Judul Buku : Srikandi Ngedan
Karya : Guskar Suryatmojo
Penerbit : Halaman Moeka
Dari judulnya sudah bisa ditebak buku ini berkisah tentang pewayangan. Tetapi jangan bayangkan ceritanya kisah baku yang biasa dibawakan oleh ki dalang dalam pertunjukan wayang kulit. Berbeda sekali, karena si pengarang mencampur adukkan kisah para ksatria dengan trend masa kini. Contohnya terbongkarnya perselingkuhan abadi Arjuna dan Banowati karena pesan-pesan mesra di hp terbaca oleh suaminya
Tak usah heran kalau Kyaine (nama alias si pengarang yang juga blogger senior) mampu merubah pakem wayang yang berasal dari kisah Mahabarata dan Ramayana. Sudah biasa lagee.. Karena dulu sekali saat aku masih sangat amat baru terjun bergaul dengan para blogger, beliau pernah minta para pembacanya melemparkan cerita dongeng. Ide cerita kemudian dirombak sedemikian rupa. Aku mengusulkan Mencari Putri Sejati, putri yang tak bisa tidur karena ada sebutir kacang di bawah kasur tebalnya. Oleh Kyaine yang kini menutup komentar di blognya dan punya prinsip no komen no krai, kisah ini dimodifikasi dengan memasukkan unsur-unsur guyonan dan ilmiah. Seruuu
Kisah wayang Jawa kukenal jaman SD, dari pinjam di perpustakaan. Komik wayang karya A. Kosasih ini begitu membekas bagiku. Ada perbedaan gaya Jawa dan India. Makanya ketika membaca ulang Mahabharata dan menonton filmnya yang asal India jadi rasanya mau protes melulu. Dalam hatiku bilang kan harusnya begini harusnya begitu.
Srikandi Ngedan membawa kenangan lama sekaligus dapat pemahaman baru. Aku sudah banyak lupa pohon keluarga para Pandawa dan Kurawa he..he.., jadi sering harus membolak balik halaman. Itulah untungnya baca buku. Baca di blog kadang kan suka malas cari-cari lagi nama tokoh yang pernah disebutkan.
Buku ini sudah kuterima lebih dari seminggu, tapi belum sempat baca. Pas akhir pekan mulai baca dan tak mau dilepaskan lagi, he..he… sampai tamat. Rasa bahasa Kyaine yang khas tapi suka guyonan mengalir lancar diselingi dengan istilah bahasa Jawa.
Cuma, masih ada yang mengganjal bagiku tentang perseteruan Kurawa dan Pandawa. Pakemnya sih memang beberapa kesatria Kurawa dan Pandawa itu sudah tahu takdir masing-masing akan tewas di padang Kurusetra tapi kok kayaknya pasrah saja tak mau merubah takdir. Atau aku yang salah tangkap? Mohon pencerahan dong ….
Tuuh…khan, mamih juga dah bilang, kalau baca buku Srikandi Ngedan ini, kalau belum tamat , belum dilepas…. 🙂
karena bikin penasaran khaaan…..hehehe…..
Kalau mamih sih nrimo aja deh, apa yang ditulis disana dan menikmati guyonan ala Kyane….. 🙂
Mudah2an Guskar segera mampir kemari, biar ilang tuh penasarannya Bunda Monda … 🙂
salam
hi..hi..iya mam..sampai dibawa2 terus itu bukunya, kapan sempat langsung dibaca
Dari berbagai pendapat yang pernah saya baca, perseteruan Kurawa-Pandawa yang sampai pada puncaknya pada perang Bharatayuda di Padang Kurusetra, adalah:
1. Atas perintah Prabu Jayabaya (raja Kediri) tahun 1157 Mpu Sedah menulis Kitab Bharatayuda, sebagai kritik atas perseteruan/perang sodara antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Jenggala, di mana keduanya sama2 Raja Kahuripan Airlangga.
2. Gara2 sikap Bhisma – sang perjaka tua itu, memenangkan kompetisi yang dilaksanakan oleh Raja Kasi dan berhak memboyong Trio Macan (Amba, Ambika dan Ambalika) ke Hastinapura. Namun Bhisma tak mau mengawini ketiganya. Penguasa Hastinapura selanjutnya tak ada hubungan darah dengan Sentanu – Setyawati selepas mangkatnya Prabu Citrangada. Kisahnya dapat dibaca di Mengawini Trio Macan atau di Abiyasa dan Ketiga Istrinya.
3. Akibat dendam Gandari. Syahdan, ada 3 gadis cantik yang naksir dan ingin diperistri Pandudewanata: Kunti, Madrim dan Gandari. Nah, Pandu ini kasihan pada Destarasta – kakaknya yang buta, yang tak ada gadis yang mau naksir padanya maka ia sodorkan ketiga gadis ini pada kakaknya itu untuk memilih salah satu untuk dijadikan istri. Karena buta, dalam menentukan gadis mana yang akan diperistri, ia tidak mendasarkan pada kecantikan wajah. Desta mendekati ketiga gadis itu dan mengangkatnya satu2. Ia memilih Gandari karena bobotnya yang lebih berat daripada Kunti dan Madrim. Gandari memang lemu, meskipun nggak ginuk2 amat. Nah, sikap Pandu yang seperti itu yg membuat Gandari tersinggung: aku bukan piala bergilir. Kesumat memenuhi rongga dada Gandari. Dendam harus dituntaskan kepada Pandu dan anak keturunannya.
terima kasih tambahannya Kyaine..
jadi versi Jayabaya memang sengaja dibuat, pakem ini yang akhirnya dipakai terus di kita
rasa terhina dan dipermalukan ditambah patah hati bikin dendam yang tak habis2..,
jadi pengen juga baca bukunya
*Lirik tumpukan buku yang masih terabaikan
hi..hi..iya.., sama aku juga masih curi2 waktu untuk baca buku nih
Pinjem bukunya mbak .. hehehe
xi..xi.., boleh aja…
Kalo menurut ku karena Pandawa berusaha merebut kerajaan yang seharusnya jadi milik mereka, Kak.. Sedangkan Kurawa mau ngeladenin karena selama ini Pandawa kan selalu ngalahin Kurawa. Sama-sama berjuang merekanya.. 😀
iya .., sebetulnya permusuhan saudara sepupu ini ada yg ngomporin sih..
berawal dari cemburu dan dendam generasi di atas mereka
Wuaaaah, Mba Monda bahkan dulu hapal pohon keluarga Pandawa dan Kurawa? Bapak saya dulu penggemar banget wayang tapi sayahnya (dulu) ga suka. Sekarang sih pengen baca dan pengen koleksi.
Kalo baca kurusetra jadi inget game online jaman kuliah dulu.
nggak hafal banget sih..
jamanku kan nggak banyak hiburan masa kecil jadi larinya ke perpus, ibuku kan pengurus perpus (semacam Dharma Wanita gitu)
jadinya pas beliau tugas jaga aku selalu ikut..
Buuuun, buku ini ada di tokbuk ga sih? Eh, mestinya nanya lgsg ke kyaine sih ya hihihihi. Aku kepengen bacaaaaa
buku ini self publishing Rin.., langsung ke linknya Srikandi Ngedan aja ya
Srikandi Ngedan membius pembacanya ya mBak, gak kebayang proses meracik ceritanya ya. Kontekstualisasinya bagus banget, Kyaine emang teope begete hehe.
Kecintaan mBak Monda pada dunia Wayang terasa banget nih.
Salam hangat
mbak Prih juga sama jagonya
Limbuk yg lugu2 lucu dan mbok Cangik juga berhasil bikin aku terpesona
Terbaca dr reviewnya, bukunya gak ngebosenin.
Itu kacangnya bikin resah si putri ya, Bund. Hehehe
kejutan2 yg disesuaikan dgn trend masa kini yg juga bikin senyum2
apalagi Srikandi nyamar jadi Miss Candy yang suka ngimong something direnyah2kan…., jadi bikin ingat siapa .. hayoo
jadi penasaran pingin baca
kunjungi Padeblogan mbak, ada cerita Kartini setting masa kini, yang nggak kalah seru
Ngakperna paham sama pewayangan ini, jadi malu sebagai wong jowo tapi ngak ngerti cerita2 wayang 🙁
sebetulnya asyik lho cerita wayang itu.. coba deh
Aku suka wayang Monda, Mahabharata dan Ramayana. Seru deh kayanya baca buku ini, nanti aku minta beliin kakakku.
Udah baca Anak Bajang menggiring angin? Penulisnya Sindunatha. Salah satu buku favoritku, ceritanya tentang Hanoman dari dia kecil sampe lakon Hanoman Duta. Bagus.
aku belum baca Anak Bajang mbak..udah pernah baca resensinya..
ntar nyari ah..
kalau suka cerita folklore bisa coba La Galigo mbak, yang naskah aslinya ada di salah satu museum di Belanda
Sebetulnya aku sudah cukup lama mendapatkan buku ini, namun baru sempat membacanya beberapa hari belakangan ini.. Mengasyikan juga ternyata membaca lakon peyawangan itu ya Kak… 🙂
Oya, kalau tidak salah, Guskar juga merupakan nama beken beliyaw, bukan nama asli, hehe..
Aduh mbak Monda, saya malah nggak ngerti cerita wayang sama sekali…mungkin dulu belum tertarik, karena seingat saya, di rumah juga ada buku cerita pewayangan yang dibelikan orang tua saya buat dibaca-baca…alamak, sekarang nyesel deh!
🙁
bisa belajar suka wayang mulai sekarang kok mbak
[…] hanya sedikit sekali, yaitu buku-buku karya teman-teman blogger seperti karya Kyaine Guskar ( Srikandi Ngedan), Bunda Lily, Orin, dan Mechta. Aku juga menamatkan buku Situs Gunung Padang, Misteri dan Arkeologi […]
[…] buku kedua karya Kyaine Guskar yang kutuliskan di blog setelah Srikandi Ngedan. Ada 4 buku beliau lainnya yang belum sempat kubagi di blog, he..he.. iya aku sudah punya semua […]
[…] tema. Masing-masing tema dibukukan tersendiri. Buku lainnya yang pernah tampil di blog ini yaitu Srikandi Ngedan. Tak seperti Srikandi Ngedan yang bisa mengundang gelak tawa, buku Kita Sangat Dekat Dengan Tuhan […]