Hari ketiga wisata baralek di Ranah Minang. Rombongan kami menuju Tarusan Kamang. Lokasi ini atas saran dari uda Hendra, saudaranya tuan rumah, mak LJ. Uda Hendra yang akan mengantar kami berkeliling selama di Bukittinggi. Obyek Tarusan Kamang ini ada di kampung halaman si uda. Oh ya rombongan blogger ini sudah berkurang, kini hanya ada Titik, Inon, Fariz dan tentu saja diriku, karena bunda Lily sudah kembali ke Jakarta pada pagi harinya.
Mengenai Tarusan Kamang mak LJ sudah pernah bahas mendalam di blognya. Cerita uniknya waktu itu membuatku sangat takjub. Akan diajak ke talaga ajaib itu membuat kami jadi makin penasaran. Ketika kami bilang rencana mau ke sana kata mak LJ sebaiknya nggak usah. Kata beliau lokasinya sih biasa saja.
Kenyataannya para blogger dari berbagai kota menganggap pemandangan di sini sangat luar biasa. Lain daripada yang lain. Keindahan telaga desa ini sangat alamiah tanpa polesan kekinian. Tak ada dekorasi hati, tak ada jembatan berhias, tak ada tiket masuk. Danau Tarusan Kamang ini belum dikelola untuk pariwisata. Danau ini hanya seperti sebuah tempat di sebuah pojok yang ada di desa tempat anak-anak bermain.
Penampilan Danau Tarusan Kamang ini adalah sebuah telaga kecil yang dikelilingi lapangan rumput hijau cukup luas tempat warga desa menggembalakan ternaknya. Banyak kerbau milik warga desa diikat untuk merumput di tepi telaga. Di pojok lain ada beberapa buah kandang kerbau beratap seng. Bahkan aku bisa lihat langsung bukti simbiosis mutualisme diari pelajaran Biologi dulu, kerja sama saling menguntungkan antara kerbau dan burung jalak.
Namanya pun lahan penggembalaan ternak sudah pasti ada setumpukan kotorannya di sana sini. Harus lihat dengan teliti dan melangkah hati-hati supaya tak terjadi tragedi terinjak ranjau. Tapi, pemandangannya indah nian lho. Warna hijau rumputnya itu segar banget, seperti hijau rumput di halaman rumah yang dirawat dengan seksama. Mirip juga dengan kehijauan lapangan golf tetapi dengan jenis rumput berbeda. Tak heran ya ternak kerbau tampak gemuk dan gagah karena makanannya berkualitas.
Lokasi Tarusan Kamang
Danau Tarusan Kamang terletak di Jorong Halalang, Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Danau ini berada di Bukit Barisan, kira-kira berjarak 14 kilometer dari kota Bukittinggi.
Keunikan Tarusan Kamang
Tarusan Kamang ini terbilang unik karena menurut warga air danau bisa datang dan pergi tak kenal waktu. Bila di telaga tak ada air, yang tinggal hanya berupa padang rumput hijau. Tak diketahui kapan air akan susut atau naik. Saat musim panas pun air bisa tinggi, lalu menyusut tanpa diketahui mengalir ke mana.
Kala telaga sedang kering, ikan-ikan yang hidup di danau banyak terperangkap dalam tambak-tambak yang sengaja dipasang warga. Ada beragam jenis ikan di sana seperti salah satunya ikan pantau yang menjadi ciri khas danau ini.
Selain telaga, di daerah Kamang ini juga banyak gua-gua kapur yang indah. Dari kolom komentar ada yang menambahkan, di sini ada ngalau Kamang, ngalau Tarang, Tarusan Mumbuang (tarusan kecil) yang keunikannya sama dengan Danau Tarusan.
Menurut Wikipedia Danau Tarusan Kamang berhubungan langsung dengan sungai-sungai yang terletak di bawah tanah karenanya muncul fenomena unik, air bisa tiba-tiba mengisi telaga. Prof. Handang Bahtiar, ahli geologi, yang pernah melakukan penelitian mengatakan danau ini terdapat di zona patahan Sumatera bagian timur, sehingga menjadi salah satu alasan air datang dan mengering. Di sini pun ditemukan batuan kapur (gamping) yang biasanya terdapat di daerah pantai.
Selain kami saat itu hanya ada beberapa orang pesepeda saja. Eh ternyata mereka dan si uda sudah saling mengenal. Lumayan jadi bisa pinjam sepeda untuk property foto ha.. ha…
Di tengah telaga ada perahu kecil. Seorang pemancing tampak asyik mengail ikan. Tak jauh darinya ada satu keluarga itik yang sedang berenang-renang. Betul deh pemandangan yang indah sekali.
Semoga foto-foto di sini bisa mewakili keindahan Tarusan Kamang. 3 foto terakhir ini dari Iphone punya Titik.

Lapangan rumput hijau dan datar ini cukup luas. Rumputnya pendek rapi seperti dipangkas dan tanpa ilalang. Bisa banget dimanfaatkan untuk lahan berkemah. Makanya senang sekali lompat-lompat di situ he.. he.. Blogger sepuh coba ikuti gaya lompat anak muda. Apa daya cuma mampu melayang beberapa sentimeter saja dari atas tanah. Di latar belakang lapangan rumput ini dipagari oleh bukit-bukit kecil yang menghijau juga. Pemandangan yang sangat memanjakan mata. Cantik sekali.
Selain fenomena telaga Tarusan Kamang yang unik, di desa sini masih banyak rumah dengan bentuk bagonjong sederhana. Rumah-rumah bagonjong dengan atap melengkung berujung runcing ini polos tanpa ukiran hias warna-warni. Kami berhenti di depan salah satu rumah tersebut. Ternyata ada pemiliknya di depan rumah, seorang ibu tua cantik berkulit kuning mulus. Ketika minta ijin untuk foto rumahnya, beliau malah mempersilahkan kami masuk.
Tentu saja undangan masuk ke dalam rumah bagonjong ini tak ditampik. Apa lagi sebetulnya ada hasrat terpendam ingin merasakan menginap di rumah adat suku Minangkabau, barang semalam dua malam.
Rumah bagonjong ini memakai bahan kayu, terlihat sudah berusia. Walau polos dari ukiran, tetapi ada sedikit lekukan hias. Bentuk tangga rumah yang disemen khas seperti rumah panggung di beberapa daerah lain di Sumatera. Di sebelah kanan pintu masuk ada tangga ke bawah menuju dapur dan sumur. Kami diajak ke ruang tengah yang terletak di sebelah kiri pintu masuk. Kami duduk di atas tikar dan bertukar cerita di sana.
Si ibu yang sangat ramah ini bercerita mengenai rumahnya yang dibangun tahun 1959. Tentu Inon yang lebih banyak angkat bicara dalam bahasa Minang. Sang Ibu pun tak segan menunjukkan kamar-kamarnya yang hanya cukup memuat satu buah tempat tidur besar. Lemari lainnya diletakkan di ruang tengah.
Ibu ini rupanya mengingatkan Inon pada almarhumah neneknya. Si ibu terkaget-kaget dan tentu kami juga, ketika Inon minta ijin menciumnya bertubi-tubi. Hanya singkat perbincangan kami tapi sangat berkesan. Kami tinggalkan desa cantik ini dengan kebahagiaan melingkupi hati dan perasaan. Perjalanan yang sangat menyentuh hati.
Apakah ada yang tertarik mengunjungi wisata Sumatera Barat yang satu ini? Sebuah keindahan dan keajaiban alam Danau Tarusan Kamang yang bisa menghilang, rasanya hanya satu-satunya di Indonesia, cmiiw.
mba, ini deket ama kototabang ga?
wah .., aku belum pernah dengar Kototabang, nunggu aja deh komen dari blogger Bukik
iya deketan, kak.. kototabang itu di magek.. mari kita gali informasi dari faris yang asli sana.
Bunda monda kurang tinggi loncatnya 🙂
ha..ha…, iya emak2 nggak kuat loncat setinggi anak muda
Seperrinya disana alam nya sangat terawat..saya suka pemandangan seperti ini tidak seperti di kota yang banyak polusi,pencemaran lingkungan,dll
Mbak Monda kok sering banget sih ke Bukik, lama-lama saya ngiri deh hihi..
Mbak Sumatera itu danaunya banyak banget ya, yang terkenal aja pemandangannya bagus, apalagi yang belum terkenal seperti Danau Tarusan Kamang ini..
Oya Mbak yang rumah bagonjong itu meskipun polos tapi kalau bangunnya sekarang termasuk mewah lho, kayunya itu yang bikin mahal. Duh kapan ya aku bisa datang ke kota ini.. 😀
baru dua kali kok ke Bukik, he..he…
tapi ceritanya bisa banyak
iya rumah kayu itu sekarang mahal banget
Keelokan Tarusan Kamang memikat mBak Monda dkk.
Rumah bagonjong dengan lantai panggungnya indah mBak, apalagi keramahan penghuninya.
Salam
iya mbak Tarusan Kamang itu sederhana tapi cantik banget..
Saya pernah ke sini saat masih SMP, Mbak. Rumah temanku dekat terusan kamang itu 🙂 Pemandangan di sana memang luar biasa indah apalagi dari atas bukit di sisi terusan…
Duuhh.. Pengen ke sana lagi…
sayangnya kita nggak naik ke bukit situ ya…, kalau punya waktu banyak mau deh naik ke bukit dan lihat2 guanya
btw, kuta juga lewat depan smamu Wi..
Pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk mampu membuat kita fresh setelah sebelumnya sibuk dg rutinitas sehari-hari ya?
Kayaknya aku sudah lama banget gak ke danau nih.
peralihan dari suasana hiruk pikuk ke suasana desa yang tenang sangat menyenangkan
DI foto paling bawah itu, ada gambar seorang ibu. Apakah ibu itu yg terkaget-kaget karena dihujani ciuman? hehehe
iya beliau itu orangnya
Hahaa….. aku juga terkagum-kagum lihat kerbau. Lihat badannya besar dan gempal begitu.
kerbaunya anteng aja difotoin gadis2 cantik
di sini juga bisa lihat kerbau dan burung yg simbiosis mutualis, spt contoh2 di pelajaran ipa dulu
mendung gitu aja pemandangannya bagus banget, gimana kalo cerah yaah
ya…, yg moto nggak jago nih..
keindahannya masih alami.., suasana pedesaan
Saya merinding lihat pemandangannya Mba Monda.. Indaaaaaaah. SUBHANALLAAH!! Keinginan jalan-jalan benar-benar menyerang kalo lihat poto-poto tempat yang belom pernah saya kunjungi memang..
alam kita emang cantik ya…
beda banget sama pemandangan kota, bikin hati jadi adem
wah bagus banget ya kak pemandangan alam nya di danau. Asyik juga ya bisa buat merenung sejenak disana 🙂
he..he..iya Rin, merenung sambil mandang kebo
air danau bisa datang dan pergi tak kenal waktu …
Wah antik juga ya Kak …
Saya belum pernah ke sini nih …
Salam saya Kak
(12/2 : 12)
tempatnya memang terpencil oom
membayangkan ke danau ini ketika sepi, untuk merenungkan sesuatu 🙂
mau merenungkan apaan sih?
Gak kebayang, lagi enak2nya jalan eh nemu jekpot.
Danaunya adem ya, Bund. Mengitari danau degnan kapal gak, Bund? Silir2! 🙂
wk..wk..jekpotnya gede lho
nggak naik perahu Idah, udah ditunggu bundo makan siang di rumahnya
[…] Cerita Jalan ke Tarusan Kamang ada di sini […]
iseng nyari nyari info tarusan…nyasar kesini… baca bca itu foto terakhir .. rumah keluarga ayah saya.. dan nenek tua itu mak tuo saya..saudara tua ayah…
waah…, nggak nyangka, dunia yg sempit ya Hafizh
mak tuo ini ramah banget, dan cantik pula
kami sangat terkesan pada beliau
sampaikan salam kami ya, kalau bertemu neliau, silahkan kalau foto ini mau diserahkan
yerima kasih ya
[…] cerita unik dari perjalananku ke Tarusan Kamang. Aku dan teman-teman blogger mampir ke sebuah rumah bagonjong. Kami diajak masuk ke dalam, minta […]
Di daerah sana juga ada ngalau Kamang, ngalau Tarang, Tarusan Mumbuang ( tarusan kecil ) yang keunikannya juga sama dengan Danau Tarusan.
Hehe
[…] ke Ranah Minang pastinya tak dilewatkan wisata kulinernya juga dong. Setelah berpuas-puas main di Talaga Tarusan Kamang, tujuan selanjutnya makan pical di Pasar Pekan Kamis yang tak jauh dari sana. Katupek Pical itu […]
Berkali-kali ke bukittinggi lebih tertarik ke puncak lawang, kapan2 pengen ke sini kak Monda 🙂
Puncak Lawang pun luar biasa bagusnya ya…., tapi sudah lebih banyak dikenal
semoga nanti terkesan juga dengan Tarusan Kamang
Sekalian ke banto royo kak nanti hehe
langsung googling dan ngecek ke youtube..
obyek baru ya..
nah kontras lah kedua tempat ini, yang satu alamiah (mudah2an masih) dan satunya kekinian banget
Pemandangannya cakep banget
Ini Telaga unik ya, jadi pengen ke sini deh
Duuuh Indonesia itu cantik di setiap sudutnya
Dari Sabang sampai Merauke adaaa aja tempat cantiknya
keren dan unik2 ya wisata di tiap daerah itu.. jadi nggak akan bosan berkeliling
Tempatnya tenang banget ya mba. Jadi pengen kesana juga. Paling suka liat angsa nya itu lho. Cantik banget. ❤️
tenang banget memang, hanya sesekali kedengaran suara kerbaunya
Wahh ini tempat saya biasa ngabisin waktu tiap akhir pekan bareng teman-teman kuliah mas
hahaha
ahhaaa…, coba ceritakan lebih detail di blogmu ya..
eh.. kok mas.., emak2 lho adminnya.. he.. he…
Waah..airnya bisa menghilang sendiri?Unik juga ya…walau tempatnya biasa, tapi justru menampilkan pemandangan asli. Sayang waktu Saya ke Bukuttinggi dulu ga tau kalo ada tempat ini. Jadi kangen Bukittinggi deh.
tempat ini rasanya juga belum lama dikenal orang, mungkin setelah foto2nya tersebar di medsos baru mulai ramai
Udah lama banget Saya ke Bukiitinggi, dan selalu kangen bisa kesana lagi. Gak puas-puas deh menikmati keindahan alam, keramahan dan kulinernya yang menggoda selera. Sayangnya Saya gak tahu tentang danau atau telaga kamang ini. Unik juga ya..airnya bisa datang pergi sesuka hati.
tandanya musti balik lagi ke Bukittinggi mbak Hida
Duuuuh Adele banget telaganya all.. alami. Saya suka yg masih alami begini Tanpa polesan hati atau apalah2 yg kekinian skrg itu…
Wisata Sumbar cakep ih.
lama2 bosan ya dengan wisata kekinian dengan segala macam dekorasi itu..
Tarusan Kamang ini yah seperti sebuah tempat di kampung aja sih.. tapi ya itu malah bikin suka
Viewnya syahdu banget ya mbak, kebayang suhunya pasti sejuk banget.
lumayan sejuk, karena masih di daerah perbukitan
Jeder belum pernah ke tarusan kamang, padahal ini konon tanah leluhur juga ninik mamak yg dr lasi bukittinggi, semoga kalau pulang ke kampung bisa mampir kesini
kalau uni Ray yang datang ke sini pasti foto2nya bakalan cantik2 banget
Wow…airnya bisa datang dan pergi. Engga bilang-bilang lagi. Ternyata ada sungai di bawah tanah yah.
Asyik banget mba Monda pas ke sana ada airnya. Gimana kalau zonk, pas surut…
Btw…ikan asli dari Danau Tarusan Kamang enak gak ya?
ikan aslinya katanya enak mbak, biasanya digoreng
Aku dulu ke sini naik motor lho Mba Monda, dari Bukittinggi, hihi. Pas udah mau pindah Jakarta sengaja nyempetin gitu. Bagus banget ya Mba 😀
oh Nia itu asal Bukik toh..
Bukittinggi itu kaya banget obyek wista.., apa aja ada, kecuali laut he.. he..
Sebagai orang yang lama tinggal di hiruk pikuknya kota, saya kalau melihat taman yang hijau dan kolam aja sudah girang banget buat foto-foto.
apalagi yang masih alami dan asri macam Tarusan Kamang ini.
btw, saya penasaran sama si ikan pantau nya, enak gak sih?
kayaknya enak makan ikan pantau sembari menikmati pemandangan adem di depan mata gitu deh.
nggak nyobain ikan pantaunya mbak, tapi ikan ini cukup populer di sana
Subhanallah..cantiknya danau ini ya mba.
Kalau aku justru suka dg kecantikan alam yg asli seperti ini, agak malas kalau sudah dihias-hias hehe..
Semoga saya bisa kesana juga suatu saat nanti.. Aamiin..
Bukittinggi ini memang kaya obyek wisata, hampir2 lengkap deh di situ..
aamiin, semoga suatu saat bisa ke sini mbak
wah kayanya seru ya kalo lagi surut jadi padang rumput luas yang hijau. seru juga nih kayanya.
seru banget deh
Unik banget danaunya. Bisa menghilang dan muncul lagi tanpa bisa diprediksi. Tapi aku lebih terkesan sama kisah terakhir, saat main ke rumah bagonjong. Duhhh beneran pengen ikut nyobain juga rasanya menginap di sana kalau boleh.
nah iya nih..
satu yang kurang dari obyek wisata Minangkabau, belum pernah tau ada rumah bagonjong yang dijadikan homestay
Wah, unik banget ya. Apa pernah air menutupi seluruh telaga sehingga tidak ada lagi daratan untuk dipijiak?
Memang terkadang orang sana itu berpikir tempatnya biasa saja, padahal buat orang kota, tempat seperti Danau Tarusan Kamang ini ya luar biasa bagus 🙂
iya kan bosan ya liat obyek yang dicakep2in.., pengennya yang natural aja
Setuju. Aku jg lebih suka alam yg natural, nggak dihias-hias dan kebanyakan properti.
Kaya danau ini, cakep.
tempat ini seumpama gadis remaja yang belum kenal make up, cantik dari sononya
Terima kasih loh udah nulis ini. Saya baru tau soal Tarusan Kamang iko
terima kasih kembali Aip..
memang kayaknya pas banget ini dishare ulang untuk para traveler
Pemandangannya memang cantik mba, pengen banget bisa ke Sumbar, semoga ada rezeki dan kesehatan bisa lihat langsung rumah gadang yang asli .
aamiin… semoga bisa tercapai keinginan jalan ke Sumatera Barat mbak
Unik, bisa hilang dan datang lagi. Kalau di kami pasti bakal dikaitkan sama hal hal mistis tuh. Hehehe…
Penasaran jadinya kalau air surut air menghilang jadi gimana penampakannya
eh iya ya mbak…, sebagian masyarakat masih suka bikin cerita misteri versinya sendiri, padahal mah kalau mau bisa dilihat dari penjelasan ilmu pengetahuan
Rancak bana pemandangannya uni eh kak Monda. Hahah
ha.. ha.. iya..
pernah lihat foto2nya di internet .. memang kerennnn
kadang bagi orang daerah atau orang sana .. dianggap biasa saja .. tapi bagi kita yang orang kota .. view-nya amazing 🙂
Saya juga menyerah deh kalau disuruh loncat-loncatan. Lihat lamapangan rumput luas begitu, enaknya buat gogoleran hehehe
saya dua kali ke padang, tapi belom pernah ke sini..
Saya pernah dinas di Payakumbuh hampir 3 thn,Payakumbuh Bukittinggi hanya berjarak sekitar 1 jam, tapi saya belum pernah ke sini (tarusan kamang)
unik banget ya mba airnya bisa datang dan pergi ga kenal waktu 🙂