Berasal dari pulau Sumatera tetapi tinggal di pulau Jawa sudah barang tentu akan sering melakukan perjalanan antar pulau dengan mobil. Paling sedikit setahun sekali saat Hari Raya Idul Fitri pasti melakukan ritual rutin itu. Sekian kali menaiki kapal ferry yang melayani penyeberangan antar pulau rute Merak ke Bakauheni pulang pergi tentu pada akhirnya punya banyak pengalaman yang bisa dibagi.
Kiat Menikmati Perjalanan Antar Pulau
– Kondisi Fisik Kendaraan Prima
Yang paling penting dalam melakukan perjalanan antar pulau tentulah harus memakai kendaraan dengan kondisi prima. Pastikan selalu memeriksakan kendaraan di bengkel terpercaya. Minta diperiksa kondisi ban, rem, oli, aki, dan AC mobil.
– Kondisi Fisik Pengemudi Prima
Pengemudi sebaiknya tidak menyetir kendaraan terus menerus selama beberapa jam. Sediakan waktu istirahat setelah 2 jam mengemudi atau bergantian dengan pengemudi lainnya.
– Sediakan Cemilan Makanan Ringan
Siapkan juga cemilan makanan kecil yang bisa menghilangkan kebosanan pengemudi. Biasanya kami bawa kacang atom, kacang sukro atau marning jagung. Aktifitas mengunyah makanan garing seperti ini efektif lho menghilangkan kantuk.
– Navigator
Layaknya mengemudikan pesawat terbang, pengemudi mobil pun perlu navigator. Supaya tak bosan melihat kondisi jalan ajak ngobrol sesekali. Ngobrol ringan saja untuk mengalihkan kejemuan melihat jalan tol yang lurus tak terlihat ujungnya.
– Saat Yang Tepat Untuk Menyeberang Pulau
Pada musim libur atau saat lalu lintas arus mudik Lebaran pastikan Anda pilih waktu yang tepat untuk menyeberang kapal. Berdasarkan pengalaman saat paling nyaman menyeberang ke Lampung adalah H-1 Lebaran. Kendaraan yang antri masuk ke kapal roro hanya yang akan menuju ke tujuan jarak dekat yaitu Lampung atau Sumatera Selatan. Sehingga kita tak pernah antri lama, dan di dalam kapal pun tak padat penumpang.
Waktu padat adalah H-2 yang dipenuhi kendaraan yang akan menuju propinsi yang jauh lainnya.
Menyeberang ke pulau Sumatera selalu kami lakukan pagi hari. Sebaliknya pulang dari sana kami pilih waktu sore hari agar tak tiba larut malam di rumah. Waktu seperti ini sangat pas untuk anak-anak yang Pemuja Senja.
Saat matahari bergerak ke barat adalah saat-saat cantik di mana alam menampilkan warna-warna cemerlangya. Pendar merah dan jingga sangat menarik dijadikan latar foto. Aku pun sangat suka melihat proses munculnya kapal penyeberangan lain di kejauhan yang hanya berupa titik kecil, semakin mendekat hingga kemudian menghilang menjauh menjadi titik lagi. Jadi bisa melihat perbandingan skala ukuran kapal dibandingkan maha luasnya alam raya. Oh ya foto ini diikutkan pada Photo Challenge : Scale.
– Patuh Pada Arahan Petugas
Jangan suka asal pilih posisi sendiri di dalam lambung kapal. Petugas tentu sudah paham posisi tepat untuk setiap kendaraan agar posisi kapal tetap stabil ketika berlayar. Masuk dan keluar lambung kapal pun perlu kehati-hatian karena melewati titian sempit.
– Jangan Tinggal di Dalam Mobil
Segera matikan mesin mobil ketika sudah di posisi tepat dalam kapal. Pasang rem tangan. Masuklah ke dalam ruangan yang telah disediakan.
Tentu ada maksudnya mengapa penumpang tak boleh berdiam di dalam mobil. Suhu dalam lambung kapal sangat panas. Mesin mobil yang terus menerus dinyalakan bisa memicu polusi dan kebakaran.
Penumpang dipersilahkan masuk ke dalam ruangan-ruangan kapal yang telah tersedia perlengkapan darurat seperti pelampung dan sekoci. Bila keadaan darurat itu terjadi tentu bisa lebih cepat menyenalamatkan diri.
– Nikmati Fasilitas Kapal
Kapal-kapal penyeberangan banyak yang memiliki fasilitas entertaining. Ada musholla, televisi, karaoke atau band yang bisa mengusir kejenuhan anda.
Ruang penumpang kapal ada yang berupa ruang duduk ada pula ruang lesehan, sangat lumayan untuk merebahkan diri.
Keuntungan lain jika melakukan perjalanan antar pulau dengan membawa mobil sendiri adalah bisa berhenti kapan saja untuk menikmati pemandangan menawan di perjalanan. Semua kebutuhan Anda dan keluarga bisa dibawa dan tersedia dalam jangkauan tangan. Jadi, sudah paham kiat menikmati perjalanan antar pulau, langsung berkemas dan memulai petualangan baru dengan suasanan berbeda.
Pas dulu saya masih mudik ke Bali lewat jalur darat (pakai bus/mobil pribadi), pasti juga harus menyeberang pakai kapal ferry.
Asik sekali melihat laut lepas dari atas kapal, anginnya juga kencang lagi. 😀
Menyebrang ke Bali melalui Banyuwangi ya Gung?
bunda berani lihat laut kalau sudah hampir merapat, rada gamang lihat laut he.. he..
Sebenarnya ini usulan suami untuk pulang lebaran ke Sumatra lewat darat. Namun masih saya tolak karena anak masih kecil trus beda kalo perjalanan darat ke Jawa banyak rest area nya. Jadi pesawat masih tetap solusi terbaik.
Entah kapan akan saya setujui, karena saya pun belum pernah. Jadi masih belum kebayang.
pernah ke Sumbar naik bisa, cukup melelahkan sih kalau duduk terus selama 2 hari..
kalau naik mobil bisa nginap dulu,di Palembang misalnya
Penyeberangan menjumpai yg dirindukan selalu memikat ya mbak. Menikmati senja selat Sunda dari postingan mbak. Masih adakah atraksi selam bocah berebut koin? Salam
bocah2 yang atraksi selam itu masih ada mbak, walau sudah agak jarang sih
Perjalanan Merak-Bakauheni itu berapa jam, Mbak? Kalau Lombok-Bali sekitar 3,5 sampai 5 jam, hehe. Jadi memang butuh banget kegiatan pengusir waktu tunggu. Saya kebanyakan menghabiskannya dengan tidur. Atau jalan-jalan di sepanjang kapal. Sekarang-sekarang ini sih lebih sering eksplor. Sebab, ternyata pemandangan laut itu alamak indahnya, hehe. Apalagi kadang-kadang bisa lihat ikan terbang juga. Betul Mbak, waktu terbaik mudik kalau Lebaran itu adalah H-1… kapal sudah sepi, hehe. Duh, jadi kangen naik kapal laut lagi.
Wah lebih lama ya kl nyebrang ke Bali. Nyebrang selat Sunda 2 jam aja. Enaknya nyebrang ya pas pagi atau sore, nggak panas kalau mau keluar dari ruangan.
Catet aaah…kalau2 bs jalan2 ke.luar pulau juga kapan2.. Trims tips nya mba Monda..
mudah2an bermanfaat mbak
Sebenarnya ternyata di sini juga cukup populer lho mode penyeberangan dengan kapal begini. Beberapa kali naik kapal ferry dari Belanda ke Inggris, ternyata penumpangnya kebanyakan penumpang yang bawa kendaraan sendiri, atau pengemudi truk, hehe.
kalau bawa mobil sendiri di tempat tujuan bisa leluasa ke sana kemari, lebih irti nggak perlu nyewa mobil lagi kan
Kalau saya mabuk pas naik kapal, jadi ak bisa menikmatin sesuai tips diatas. tapi bagus sarannya buat recom ke temen2:)
bobok aja kalau puyeng di kapal ya..
Naik kapal antar pulau itu mesti pinter-pinter nyari cara menikmati perjalanan karena jarak tempuhnya lumayan lama. Kalau lagi ngetrip gitu mesti ada teman ngobrol yang enak biar ngabisin waktunya lebih seru yach kak.
nah iya, salah satunya itu musti ada teman ngobrol biar tetap enjoy di jalan
Alat transportasi favorit saya nih. Kapal 🙂
Makin jauh jarak tempuhnya, makin saya nikmati. Hahahahha..
Tapi udah berapa tahun nih gak pernah naik kapal lagi. Kangen euy. Pernah sih tahun kemarin. Tapi cuma nyebrang yang dekat-dekat aja. Dari Lombok ke Bali.
Padahal dulu, pernah tuh rute Makassar-Kupang. Sampai lupa, transit/singgahnya sampai berapa kali.
kalau punya banyak waktu memang enak naik kapal ya mbak, bisa tidur nyaman kan ya..
Karokean di tengah laut asyik jugaa ya, Bund. Aku belum pernah. 😀
bunda pun nonton doang lho, nggak berani nyoba2 he.. he..
Negara kepulauan seperti indonesia memang sangat bergantung pada transportasi laut. Namun sayangnya transportasi laut itu seakan dianaktirikan. Miris liat kapal-kapal tua berusia puluhan tahun masih dioperasikan.
nah itu, makanya krn kita udah hafal kapal2nya seperti apa
kalau nggak mau naik kapal yang tua atau nggak sesuai kemauan, kita mending markir dulu di dermaga, nunggu yg berikutnya datang
Aku anak Indonesia tapi hampir nggak pernah naik kapal antar pulau, cuma pas ke Jawa mau ke Bali doang, udah. Hahaha.
sekali2 traveling pakai kapal Pelni…
rute Jakarta – Padang bagus deh kapalnya
saya punya rencana jalan jauh bawa mobil bawa anak istri turing ke Sumatera .. tapi masih galau .. cari tips2 penyebrangan .. ehhh .. untung ada tulisan mba Monda ini . sangat bermanfaat … terimakasih ya mba ..
Lebaran lalu, adik sepupu jalan darat ke Medan, katanya jalan lintas Sumatera bagus kok,
dia bawa balita …anak2nya enjoy katanya
Aduh kalau saya dan anak-anak kayaknya nggak kuat mbak mudik ke bengkulu lewat jalur darat. Keturunan mabuk semua. Kadang kami becandaannya gini “papa aja nyetir sendiri ke sumatra, kami naik pesawat” hehehe…
Setuju banget aku, terutama memang soal kondisi fisik, karena dengan sehat tentu kita bisa melakukan aktifitas banyak, terutama disaat perjalanan.. Apalagi soal cemilan, karena seribet apapun dalam perjalan, terkadang kita juga butuh ngemil, asupan buat tubuh..hehe
Saya belum pernah perjalanan jauh naik kendaraan roda empat (mobil), terus dilanjutkan menyeberang naik kapal….
Tip2nya menarik mbak.
Sesekali mungkin perlu ya…asal nggak buru2 sehingga bisa menikmati waktu di perjalanan.
Kondisi fisik yang prima memang sangat dibutuhkan ya Kak Mon. Aku pun demikian, mudik dari abdya ke banda 7 jam, terus lanjut ke tangse 5 jam, kadang kalau libur cuma sebentar, aku cuma plg smp banda aceh aja
Aku pengen banget kak bisa pulang ke Medan via darat, tapi nunggu si adek agak gedean dulu sepertinya. Makasih tipsnya, kak 🙂
tips dari adik kalau bawa anak kecil, di kursi belakang itu taruh tas2 terus dikasih kasur, anak2 bisa nyaman tidur
aku belom pernah naik kapal Feri, Bunda
mabuk laut gak yaa
soalnya Dija suka mabuk kalo naik pesawat
Belum pernah nih aku mbak perjalanan antar pulau pakai kapal feri gitu. Pengen dah coba. Dulu pas temen kuliah ke P.1000, aku gak ikut karena pas alm. papa masuk rumah sakit.
Masalah cuaca kayaknya juga menentukan ya mbak.
kalau nyebrang ke Lampung kapalnya gede jadi merasa save, kalau kapal2 kecil aku juga gamang, makanya ke pulau seribu baru satu kali aja ha.. ha..