Cerita Atanasia Rian nyemplung jadi blogger sangat unik. Rian mengaku dulu nggak suka dunia tulis menulis. Calon suamilah yang lebih dulu jadi blogger. Suatu saat Rian bantu persiapan komunitas blogger Jogja ke acara Blogger Nusantara 2011. Sejak itu hampir selalu ikut event blogger dan sering ketemu blogger. Sudah pasti ditanya apa alamat blognya.
Daripada bolak balik ditanya dan nggak pernah bisa jawab, atau mungkin bosan bilang dirinya bukan blogger, jadilah dia memulai buat blog di www.kulinerwisata.com. Blog ini diluncurkan pada 2012. Sejak awal blog ini sudah top level domain. Tetapi barulah pada 2014 dia aktif mengisi blog baru itu sampai sekarang.
Kini Atanasia Rian sang pengantin baru sudah dikenal sebagai seorang travel blogger. Niche traveling dipilihnya karena sejak kecil bersama bapak dan mamanya hampir selalu jalan-jalan. Bahkan tetap jalan-jalan bersama keluarga dan mantan pacar meski sang mama sudah sakit stroke selama 10 tahun. Keluarga petualang beneran yah.
Sesuai judul kuliner wisata blog Atanasia Rian berisi sebagian besar tentang kuliner. Tampilan blog Rian itu clean, SEO friendly dan tampak profesional. Logo di header juga keren, menggambarkan Indonesia yang minta dijelajahi. Kategori di blognya pun minimalis jumlahnya yaitu tentang Kuliner, Wisata dan Hotel.
Gaya menulisnya Rian ini singkat, padat, jelas, to the point namun lengkap. Dia nggak pakai bahasa berbunga-bunga lalu mutar ke sana kemari. Jumlah kata di setiap postingnya nggak sampai ribuan kata, cukup dengan 300 sampai 500 kata, namun tulisannya sering masuk di halaman pertama mesin pencari.
Kalau mengikuti instagram dan FBnya telihat dia ini seperti tak ada capeknya. Sering banget pergi jalan-jalan. Belum lagi muncul tulisan wisatanya ke desa wisata di Lampung dia sudah pergi lagi ke tempat lain. Selain itu menurut cerita teman-teman dia ini orangnya gesit, ringan tangan dan mau saja disibukkan mengurus bermacam event.
Dari sekian banyak tulisan di blog kulinerwisata.com yang membuatku tertarik adalah artikel tentang Rumah Teh Ndoro Donker Karanganyar.
Ada apa dengan tulisan itu?
Keluarga kami menyimpan rencana suatu saat ingin ke Solo. Banyak obyek menarik di sana kan. Tentu aku ingin ke Candi Sukuh, candi Ceto, Trowulan dan berbagai obyek budaya dan sejarah yang banyak di sana. Selain itu Solo kan terkenal enak kulinernya.
Nah Rumah Teh Ndoro Donker ini letaknya di kawasan Tawangmangu yang bisa didatangi setelah mengunjungi candi Ceto. Rumah perkebunan teh dari masa lalu yang letaknya lebih tinggi dari jalan dan kebun, jadi bisa puas melihat sekeliling. Ladang teh hijau menghampar selalu menarik di mataku, selalu senang ikut Tea Walk seperti di Gunung Mas. Kebun teh di pegunungan dengan topografi lahan naik turun berbeda tinggi mampu menghasilkan foto yang mengesankan.
Menurut tulisan Rian Ndoro Donker adalah ahli tanaman asal Belanda yang pernah tinggal di desa Kemuning untuk membangun perkebunan. Ia sangat dicintai warga. Ia mencintai desa itu dan mengabdi di sana sepanjang hidupnya. Kawasan yang pernah ditinggalinya kemudian disebut Ndokeran.
Makasih mba, bener aku belum begitu bisa mengembangkan sampai ribuan kata. Seneng yang simple dan tepat sasaean. Soalnya kalau nyari juga suka yang gitu hehehs
aku juga sama Rian, di posting lama2ku juga cuma 200an kata ha.. ha….
tapi Rian jago.. tulisannya banyak yang masuk page one lho
Ndoro Donker berada di jalur Candi Sukuh dan Ceto, mbak. Nyantai ngadem di kebun teh ala Noni. Karanganyar bumi kami bersama Kyaine mbak, hehe numpang promosi wisata. Salam
betul mbak aku teringat mbak dan Kyaine kopdar di Karanganyar…
jadi tepat ya mbak tujuan ini kumasukkan di agendaku
bumon…aku pernah ke candi ceto tapi ga mampir ke ndoro dongker.huhuhuhuhu
sini balik lagi barengan yuk Cheila
Termasuk blogger baru berarti, ya. Tapi salut ma Atanasia, uy! Pengalamannya udah banyak
iya nggak ada capeknya.. udah banyak aja kiprahnya
Beberapa tahun yl saya bersama teman ke Candi Sukuh dan Ceto, pulangnya melewati Rumah Teh Ndoro Dongker. Sayang tidak mampir, soalnya agak buru2 dan mau hujan…Bagus memang pemandangannya dan sejuk. Kapan2 mah ah minum teh disini. Trims sharingnya…
ayuk mbak diulang lagi ke Karanganyar he.. he..
atau minum teh di villa cukul pengalengan mbak,
hampir mirip kan ya suasananya
Sama mbak. Aku juga pengen ke Ndoro Dongker gara-gara beberapa teman yang di Semarang pernah posting foto-fotonya. Lama banget ga ketemu Rian.
oh udah pernah kopdar dengan Rian..?
aku belum pernah
Belum kesampaian kesini nich kak, padahal pengennya uda lama. sama dengan komen bu Prih, kaya nya enak juga nich ngeteh ala Noni Belanda hehehehe.
rasa2 jadi bayangin kehidupan jaman dulu ya
Mbak Rian orang memang gesit, ceria, dan… ramah tentunya.
sering ketemu pak?
Informasinya lengkap, aku kenal Mbk Rian pas mau ke Lampung, ketemuan juga tapi belum sempat ngobrol hhee
ntar kalau ada kesempatan kedua bisa ngobrol lebih panjang ya mbak
kalau gak salah sdh pindah ya sekarang di jakarta?
sudah pindah permanenkah Mbak?
liburan tahun lalu say bareng kelarga sempet mampir ke ndoro donker ini … tempatnya memang asyik .. di perkebunan teh.
Melihat hamparan kebun teh itu sangat menenangkan jiwa .. 🙂
hadeeh.. tambah pengen
jadi kepingin main juga nih ke Rumah Teh Ndoro Donker ………..