Kita ikut Teawalk di Gunung Mas hari Sabtu pagi, itu bunyi sms dari ibu bos di awal bulan kemarin. Dapat berita ini antara senang dan nggak. Rasa senang karena akan ada selingan kunjungan ke daerah hijau. Dari dulu nggak bisa lihat perkebunan teh nganggur, pasti mampir buat foto-foto. Antara lain seperti di kebun teh Kayu Aro, Sumatera Barat dan di Ciwidey. Selain senang tetapi juga agak sedikit rasa khawatir. Kesehatan kaki dan sendi agak terganggu beberapa minggu lalu, dan belum pulih sempurna.
Pertama kali ikut teawalk sudah hampir sepuluh tahun yang lalu. Tentu kondisi fisik dahulu dengan sekarang ada perbedaan ya, apalagi ditambah sudah semakin jarang ikut olahraga. Jangan takut duluan ah kataku menyemangati diri sendiri, kok mau kalah sebelum bertanding?
Teawalk, olahraga dan jalan santai di area perkebunan teh. Perkebunan teh itu kan hijau sejauh mata memandang dan pasti udaranya segar karena terletak di dataran tinggi. Suasana hijau seperti ini nih yang selalu kurindukan bila sudah lama tak berlibur. Lokasi agrowisata dan teawalk ini di perkebunan teh milik PT Perkebunan Nusantara VIII, di Gunung Mas (800-1200 m di atas permukaan laut). Jaraknya lebih kurang 80 km dari Jakarta. Tepatnya lokasi di jalan raya Puncak km 87.
Di kompleks agrowisata ini tersedia penginapan berupa pondok-pondok yang terbuat dari kayu kelapa. Asri sekali. Sayangnya susah sekali mendaftar ke sini. Kalau ingin pesan tempat harus pesan berbulan-bulan sebelumnya. Laris manis ya. Selain ada penginapan, kafe, pengunjung juga bisa melihat proses pengolahan teh di pabriknya.
Rute teawalk ada beberapa jarak, kami hanya ikut di jarak terpendek saja, 4 km. Start dari lapangan tempat berkumpul, kami mengikuti pemandu. Kami dibawa jalan menuju perkebunan melewati rumah-rumah pegawai di mana jalannya diperkeras dengan batu-batu. Cukup sulit juga melangkahkan kaki di atasnya. Seolah-olah seperti berjalan di batu refleksi. Setelah melewati perumahan, barulah terlihat hamparan hijau pohon-pohon teh. Pagi itu tak terlihat para ibu pemetik teh.
Jalan mulai agak menanjak, mula-mula langkahku sih masih tegap dan teratur, namun lama kelamaan mulai nafas ngos-ngosan. Ketahuan tak pernah olahraga, terlihat nyata perbedaan kondisi fisik dibanding sepuluh tahun lalu. Mau berhenti malu he..he… Jadi harus pakai taktik dong, pura-pura potret pemandangan. Kalau tak sanggup lanjut tak apa kok, ada team kesehatan yang siaga. Selain itu ada ojek motor ngetem di beberapa titik, siap untuk melakukan evakuasi peserta yang mengalami gangguan kesehatan. Untunglah semua anggota rombongan kami bisa tetap bertahan sampai garis finish.
Acara teawalk selesai, demikian juga beberapa macam pertandingan tapi jadi ada persoalan baru. Kendaraan kami tak bisa turun ke penginapan di Hotel Seruni Cisarua. Ini disebabkan di jalur ini ada sistim buka tutup jalan. Mulai jam 9-11 hanya dibuka jalur naik. Akhirnya dapat informasi ada jalan pintas. Untuk kembali ke hotel kami pakai jasa tukang ojek menunjukkan jalan tersebut melalui kebun dan perkampungan. Jalur Gunung Mas – Cisarua kami membayar Rp 100,000,-
horeee… MS berhasil sampai finish..!!!
senang sekali jika sempat teawalk.. aku malah gak pernah lho kak, selama ini cuman maen ajah sambil foto2..
berusaha finish mak, itung2 ajang latihan sebelum menjajal Janjang Koto Gadang
uhuyyy.. tantangan berikutnya serem juga.. wkwkkk..
kakak past bisa, janjang koto gadang mah pendek.. palingan klo gak kuat dipapah om abang dan danto.. 😛
Ke tempat saya Mbak, bisa tiap saat tea walk … :D.
iya itu Parongpong masih bikin penasaran euy….., kapan ya ….
Foonya cantiiiik, barisan warna-warni di hamparan hijau.
Prok prok lulus hingga finish ya mbak.
Beberapa kali ke gunung mas, jalan ke tengah hamparan ngulik secongkel tanah jalan lagi ke kali kecil ambil seampul air, etapi itu mah ngebun bukan teawalk hehe….
Salam
nah ngulik2 tanah itu udah lebih dari 14 km mbak , mau ke sungai kecilnya aja kan jauh di tengah2 kebun,stamina masih oke ya mbak
jalan-jalan seger ya bun
alhamdulillah, mbak
semoga suatu saat kesampaian ya
seger ya bu teawalk dengan udara sejuk dan pemandangan alam plus kabut 🙂
hati seneng badan sehat klop 🙂
seneng biarpun pake ngos2an he..he..
Dulu pernah sih teawalk di Kayu Aro, kalau di Gunung Mas ini malah belum pernah. Padahal lewat situ juga sering..
Perkebunan Kayu Aro itu luas banget ya, aku cuma foto2 aja di situ
Aaaahh…jadi kepengen teawalk, seandainya bisa teawalk tanpa harus melalui macet sebelum/sesudahnya ya Bun *ngayal*
he..he..bisa dong rin…, teawalk di Parongpong
Wah bu makasih dah nyeritain ttg Gunung Mas ini
Rencananya saya mau ngajak gathering karyawan januari ini, dan Gunung Mas menjadi salah satu calon lokasinya 🙂
wah.. pasti pada seneng deh kang main di kebun teh…
Wuih mbaaaak, senengnya!
Saya belum pernah nyobain jalan-jalan di kebun teh lo, mbak…padahal sebenernya saya pengen banget. Asri, udaranya nyaman dan pasti minim polusi…
🙂
teawalknya ke Parongpong aja mbak yang dekat …
Ternyata ada istilah teawalk ini ya bun.. baru tahu aku 😀
he..he..iya Niee..,malah orang banyak yang lebih senang nulis jadi “tiwok”
Ke kebun teh selalu menyenangkan buatku,mbak… bahkan saat kesana dalam rangka kerja..hehe…
kebun teh Pagilaran …cantik banget ya
[…] buktinya bis bisa masuk dengan mulus. Oh ya, menuju ke hotel ini bisa lewat jalan pintas dari area Tea Walk di Gunung Mas. Saat itu jalan turun dari Gunung Mas sudah diberlakukan buka tutup, sehingga rombongan tak bisa […]