Berada di kota Surabaya hanya transit semalam tentu tak banyak tempat yang bisa dikunjungi. Untuk sementara rasa ingin tahu tentang kota ini bisa diperoleh dari kartu pos bergambar suasana Surabaya tempo dulu yang dibeli di House of Sampoerna di ibukota propinsi Jawa Timur ini. Sedikit banyak bisa mengetahui keunikan suasana kota tua Surabaya.
Cuma ada beberapa varian kartu pos yang dijual di sana, dikeluarkan oleh Sawoong. Di bagian belakang ada kalimat bahasa Belanda yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ejaan lama berisi pesan ” ….. Agar tida toelis hal2 jang oendang permoesoehan politiek terhadap Keradjaan”.
Jembatan Merah Surabaya
Pasukan raun menginap di Hotel Ibis di jalan Rajawali di wilayah kota tua Surabaya, sangat dekat dengan Jembatan Merah dan House of Sampoerna. Tak juga ada waktu sekedar berhenti dan lihat-lihat di jembatan itu karena harus segera ke bandara.
Jembatan merah sungguh gagah berpagar gedung indah
Sepanjang hari yang melintasi silih berganti
Mengenang susah hati patah ingat jaman berpisah
Kekaksih pergi sehingga kini belum kembali
Biar jembatan merah andainya patah
akupun bersumpah akan kunanti dia di sini
bertemu lagi
Lirik lagu berjudul Jembatan Merah ciptaan almarhum bapak Gesang ini yang lebih dulu kukenal. Lagu keroncong mendayu ini pernah diajarkan di sekolah. Jembatan yang membentang di atas Kali Mas ini sejak dulu pegang peran penting karena merupakan jalur utama ke kantor pemerintahan.
Jembatan Merah ini memang sudah hampir identik dengan kota Surabaya. Di dekat Jembatan Merah ini Brigadir Jenderal AWS Mallaby dari pasukan Sekutu tewas tertembak. Peristiwa yang beberapa hari kemudian memicu pecahnya pertempuran 10 November 1945, tanggal yang kemudian menjadi Hari Pahlawan.
Penampilan jembatan ini kini mirip dengan jembatan lain di sekitarnya, pembedanya hanyalah warna merah. Jembatan menghubungkan jalan Rajawali dan jalan Kembang Jepun.
Oranye Hotel Surabaya
Sebuah hotel pun bisa disebut bangunan bersejarah. Tentu saja, karena di hotel inilah pada 19 September 1945 terjadi insiden perobekan bagian biru dari bendera Belanda sehingga menjadi merah putih. Saat itu hotel telah berubah nama menjadi Hotel Yamato, dan menjadi markas tentara Jepang. Kini menjadi Hotel Majapahit.
Hotel ini dibangun pada 1910 bergaya art nouveau, 20an tahun kemudian direnovasi menjadi gaya art deco. Di menara sebelah kirilah terletak tiang bendera yang mengibarkan bendera Belanda itu. Arek Surabaya marah melihatnya dan merubahnya menjadi bendera Indonesia.
Willemskade Surabaya
Kartu pos ketiga ini menggambarkan situasi sebuah area perkantoran di dekat Jembatan Merah, bernama Willemskade. Ada trem yang melewati jalan ini ya… , bersebelahan dengan pengendara sepeda. Lalu lintas yang rapi dan teratur. Semoga kelak jalur trem yang rencananya akan dihidupkan lagi masih melewati jalur kota lama ini.Pasti mengesankan.
Di Willemskade ada sebuah gedung kantor asuransi Algemeene, yang masih kokoh berdiri walau tak dipakai lagi. Ada mozaik porselen cantik di sini karya Jan Toorop yang masih menyimpan misteri, menggambarkan Raja Firaun bersama ibu Eropa dan Jawa, yang masing-masing menggendong anak, dan berhias bunga dan simbol masonik.
Nah, masih banyak sisi menarik kota Surabaya yang belum banyak kuketahui, menunggu hasil liputan dari blogger Surabaya tentang kotanya ini.
Sumber :
- nationalgeographic.co.id
- Wikipedia
Mbak Mondaa… Makasih banyak ya Mbak. Saya merinding lihat foto dan baca narasinya. Kangen kota kelahiran jadi membuncah.
Dani kalau pulkam nanti harus cerita lebih banyak tentang Surabaya ya
Hehe, aku suka foto tramnya! 😀
lihat tram ini jadi teringat nyamannya transportasi umum di Belanda ya
wah kalau tram nya mau dihidupkan lagi keren banget tuh mbak
baca2 berita katanya jalur tran akan dihidupkan lagi, semoga aja jadi kenyataan, bagus buat transportasi umum
sayang banget ga bisa mampir & foto jembatan merah ya bun, padahal saya juga pingin lihat fotonya
soalnya kalau berenti aja aku bakalan lupa waktu mbak he..he.. pasti mau terus jalan menyusuri Willemskade (jl Jembatan Merah)
Jaman dulu ternyata ada tram ya? Kereeenn…semoga memang bisa dihidupkan lagi ya kak..
setauku yang ada tram itu di Surabaya dan Jakarta
Mozaik porselin cantiknya itu masih ada tidak ya, Mbak? Pengin deh mendatanginya dan lihat-lihat, siapa tahu saja ada seseorang di sekitar sana yang paham soal mozaik itu :)). Kota-kota zaman Hindia Belanda dulu didesain mirip seperti kota-kota Eropa ya Mbak, keren banget, ada tram, bangunan besar dan megah. Mudah-mudahan di masa depan nanti kota-kota Indonesia juga sama bersinarnya seperti kota-kota di masa lalu :hehe.
katanya sih masih ada Gara,
kl dinas ke Surabaya mampir dan ceritain ditel ya,
pasti analisamu bakal bagus banget..
Khas mbak Monda, sejarah bukan sekedar masa lalu, bermuatan keluhuran yg perlu diestafetkan. Trim mbak.
ah aku emang keranjingan sama yang tua2 begini mbak he..he..
postcard-postcard klasik. Penuh cerita sejarah didalamnya :’ Baguuuus mbak :))
kalau nemu postcard Jogja masa lalu kasih tau aku ya Feb
nah.. nah.. mbaaa… kapan itu ke surabayanyaa??? kok gak kabar2? :((
hi..hi.. ini late post
ke Surabaya yang dulu itu aku kabari lho
foto-foto lama nya apik bangat yach. kebayang jaman dahulu itu tatanan kota nya rapi dan ada trem nya pula.
itu alasannya suka dengan asitektur lama.., cantik ..
Surabayaaaa, aarrgghhh kangen. Udah dua tahun gak pulang 🙁
oooh…orang Surabaya ya mbak, pasti familiar ya dengan wilayah sekitar Jembatan Merah ini
[…] Pada masanya, kawasan tersebut merupakan pusat perdagangan yang ramai, seperti terlihat pada kartu pos kota Surabaya yang menggambarkan keunikan suasana kota […]
[…] Pada masanya, kawasan tersebut merupakan pusat perdagangan yang ramai, seperti terlihat pada kartu pos kota Surabaya yang menggambarkan suasana kota […]
[…] Surabaya dan itu pun hanya menginap satu malam. Tentu saja waktu sehari tak cukup untuk mengulik Keunikan Kota Tua Surabaya. Kala itu hanya sempat ke House of Sampoerna dan ke Trowulan, padahal di wilayah kota tua Surabaya […]
rame juga nih kota jadi pengen ke surabaya sayangnya masih pandemi😓
konveksi terbaik di surabaya