Hitam-hitam si kereta api, biar hitam banyak yang menanti. (wk..wk…siapa yang ngarang nih ya…?)
Akhirnya bisa juga melihat Mak Itam dari dekat, setelah teriming-imingi dengan cerita para atlit Tour de Singkarak keliling dengan lokomotif legendaris ini.
Mak Itam julukan untuk lokomotif hitam tua E 1060, buatan Jerman tahun 1965. Mendapat nama itu mungkin karena warnanya hitam, dan jantan, karena Mak itu berasal dari Mamak yang artinya paman.
Prinsip kerja lokomotif ini masih mengandalkan uap air yang dihasilkan dari memasak dengan kayu bakar. Lokomotif uap ini dahulu digunakan untuk membawa batubara dari Sawahlunto ke pelabuhan Teluk Bayur di Padang. Setelah produksi batubara menurun Mak Itam merantau ke Jawa dan sempat menjadi kereta wisata Ambarawa – Bedono. Lalu, karena ingin mengembangkan pariwisata setempat, Mak Itam diminta pulang kampung tahun 2008 dengan perjalanan darat selama sebelas hari. Mak Itam sekarang menjadi bagian dari Museum Kereta Api Sawahlunto dan menjalani rute wisata sampai Muara Kalaban yang berjarak 7 km.
Dengan ini berarti sudah 2 Museum Kereta Api yang kudatangi. Museum lainnya Museum Kereta Api Ambarawa (dulu beranama stasiun Willem I) dan di sana sempat pula merasakan jalan-jalan naik kereta uap ke Bedono. Khasnya rute ini adalah rute menanjak. Asyik melihat proses perpindahan lokomotif ke belakang untuk mendorong gerbong menaiki tanjakan. Lokomotif B 2503, tak diberi nama. Rute istimewa Mak Itam katanya pas memasuki terowongan yang disebut Lubang Kalam. Ya… tak bisa naik Mak Itam karena keluarnya ada jadwal tersendiri.
Ada 5 rute wisata naik kereta kuno, 3 di Sumatera Barat. Rute Padang Panjang – Sawahlunto, Padang – Pariaman. Dua rute di Jawa, satu lagi rute melewati hutan jati di Cepu – Jawa Timur, selain rute Ambarawa – Bedono..
Yah kita tunggu saja cerita dari bundo dan Cupid yang katanya pengen nyoba naik kereta wisata ini ya…, kalau kisah perjalanan dengan rute Ambarawa-Bedono sudah banyak dibahas di Kisahku, blog sebelah, antara lain di (Lagi, Kereta Uap) dan di (Perjalanan Nostalgia Ambarawa – Bedono).
tdRm lanjut teruuss..! 😛
beruntunglah kk bisa ketemu mak Itam di dua tempat yang berbeda,
memang jodohnya utk bersua, sayangnya belum sempat naik ya.
#btw itu bookmark gede amat, qiqiqi..
ikut TdRM selanjutnyaaa….. kapan..kapan..kapan..??
*watermark kah Bun?
wkwkkk.. emak kok bilang bookmark sehh.. hadehhh
#abis ngebookmark soale.. 😛
he..he..itu ngewatermark di hape…jadinya gede banget ya…,
sengaja dibikin gede mak, biar gak ada yang punya nyali wat nyolong gambar itu xixixi iya kan kak?
wk…wk…
ngakak dah..
Wah…, kalo yang ini memang manis banget, indah dan klasik penampilannya, dah gitu banyak yang nunggu tentunya….
banyak yg nunggu karena keretanya keluar kandang itu terjadwal sih
Mak Itam yang garang, kekar, matcho…
Hmm…kupikir tadinya dari eMak Itam, tnyt Mamak Itam. Dah gitu mamak brti paman pula, kupikir ky di Jawa, mamak jg berarti emak.
he..he… emak dan mamak beda banget ya…
oomku juga ada yang kupanggil mamak, mengikuti kebiasaan di Medan,padahal kan sebutannya tulang..
waktu kecil dulu juga sempat nanya kok mamaknya laki2 sih..
saya ketika kecil pernah merasakan yang di cepu mbak monda, kebetulan berada dekat dengan rumah pakdhe saya, kapan kapan pengen nyobain lagi deh naik kereta kuno
dulu belum punya kamera, jadi gak ada deh foto fotonya, padahal waktu kecil sering diajak bapak ibu berwisata
kepengen juga ke Cepu…, abisnya nama kota itu udah didengar dari kecil, rasanya familiar gitu
sama, dulu nggak suka foto2 …jadi sekarang nyesal nggak bisa diceritain pernah ke mana2
aku takut naik keretaa 🙁
lhooo…kok takut ..
kalau rame2 pasti nggak lah say…sini kutemani aja yah…..pegangan tanganku sampai tujuan
saya lihat lokomotif hitam baru sekali bun di lawang sewu 🙂
di Lawang Sewu ada lokonya juga ya…?
sayang dulu lagi renov, nggak bisa masuk Lawang Sewu
Saya kira ‘Mak ‘ itu dari kata ’emak’. Ternyata dari kata ‘mamak’ yang artinya paman 😀
Semoga saya bisa naik si hitam yang lain deh. Ehtapi, kereta api sekarang gak berwarna hitam ya…? 😀
loko kereta sekarang udah warna warni ya ..ada yang biru, oranye…jadi kalimat itu udah usang ya
itam si hitam kereta api sama kek itamnya si kulit manggis
makin itam makin dicari 😀
aku juga hitam Ni…he..he…, berasa manis juga …
Kalau melihat loko ini serasa punya utang karena anak saya pecinta kereta api yang punya keinginan naik loko tua seperti ini..
Saking cintanya dulu kalau tidur sama tumpukan majalah kereta api. Semoga punya kesempatan kelak 🙂
Trims Bun 🙂
arka yang suka ya…? ke cepu dulu aja kang yang dekat…
pengen lihat tempatnya …., titip mata ya…
bagus nih mba…
aku belum kesampean, baru baca cerita orang2 yg udah pernah ngalamin aja..
TFS
saling bagi2 cerita aja ya…pengen ke Belitung, pengen ke Sawarna juga seperti mam Hilsya
Jaman saya SMA di Kudus masih ada kereta beginian yang melewati samping SMA saya.
Tiap jam 10 pagi pasti lewat dan membunyikan peluitnya.
Peluit yg khas lengkap dengan kepulan asapnya
kereta jaman sekarang masih pakai peluit nggak ya…
rasanya cuma sering dengar suara bel peringatan aja kalau keretanya mau lewat
Foto yang ke-empat itu kereta yang di Ambarawa, ya?
iya itu kereta yang di Ambarawa…
Pengeeeeeennn….pasti seru bgt ya Bun naik si Mak Itam *jadi ngiri sm eMak en Cupid* hihihihi
iya Rin… pengen juga ngerasain pengalaman masuk Lubang Kalam
Mak Itam ini memang historis banget. Untungnya pemerintah daerah setempat mau menghidupkan kereta api bersejarah ini..
salut memang mas dengan pemimpin Sawahlunto sekarang, obyek wisatanya beragam lho..
untuk museum aja udah bagus banget penataannya, belum lagi wisata alamnya.., siip deh pokoknya
Tampangnya Mak Itam perkasa banget ya Mba. Pasti seru naik keliling-keliling di alam sana ketika masih beroperasi si Mak Itam ini. Jadi inget film back to the future yang ada adegan kereta apinya,. hehehe…
iya betul di film itu ada kereta api gedenya ya..
aku malah ingat kereta api Hogwart Express di Harry Potter…, asapnya sama tebalnya
Si hitam bertenaga uap pemangku sejarah siap melayani wisatawan, Ambarawa maupun Sawahlunto sudah disambangi. Tut tut tut siapa mau ikut …. Salam
waktu itu belum kenal mbak Prih ya…, mau kopdar kan tinggal sedikit lagi ke Salatiga ya mbak
Wah asik banget ya ada jadwalnya…
Kok kalo Ambarawa gak ada ya @.@
yang di Ambarawa hanya jalan pada musim libur sekolah, atau kalau ada yang mau sewa satu gerbong..
mungkin jadwalnya dibatasi karena loko B 2503 itu sudah tua
Aku kira mamak itu ibu bun. ternyata paman toh..
Di Ponti sebutannya bukan mamak ya Ni? Bhs Melayu Medan pake mamak juga
Loko B2503 sampe sekarang masih digunakan to pak
atau sebagai sarana wisata…?
Maap saya railway (pecinta kereta)
kereta api klasik kayak gini ..cocok juga untuk foto-foto … 🙂
iya, dan naik kereta api kuno itu sangat berkesan lho