
Kalau lihat yang begini di jalan, jadi langsung pengen beli.. Tapi jadi takut lihat warna-warna cerah itu. Ada yang bilang pakai pewarna tekstil…
nah iya, harus hati2 mas ..teliti sebelum membeli
waah udah lama gak makan gulali.. makanan favorit pas masih kecil.. sampe sekarang siih 😀
aku suka gulali yg kayak kapas juga yg rambut nenek 😀
kalau gulali yang satunya agak gimana gitu ya langsung kena tangan abangnya
Dan aku sukaaaaa banget sama ini gulali kapas mbaa
bisa abis Cha yang seged gitu? nggak lengket2 di langit2?