Jalan-jalan ke berbagai tempat siap saja mendapat kejutan kecil, menyenangkan mau pun tidak. Surprise ini yang membuat perjalanan terasa lebih mengesankan. Kejutan kali ini adalah tak disangka ketemu sebuah situs lagi. Daerah kecamatan Turi di Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tak hanya dikenal dengan Agrowisata Salak Pondoh Sleman. Ternyata di kecamatan ini ada banyak kekayaan wisata. Petunjuk jalan menuju Agrowisata Salak seringkali berdampingan dengan plang arah menuju Situs Penampungan Turi.
Apa ya yang dinamakan Situs Penampungan Turi itu?
Kusangka tak akan sempat mencari tahu tentang obyek tersebut, karena hari semakin beranjak siang dan perut pun sudah minta diisi. Rencananya ke kebun salak pun hanya akan singgah sebentar. Siapa yang menduga Situs Penampungan Turi persis berhadapan dengan Agrowisata Salak.
Pemandu di Agrowisata Salak Pondoh bercerita bahwa di salah satu sudut kebun buah berduri ini pernah ditemukan arca dan berbagai artefak lain. Tak hanya di satu tempat. Banyak lagi ditemukan benda bersejarah di desa ini. Katanya itu sebabnya desa ini juga dikenal dengan nama lain desa candi. Dari dusun-dusun lain di Kecamatan Turi pun sering ditemukan benda yang sama.
Umumnya benda-benda kuno tersebut ditemukan tak sengaja oleh warga di ladang atau di lahan pertanian. Persis banget ya seperti cerita penemuan Candi Kimpulan di Kampus Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Situs Penampungan Turi dibuat agar benda-benda kuno tersebut tetap aman. Memudahkan pula bagi para ahli arkeologi untuk melakukan penelitian. Situs Penampungan Turi bukan satu-satunya lokasi penyimpanan artefak di wilayah ini lho, ada beberapa buah lagi. Googling saja dengan kata kunci situs penampungan.
Selepas jelajah kebun salak dan beli salak pastinya, melipir sebentar banget ke lokasi situs, walau dengan nada protes dari anggota rombongan raun termuda he.. he.. Hanya sempat membidik gambar satu dua petik. Makanya tulisan ini dibuat saja mana tahu ada jodoh bisa ke sini lagi, sebagai pengingat masih ada obyek yang bikin penasaran.

Situ Penampungan Benda Cagar Budaya di Turi ini menampung banyak temuan dari dusun-dusun di sekitarnya. Barang-barang peninggalan sejarah masa lalu itu diletakkan di ruang terbuka dan terkena panas dan hujan. Ruang terbuka ini ditanami rumput, diberi paving block dan landasan bersemen untuk peletakan obyek. Yang kulihat dari jauh ada yoni (simbol wanita), lingga (simbol pria), frgamen candi, arca Nandi yang agak gompel. Setelah browsing katanya ada 194 benda di sini selain yang kusebut yaitu ada antefik (hiasan bagian luar candi berbentuk segi tiga), hiasan Kala (berbentuk kepala rakssa), peripih , kemuncak dan lesung.
Nah, melihat banyaknya benda yang tersimpan di satu Situs Penampungan seperti Turi ini, kok aku jadi membayangkan ada kompleks candi besar di sini he.. he.. Semoga saja para ahli bisa segera menemukan jawabannya.
Membayangkan sejarah di pulau Jawa dulu sepertinya megah banget ya! Peninggalan-peninggalan seperti ini terus ditemukan!
asyiknya karena benda2 in ditemukan tak sengaja, jadi buat penasaran
Kak Mondaaaa… Kangen! Btw ada yang jual salaknya gak di dekat sini kak? Aku suka banget Salak pondoh!
pasti ada dong…, banjiiir salak
Saya masih kagum dengan adanya rumah penyelamatan yang satu ini, terus baca bahwa ada beberapa lagi di sekitarnya. Wah, perjalanan keliling Yogya bakalan sangat berwarna, nih. Terima kasih informasinya, Mbak. Hindu-Buddha pernah berkuasa dan jadi mayoritas di Jawa. Tidak heran peninggalannya pun demikian banyak. Hemat saya, dulu pasti ada banyak tempat ibadah di pulau Jawa, yang berupa candi atau sanggah pemujaan. Mungkin jumlahnya dulu itu kurang lebih dapat disamakan sebagaimana keberadaan masjid kini.
iya masyarakat kita sudah religius sejak dulu ya, tak heran banyak ditemukan candi..
ditunggu ya pengamatan detail dari Gara di beberapa situs penampungan
Bonus perjalanan ini namanya ya Kak.
Perjalanan dalam beda generasi dan kesukaan, memang harus benar2 bisa memanfaatkan waktu yg ada agar semua senang 🙂
kuncinya memang harus kompromi dengan semua anggota rombongan, sebisa mungkin bisa mendatangi sesuai kesukaan masing2
Bonus luar biasa dari agrowisata Turi mendapati situs purbakala dihadapannya ya mbak. Moga catatan ini menjadi bagian pegangan buat perunut situs. (Punten ya Adek…mama belok bentar hehe)
Wah stok pengalaman berkunjung Solo Yogya kemarin melimpah ya mbak. Trim banget bisa ikut nikmati postingan ini.
Salam
ya betul mbak.., ada banyak yang bisa diceritakan, makanya agak sulit juga mau cerita apa dulu he.. he.. sebetulnya bingung mau mulai dari mana,
daerah Yogya Solo itu begitu banyak obyek wisata, masih kurang juga waktu liburannya he.. he..
Bu Mondaaaa, ini gara2 smlm ngobrolin Situs Gunung Padang, trs liat postingan ini, jd mikir sih, jaman dulu itu sptnya bagus buat dicari tau yah, penasaran sm cerita2 jaman kuno deh 🙂
unsur penasaran itu yg buat sejarah makin menarik he.. he..
Menarik sekali. Kalau tak salah candi Borobudur dulu sekali juga pernah terkubur karena letusan gunung Merapi ya? Tak heran kalau sampai sekarang masih bisa diitemukan artifak bersejarah yang juga terpendam.
iya betul mbak, letusan Merapi banyak menutupi candi, perlahan2 mulai ketemu satu persatu
Aku ya Mba, setiap baca berita tentang penemuan situs, jadi suka ngebayangin klo mungkin beberapa ratus tahun nanti, bangunan2 yang ada sekarang akan menjadi situs yang ditemukan pada kehidupan selanjutnya kali ya. Hehehe
nah betul tuh mbak Wian,
Assalaamu’alaikum wr.wb, mbak Monda….
Semua penemuan tersebut membuktikan wujudnya kota-kota di zaman kuno yang buktinya bisa kita liat sekarang walau hanya cebisan sahaja namun budaya dan bangsanya pernah wujud untuk menjadi pengajaran kita. Untungnya mbak dan rombongan mendapat yang bisa dikongsikan. Jika tidak kita juga tidak tahu.
Salam manis dari Sarikei, Sarawak. 🙂
wa alaikum salam, iya kak sisa2 masa lalu itu layak dipelajari supaya kita tahu apa yg pernah terjadi dulu dan berharap kita tak mengulangi kesalahan yg sama
di daerah jogja sekitarnya memang banyak sekali peninggalan benda benda kuno, spertinya nanti akan lagi diketemukan “benda2” lainnya. Mudah2-an tidak jadi jarahan para pedagang benda2 kuno
iya itu harapan kita, tapi tampaknya sebagian besar masyarakat sudah semakin sadar benda bersejarah akan lebih bermanfaat bila diserahkan saja kepada yang berwenang
waaah…sejarahnya masih harus digali lagi yaaa…
iya … masih banyak yang harus dipelajari sepertinya mbak
waah bagus ya bunda
jadi benda benda bersejarah punya “rumah perlindungan”
aman.. gak dicuri oang ya
baru ngeh bun. Kalau penampungan itu bukan diletakkan ditempat aslinya ya. Namun dijadikan satu gitu
iya tempat penampungan sementara, mungkin mau dimasukkan museum udah banyak yg serupa