Tour de Ranah Minang II plus baralek masih berlanjut. Tiga hari setelah pesta pernikahan tamu-tamu blogger diantarkan oleh pasangan pengantin baru. Hari ini kami berencana ke Istana Baso Pagaruyuang, dan Padang.
Di perjalanan yang melewati kota Batusangkar kami sempat mampir di bekas Benteng van der Cappelen yang kini difungsikan sebagai salah satu kantor instansi pemerintahan. Iya, sang tuan rumah yang sudah paham minat wisata teman-temannya sengaja mengajak singgah ke bentengย yang terlewat di saat perjalanan sebelumnya.
Kami juga mampir di kompleks pemakaman Raja-raja Pagaruyung, namanya Ustano Raja Alam.ย Kompleks ini kurang lebih terletak 4 km dari pusat kota Batusangkar. Di pemakaman ini ada poho-pohon beringin besar yang terihat sudah sangat tua. Makam hanya ditandai dengan batu nisan biasa.
Keterangan di plang penanda : Luas komplek 163,9 m.Di kawasan ini bermakan Raja-raja Pagaruyung. Terletak 100 meter dari sebelah selatan komplek prasasti Adityawarman. Terdiri dari 13 makam yang ukuran bervariasi. Panjang antara 210-400 cm dan lebar antara 115 – 280 cm dengan tinggi antara 35-45 cm. Makam memanjang dari utara selatan yang merupakan ciri khas pemakaman Islam. Jirat terbuat dari batu kali yang disusun dan direkat dengan semen. Nisan berbentuk menhir, beberapa di antaranya berhias motif geometris, garis dan saluran-saluran. Ada juga yang polos tanpa hiasan. Luas kawasan ini adalah 1196 m2.
Foto berikut ini adalah Batu Kasu, terletak di bagian depan ustano. Menurut cerita batu ini adalah tempat ujian calon raja. Calon raja harus bermalam di atas batu yang beralas daun jelatang (daun yang bermiang dan menimbulkan rasa gatal)
Uniknya di sini selain ada plang informasi dan plang cagar budaya, ada juga plang peringatan agar ziarah makam iniย tak dijadikanย ajang untuk berbuat syirik , yaituย memohon sesuatu pada kuburan.
bagus juga kalau ada warning untuk tidak berbuat maksiat atau syirik ya bun
iya …, di lokasi2 wisata lain juga dipasang plang peringatan seperti ini
Makasih banyak mba monda. Seneng dehs ama seri TDRM. jadi dapet banyak update pengetahuan budaya. ๐
sama2 Dan..
waaah ujian calon raja jaman dulu beraattt yah bun…
coba ujian capres skrg jg kayak gtu yah hehe ๐
wk..wk..wk…capresnya nggak bisa bobok bukan karena gatal kena daun jelatang
tapi panas kena lampu sorot kamera tv
yang ada tirai kuningnya juga makam?
pohon beringinnya serem juga, apa ada uji nyali di sana ya ๐
yang pakai tirai itu makamnya Raja Alam
Kompleksnya teduh sekali ya kak, apalagi krn ada pohon beringin besar itu..
iya.. di sini ada 3 beringin raksasa …bikin suasan teduh tapi sejuk..
walau kadang merasa agak2 gimanaa gitu
Pasangan pengantin sangat paham akan kesukaan tetamu, wisata unikpun digelar ya mBak. Kelengkapan informasi di BCB sangat membantu ya.
Merindu postingan TdRMII, Salam
postingan TDRM nggak abis2 ya mbak ..he..he…
Jalan-jalan sambil melihat dan mengamati bukti sejarah ya Kak.
waaah aku setuju banget sama plang itu..
Yah aku kayaknya belum sah jadi anak Minang, secara belum pernah berkunjung ke sini, MM. Untungnya sekalipun tak bernisan lagi, pusara di sana masih utuh..Gak hilang ditelan semak dan injakan kaki hewan ๐
Makam yang hijau dan teduh ya, mbaaak…mirip-mirip dengan yang di Candi Cangkuang itu ๐
iya bener mbak…