Rumah Pengasingan Bung Karno salah satunya terletak di Bengkulu. Bengkulu adalah propinsi di pantai barat pulau Sumatera, sekaligus nama ibukotanya. Propinsi ini sarat dengan peninggalan sejarah. Antara lain sisa-sisa peninggalan kolonial Inggris dan Belanda. Di antaranya Benteng Marlborough , Tugu Hamilton, Makam Inggris dan Tugu Thomas Parr. Bukti sejarah yang paling dikenal adalah rumah pengasingan Bung Karno yang diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda, tahun 1936-1942.
Beliau ini dalam perjuangannya pernah ditahan di penjara Banceuy dan Sukamiskin di Bandung. Karena dirasa masih sangat vokal, setelah bebas ia kemudian diasingkan ke daerah-daerah yang dulu aksesnya susah. Penyambung lidah rakyat Indonesia ini pernah dikucilkan ke Ende, Nusa Tenggara Timur. Kemudian dipindahkan ke Bengkulu. Satu lagi tempat pengasingannya yaitu di Muntok di propinsi Bangka Belitung.
Yuk lihat-lihat seperti apa rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu.
Kini rumah di daerah Anggut ini sudah terlihat cantik (Mei 2016) dibanding dahulu saat aku masih mukim di kota ini. Tentu karena rumah ini dirawat apik oleh Pemerintah Daerah yang menetapkannya sebagai Benda Cagar Budaya. Rumah dengan genteng dan awning merah, berdinding cat putih terlihat manis dan serasi. Pekarangannya yang luas juga tertata rapi. Rumah bersejarah ini selalu ramai pengunjung lho.
Rumah bergaya Eropa ini dibangun di awal abad 20. Bentuknya persegi panjang. Luas bangunan rumah hanya 162 m2, dengan ukuran 9 x 18 m. Rumah ini disewa oleh pemerintah kolonial dari seorang saudagar keturunan Cina. Pembagian ruangnya tampak ada teras depan dan ruang kerja. Di ruang kerja kini digantungkan foto dan denah bangunan yang dirancang oleh Bung Karno. Ilmu yang dipelajarinya di jurusan teknik sipil Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) bisa diaplikasikan di Bengkulu.

Dari ruang kerja ada pintu tembus ke kamar tidur Bung Karno dan istri, ibu Inggit Garnasih. Ada ranjang besi bertiang tempat tidur mereka saat menghuni rumah ini. Kamar lainnya adalah kamar putri angkat keluarga ini. Di kamar-kamar lainnya disimpan sepeda yang pernah dipakai Bung Karno, koleksi buku dan koleksi pakaian dan perlengkapan pertunjukan sandiwara milik kelompok tonil Monte Carlo. Di bagian belakang ada sebuah teras lagi.
Di sisi timur rumah utama ada sebuah bangunan terpisah, ciri khas rumah kolonial. Bangunan ini adalah ruang servis yang terdiri dari dapur, gudang dan kamar mandi. Di sini juga ada sebuah sumur yang ramai dikunjungi dan dipakai orang untuk cuci muka. Katanya punya mukjizat bikin awet muda. Wallahu alam.
Rumah Bung Karno dan bangunan-bangunan yang dirancangnya kini letaknya ada di pusat kota. Di foto kedua adalah Masjid Jamik. Masjid ini sudah ada sejak jaman Sentot Alibasyah. Panglima perang Pangeran Diponegoro ini juga diasingkan ke Bengkulu dan wafat di kota ini. Makam sang Panglima masih ada dan lokasinya pun tak terlalu jauh dari masjid, sekitar 10 menit berjalan kaki. Sayangnya makam ini kok kini jadi megah, jadi terkesan tak sesuai dengan ketuaannya.
Dua bangunan lain yang dirancang oleh Presiden pertama ini adalah rumah tinggal yang masih dihuni sampai sekarang. Letaknya pun masih terbilang di pusat kota. Sengaja aku mendatangi rumah yang tampilannya masih persis sama dengan foto dan denah cetak biru di ruang kerja Bung Karno. Tiga bangunan ini sekilas tampak mirip, karena bentuk atap limasnya sangat menonjol.
Rumah pengasingan BK masa itu tampaknya tak pernah sepi. Ada saja tamu yang hadir menyambangi. Para tamu adalah tokoh-tokoh pergerakan dan teman diskusi Bung Karno. Salah seorang yang sering berkunjung adalah orang tua dari ibu Fatmawati, yang kemudian menjadi istri BK.
Bung Karno juga orang yang senang berkesenian. Beliau membentuk kelompok tonil Monte Carlo. Latihan tonil (sandiwara) juga dilakukan di sini.
Salah satu orang yang pernah hadir di sana sempat kukenal, namanya pak Abdullah. Ada cerita unik soal nama. BK itu kan memang sering mengganti atau memberi nama indah kepada orang-orang yang di kenalnya. Pak Abdullah remaja itu sehari-hari dipanggil dengan nama kecil Wan Dullah. Wan untuk menyebut bapak. Bung Karno itu iseng juga, dia bikin pelesetan nama Wan Dullah menjadi One Dollar. Wan Dullah bangga dengan julukan ini dan selalu menceritakannya kepada setiap orang yang baru dikenal.
Rumah Bung Karno ini letaknya tak jauh dari rumah ibu Fatmawati. Bahkan bisa dibilang rumah Bung Karno itu di belakang rumah ibu, kalau memintas jalan. Jika ingin mendatangi kedua rumah terkenal itu, yang pertama datang haruslah ke rumah ibu, lalu di Tugu Hamilton belok kanan sudah sampai rumah BK.
Oh iya kalau mau bawa souvenir sebagai kenang-kenangan kunjungan ke tempat ini, di rumah ini dijual miniatur sepeda Bung Karno. Oleh-oleh khas Bengkulu lainnya seperti aneka penganan khas seperti kue bay tat, kue perut punai, lempok durian sampai miniatur alat musik pukul tradisional dol dan batik basurek. Semuanya itu bisa dicari di toko souvenir sekitar rumah bersejarah pengasingan Bung Karno ini.
Mbak Mondaaa…ay pernah kesini sama suami pas kbetulan suami ada dinas ke Bengkulu.
Sukaaaa banget dgn suasana di rumah ini. Ranjangnya, meja kerjanya, lemarinya, meja riasnya, sepedanya…ah, pokoknya semua serba nostalgia…
Makasih udah diingatkan lg tentang kenangan indah ini mbak…????
udah keiling Bengkulu ke mana aja mbak?
pergi ke rumah ibu Fatmawati juga mbak?
Kerasa bangrt bedanya di foto before after. Jadi bukti kalu benar-benar dirawat dengan baik. Semoga pengunjung pun juga bisa merawat ya, kadang ada yang iseng tuh coret-coret atau ngerusak koleksi
Masih bagus ya rumahnya. PAdahal udah lama.
kalau dirawat dengan baik, mudah2an masih akan terus bertahan puluhan tahun lagi
walau diasingkan tetapi bung Karno ttp berkarya ya, hebat.. btw rumah pengasingannya kece 🙂
terkesan kan ya mbak, rumahnya cantik banget
saya pernah berkunjung ke rumah bung karno di blitar, masih terjaga dengan baik sama seperti yg di bengkulu ini
kepengen juga deh suatu saat lihat rumah Blitar
Soal sumur di rumah itu yang kabarnya memberi mukjizat, agaknya jadi satu bukti lagi bahwa dalam beberapa sebab, spiritualitas Bung Karno memang sangat kuat wibawanya dan jadi panutan banyak orang, kendati cerita yang muncul setelahnya ada yang sedikit keluar jalur, hehe. Dan saya perhatikan, rumah-rumah rancangan Bung Karno itu umumnya punya bagian atap yang lebar ya. Apa sejalan dengan fungsi rumah sebagai pelindung dari hujan dan terik?
Memang Bung Karno itu bapak bangsa, kenangannya tetap hidup sampai kapan pun. Jadi makin kepengen ke Bengkulu setelah baca tulisan Mbak Monda yang ini, hehe.
Gara kalau ke Bengkulu titip lihat2 sisa benteng Fort York ya
aku baru tau info ini belakangan sih, nyesal juga ..
Langsung cek peta Indonesia liat Bengkulu letaknya di mana. Maklum udah lama banget gak belajar Geografi. Eh ternyata deket yak, jadi pengen ke sana beli souvenir sepeda.
aah … bisa aja deh mbak
Pengasingan tidak memasung kreativitas dan karya BK ya mbak. Daerah penugasan awal mbak Monda menumbuhkembangkan minat suka BCB. Salam
iya betul mbak, di Bengkulu ini kaya sejarah
wah menarik banget sih Mon, aku suka bgt ama cerita2 bung Karno deh. Dan itu sepeda, wuaaa mau banget beli :))
oh .. ngefans sama Bung Karno ya Feb
wah bener2 tipr rumah kuno yang baisa ditempati bung karno. Aduh aku jadi pingin ke bnegkulu nih
rumah model klasik begini masih tetap keren sampai sekarang ya.
Bentuk atapnya khas dan unik sekali ya Bun, senang deh kalau tempat bersejarah seperti ini terawat dan banyak dikunjungi. ????
bentuk atap seperti ini katanya yang paling cocok untuk daerah tropis, supaya air hujan gampang turun
Saya fokus lihat bentuk rumahnya. Kayaknya adem banget
aku suka model rumah ini.., ada teras depan belakang
asyik buat nyantai sore2
Ternyata saya pernah komen di sini. Pantesan perasaan pernah baca hihihi. Iya, kelihatan nyaman banget rumahnya, Mbak 🙂
Aku belum pernah kesinilah Mon…tempat persembunyian bung Karno yang di Danau Toba juga bagus banget..megah
eh ada ya tempat itu di Danau Toba
aku baru tau lho, coba2 cari info ah
trims ya Dewi
Menginspirasi kita agar terus mempunyai semangat meski diasingkan.
betul banget itu pak
jadi contoh bahwa kita tak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, makanya harus tetap berusaha walau dalam keadaan terpuruk
Bengkulu, propinsi yang belum aku datangi di Sumatra, padahal bersejarah ya.
mbak Lusi sudah pernah di Riau, aku belum pernah ke sana…..
pengen ke Siak dan Muaratakus he..he..
Aku suka sama bentul rumah Bengkulu, gayanya khas dan klasik. Aku belum pernah ke SUmatera Mbak,
Makasih sharingnya ya
kebanyakan rumah di kota Bengkulu masih model klasik dan tradisional mbak
cakep2 deh rumahnya
Seru juga ya jalan2 mengunjungi bangunan2 bersejarah yg pernah ditinggali oleh para negarawan kita. Tempo hari saya jg smpet ikut kegiatan tour sejarag napak tilas Soekarno di kota Bandung. Ternyata sejarah itu menarik dan bisa membangkitkan rasa cinta tanah air😍
iya .. sejarah sangat menarik untukku..
belum ada aja kesempatan napak ikut napak tilas Soekarno di Bandung, padahal kemarin tuh komunitas yg sering kukuti juga buat acara ke sana
sepedanya mirip banget aslinya, cantik ya
[…] rumah keluarga ibu Fatmawati hanya berjarak beberapa ratus meter dari rumah pengasingan Bung Karno. Mereka berdua menikah saat ibu Fat masih berumur 20 tahun, pada 1943. Kabarnya rumah ini […]
Bangunan bergaya arsitektur belanda memang menarik untuk dipandang, apalagi jendelanya. Asik banget. di Jogja juga banyak rumah bergaya londo yang dijadikan cagar budaya karena memiliki sejarah
selain cantik, kagum dengan bangunan tua itu karena kooh dan desainnya sesuai dengan iklim tropis, rumah jadi adem
Minatur sepeda bung karno klo pesan buat diluar Bengkulu hubungi siapa ya mbak?
aku nggak nanya ya kemarin bang..
mungkin bisa titip ke blogger Bengkulu aja
Wah, serunya bisa ke sini. Sekalian wisata plus belajar sejarah juga. Bung Karno memang presiden pertama Indonesia yang luar biasa. Ada masjid karya Bung Karno juga. Keren
alhamdulillah.., bangunan2 ini masih terjaga dengan baik
Duh Bengkulu..aku blm pernah sama sekali dan makin penasaran stlh membaca tulisan mba ini. Semoga aku bisa ke sana suatu hari nanti. Aamiin.. TFS mba Monda..jadi bisa melihat Bengkulu dulu nih..
insya Allah ada langkah bisa ke Bengkulu ya mbak
Aku pengen banget bisa berkunjung ke sini mbak monda, merasakan bagaimana BK dulu pernah hadir dan berkarya di sini walaupun sudah diasingkan..ah bersejarah banget inii, aku mau bawa bocah-bocahkuu
Bengkulu memang sarat obyek sejarah mbak…, bagus buat anak2 juga supaya kenal sejarah
Saya malah penasaran dengan sistem politik yang terjadi pada masa itu. Sewaktu pemerintah Hindia Belanda membungkam orang-orang yang vocal. Ternyata masih ada rasa manusiawinya. Tidak membunuh walaupun mungkin sebenarnya mampu. Bung Karno selain ke Bengkulu juga diasingkan ke NTT hingga Digul Papua. Nah apa yang membuat pemerintah saat itu takut untuk melakukan tindak pembunuhan ya? Apa ada hukum internasional yang mereka takuti?
Di Bandung pun ada rumah² karya Bung Karno. Sayangnya, ada yg cuma dipertahankan bagian depannya doang. Malah ada rumah kembar, yg satu atapnya dah kadung dibongkar. Hiks…
Aku pernah tuh ke Rumah Pengasingan yang di Ende. Kenapa ya…ada juga lho sumur di belakang, yg dipercaya airnya bikin awet muda juga…
nah itu salah satu yang bikin heran, seolah peninggalan BK itu ada tuah keramatnya …
Kenapa ya tempat-tempat macam begini, setiap kali ada sumber airnya (sumur, kolam ayau yang lainnya), selalu “dipercaya” memiliki suatu khasiat?
Bagian dalam rumahnya boleh difoto juga kan, mbak?
semua sudutnya boleh difoto… ngaak ada larangan sama sekali..
di bagian tertentu hanya dikasih tali pembatas saj
Sebuah saksi bisu sejarah yang mulai terlupakan. Sekarang ini banyak banget anak muda yang udah mulai lupa dengan sejarah asalnya.
kita berharap masih banyak anak muda yang peduli sejarah, semoga
Banyak juga ya tmpat bersejarah di Bengkulu… termasuk tempat pengasingan ini salah satunya. Senoga bisa kesampaian kesini..
iya di Bengkulu banyak peninggalan sejarah dari berbagai masa
Rumah Bung Karno bakal jadi salah satu tempat eksplorasi kalo aku ke Bengkulu. Selain jalan2, belajar sejarah juga. Noted.
Begitu lihat foto souvenir sepeda antik Bung karno, ah aku jadi mesti punya nih hehehe 🙂 Buat pajangan di rumah. Wah, senang ya kak Moda bisa mampir ke Bengkulu. Untung sekalian berkunjung ke pengasingan Bung karno, kan jadi tau. Atap rumahnya terlihat megah ya meskiun gaya arsitektur zaman Belanda tapi masih kokoh dan indah dipandang.
Jadi ingat film Soekarno. Ada kisah cinta di Bengkulu. :))
betul mbak… tapi itulah namanya jodoh ya