Berkenalan dengan teman baru, itu salah satu keuntungan berkomunitas. Senangnya memperluas silaturahmi walau belum bertemu muka dan berbicara dari hati ke hati. Silaturami ini masih terbatas hanya berkenalan lewat dunia maya. Tentu saja karena teman baruku itu berasal dari komunitas blogger dan tinggal di pulau Kalimantan. Seperti kebiasaanku kalau bertemu teman blogger baru, hal yang pertama dilakukan adalah lihat profil dan tulisan-tulisan lamanya, supaya lebih akrab.
Hairi Yanti, punya blog yang bertajuk Sepinggan Kata Selaksa Rasa. Tagline yang puitis dan terkesan banyak makna di dalamnya ya. Makna yang terkandung dalam empat patah kata itu menggambarkan isi blognya. Sepinggan Kata yang melambangkan banyaknya kata-kata dan kalimat-kalimat yang telah dituangkannya tak hanya di blog pribadinya tetapi juga dalam bentuk cerita pendek. Selaksa Rasa melambangkan aneka rasa dalam kehidupan salah satunya menggambarkan kesukaannya berwisata kuliner.
Kesukaan mbak Yanti mengolah kata dan mencicipi kekhasan kuliner daerah Kalimantan Selatan dan Timur dengan manisnya dipadukan dalam bentuk cerita pendek anak. Betul, mbak Yanti ini adalah penulis cerita anak yang karya-karyanya sudah diterbitkan oleh beberpa media cetak, di antaranya majalah Bobo. Ia membuat kategori tulisan Di Balik Layar tempatnya menceritakan asal ide cerita. Contohnya saja tentang makanan asli dari kulit cempedak dia tak menggambarkannya dengan menceritakan soal rasa atau komposisi makanan tetapi dalam bentuk cerpen. Cerita Kue Lempeng Nenek pun dibuat dari idenya yang sering lupa dengan resep masakan…, unik ya.
“Iya, Alina. Kata orang, ikatlah ilmu dengan menuliskannya. Itu yang kulakukan.” (cerpen Kue Lempeng Nenek)
Mbak Yanti ini tak pelit ilmu. Dia berbagi soal bagaimana cara menulis cerita anak, bagaimana cara mengirimkannya ke majalah anak . Dia sengaja buat pointer yang bisa ditulis di media apa saja, di kertas, buku, di hp lalu dikirim ke suami, katanya supaya ide tak hilang. Sesudah ditulis, kirim naskah tersebut dan lupakan. Kok dilupakan sih ? Ya.., karena banyak naskah yang dikirimkan itu baru terbit berbulan-bulan kemudian. Nah, kalau terpaku menunggu naskah yang tak kunjung terbit lalu patah arang dan kemudian membuntukan kreativitas, apa jadinya ?
Sangat setuju dengan prinsip pointer dan prinsip TKL itu (tulis, kirim, lupakan), kedua hal ini bisa juga diterapkan untuk menulis di blog bukan? Prinsip pointer itu langsung kuterapkan untuk menulis artikel ini, jadi terasa lebih memudahkan. Sementara itu prinsip TKL berlaku saat mengikuti sebuah giveaway, artikel selesai lalu terbitkan dan lupakan sampai saatnya nama pemenang diumumkan.
Sebagai seseorang yang pernah tinggal di Kalimantan Timur beberapa tahun, merasa cukup familiar dengan beberapa jenis kuliner Banjar, jadi berkunjung ke blog mbak Yanti serasa pulang kampung he..he…, Apalagi kalau membaca cerita perjalanannya lintas propinsi di pulau Kalimantan dan membaca sepatah dua patah kata dalam bahasa Banjar, terasa seperti mendengar kembali suara bercerita kawan-kawan lamaku.
Tulis . Kirim. Lupakan
mungkin agar tak berlalu beharap dan kecewa… tapi yg kadang telah lupa malah dpt kejutan dg bukti terbit… 🙂
surprise banget pastinya ya kalau dapat kejutan seperti itu
Saya juga suka baca cerita-cerita anak tulisan beliau Mbak Monda. Mengingatkan akan masa kecil dahulu. Hihihi. Tulisannya Mbak Yanti emang bagus-bagus! 😀
waah..ternyata aku yaang telat ketemuan sama mbak Yanti ya
Terima kasih, Mbak Monda.
Aamiin untuk doa buku solonya.
Wah, pernah tinggal di Kaltim, ya, Mbak? Ayo pulang kampung beneran ke Kaltim. Hehehe…
udah pernah pulang satu kali buaat reuni mbak…, dan makan2 kepiting dan seafood di Kebun Sayur…mantapnya
Beberapa kali baca blog Mbk Yanti ada ulasan soal makanan khas Kalimantan, jadi referensi soal makanan apa aja yg cocok buat suami yg kebetulan org Kalimantan jg hehehe
Semoga segera terbit buku solo Mbak Yanti 🙂
Beliau sangat produktif menulis ya 🙂
Aku Mau belajar nulis fiksi sama Mba Hairi. ????????????????
Mbak Hairi sangat menginspirasi. ^^
Tulis, kirim, lupakan, bisa juga nih diterapkan kalo ikut lomba blog biar nggak kecewa-kecewa amat. Jadi pengen berguru sama Mbak Yanti langsung biar bisa menulis cernak juga.
benar juga yach. selama ini aku nga mau ikutan lomba2 karena takut kecewa wkwkwkwk.. kapan majunya kalau mental nya kayak gini. hiksss..