Pameran tenun dari Tana Toraja diadakan di Museum Tekstil Jakarta. Museum Tekstil ini berada di wilayah padat Tanah Abang, tepatnya di jl KS Tubun, Jakarta Pusat. Pameran bertema Untannun Kameloan yang menurut bu Erni, penenun cantik yang langsung datang dari Toraja, artinya Tenun untuk Kebaikan.
Belum sekalipun aku melihat langsung tenun Toraja,karena penasaran maka buru-buru ke sana di sela jam istirahat karena pameran akan segera berakhir tanggal 30 September.

Aku asyik menonton bu Erni dan adiknya menenun. Mereka membuat selendang, biasanya waktu pembuatan 3 minggu. Cantik ya warna-warni benangnya.
Penenun lainnya ini membuat selendang berpola kecil dengan teknik ikat.Mereka berdua ini sudah belajar menenun sejak kecil dari neneknya yang seorang penenun juga. Kabarnya, kini gadis remaja tidak sempat lagi belajar menenun karena banyak mengikuti ekstra kurikuler. Yang mau belajar sekarang justru mereka yang telah bekerja atau yang sudah menyelesaikan kuliah.
Kain-kain yang dipamerkan di sini adalah kain-kain tenun antik koleksi perorangan, terlihat kain sudah cukup tua, tetapi motif dan warnanya masih terlihat cantik. Kain yang dipamerkan beraneka mulai dari selendang sampai kain panjang berukuran 978 x 178 cm yang dalam bahasa Toraja disebu Pori Lonjong. Kain ini berasal dari Luwu Utara, Sulawesi Selatan dan digunakan untuk membungkus bangunan, ruang upacara, dll. Ada seorang wanita peneliti Jepang yang menyelidiki aneka teknik pewarnaan dan penenunan di Tana Toraja, bersama-sama dengan dua orang wanita Indonesia. mereka mendokumentasikan dalam sebuah buku.
Senang sekali , bersamaan dengan kunjunganku ada 6 orang murid kelas 3 SD yang sekolahnya terletak di belakang Museum. Mereka masuk dengan membayar tiket 500 rupiah seorang, ( dewasa 2 ribu rupiah). Mereka sudah dua kali datang dan senang main di dalam Museum karena dingin, he..he.. Tak apalah, mudah-mudahan makin lama akan makin mencintai.Mereka datang tanpa didampingi guru, sehingga ikut aku bergerak ke setiap ruangan. Mereka sibuk menanyakan di mana tempat penyimpanan Bendera Pusaka. Setahuku Bendera Pusaka itu disimpan di Tugu Monumen Nasional.
ini museum yang paling menyedihkan buat saya.. museum dalamnya sangat kaya informasi dan menarik untuk dikunjungi. Tapi kalau mau kesini dari depan banyak banget orang jualan, jalan masuk hampir tertutup dan macetnya tidak karu karuan.. siapa coba yang mau kesini kalau sudah begitu..
Memang di trotoarnya banyak pedagang barang bekas
Tapi Justru banyak orang asing yang rajin datang ke sini, apalagi ada kursus membatik
Mba Monda hebat , tahu acara-acara di museum-museum. Saya yang beberapa kali lewat tanah abang belom pernah tahu museum ini malah. Tapi emang di sana semrawut banget sih Mba. Jadi ga ngeh kalo ada museum di sana.
Klo aku taunya cuma padar blok A tanah abang.. hehehe
sama. museum ini salah satu museum yang syaa sendiri penasaran dimana letaknya. ke tanah abang sering banget. tapi ga pernah tau lokasinya.
pengen datang langsung melihat kain tenunnya.
lokasinya ini tak jauh dari stasiun Tanah Abang,
dari stasiun bisa jalan ke arah pasar, ada jembatan belok kanan, letaknya di sebelah gedung Indonesia Power
kalau dari perempatan Slipi Palmerah terus aja menuju Tanah Abang. Angkot dari Palmerah lewat sini
Hasil Tenun khas Toraja memang sangat indah, meski saya belum pernah melihatnya seara langsung tapi saya berkesan melihatnya di layar kaa 🙂
saya belum pernah kesana…
pasti bagus2 batiknya, batik toraja kan memang khas dngan motif2 yg berani dan unik tentunya
Oh ini bukan batik, batik kan mewarnai kain yang sudah jadi,
menenun ini membuat kain dari ribuan helai benang
pamerannya bagus, tiketnya juga gak mahal.. sayang pengunjungnya gak banyak ya mbak
banyak juga kok, sebelumnya ada rombongan dgn dua bis,
dan hari itu juga ada ibu2 dari Wastraprema, pengoleksi kain adati yg datang
bisa belajar membatik di sini mbak, bagus buat anak2
kl nanti datang ke sini cek aja websitenya,sering ada pameran spt ini
ehm..ehm makanya 6 murid saya gak masuk sekolah kemarin, eh ternyata bareng tante Monda main ke museum tenun ya hehe
Saya gak habis pikir tante, kok telaten banget ya orang menenun itu. merubah benang-benang yang ribet menjadi sebuah kain yang indah.. Gak heran wis kalau kain tenunan itu emang mahal
nyariin anaknya ya uncle guru..?
katanya udah pamit tuh…
hi..hi…iaya emang mahal… tas kecil dari kain tenun aja udah seharga 6 ratusan …ndak jadi deh
Indonesia begitu kaya akan kerajinan ya jeng, aneka batik, aneka tenun,aneka sarung,dll. Tenun Toraja belum punya, kalau kain ulos dan songket sudah punya.
Terima kasih infonya
Salam hangat dari Surabaya
memang cantik2 banget pak de…ngiler lihatnya he..he….
sementara baru cuci mata dulu aja deh
belum pernah datang kejakarta, jadi gak tau ini pasnya dimana, heheee…..
karya anak negeri ini ya mbak…..
kain bagus ya kak Monda.. kok jauh kali kakak ke jakarta nengoknya?
Saya rasanya paling kasihan saat melihat orang menenun. Pasti capek banget deh…
Apalagi bila banyak banget variasi polanya…
Cool banget ya museum, masih ada yang bayar cuma 500 perak, mihihihi~
Mbak Monda, Sabtu kemarin nggak sempat mampir ke Grand Indonesia ya?
iya Olive, sayangnya aku baru tahu acara ini Jumat sore dari status FBmu, akhir pekan ada acara di sekolah anak jadinya nggak bisa datang, sayang banget,
[…] Yuuk..ikutan ke Museum Tekstil. Foto di atas kuambil saat pameran wastra Toraja berjudul Untannun Kameloan, September 2013. Ibu Erni, penenun asal Toraja ini sedang menenun selembar selendang […]