Khasanah kuliner tanah Betawi tak hanya soto, ketoprak dan asinan tetapi juga jenis makanan yang memakai ikan sebagai bahan utamanya. Gabus pucung atau pucung gabus, sebutannya sering dibolak balik begitu, adalah makanan khas Betawi. Melihat namanya sudah pasti bahan utamanya adalah ikan gabus / haruan / bado (Channa striata), ikan air tawar yang berdaging tebal dan gurih. Sedangkan pucung itu adalah nama lain dari kluwak atau kluek. Nah, karena bumbunya pakai kluwak sudah pasti menghitamkan kuah, persis sama dengan rawon. Sebelumnya menyangka makanan berkuah hitam dalam kamus kuliner Indonesia itu hanyalah the one and only, rawon. Tak taunya di dapur kuliner Betawi ada Gabus Pucung, jadi ada dua makanan yang berkuah hitam nih, seolah-olah gabus pucung kembar sama rawon dari Jawa Timur. Bedanya bahan utama rawon adalah memakai daging.
Waktu itu setelah raun di daerah Bekasi, sengaja mencari warung Gabus Pucung, yang jaraknya terbilang dekat dari Taman Kota Bekasi. Nggak pakai lama, kami sudah sampai di warung Gabus Pucung Bu Nana. Warung bu Nana ini terletak , di jalan Sudirman no 15, Bekasi. Warungnya gampang banget dicari. Patokannya jika dari pintu keluar tol Bekasi Barat mengarah ke jalan layang Summarecon, di depan GOR belok kiri, lalu berputar di u-turn kedua, ketemu deh dengan Warung Gabus Pucung Bu Nana. Warung permanen ini sederhana, tetapi bersih dan terang. Perlengkapan warung hanya meja dan kursi biasa, etalase kaca dengan display ikan goreng, tahu tempe, bakwan udang, dll. Di dindingnya dipajang pigura potongan koran yang mengulas warung makan ini. Saat itu pengunjung tak ramai, hanya ada sepasang tamu lain. Tak jauh dari warung ini ada juga Warung Lukman, kapan-kapan mau coba yang di situ juga ah.
Memang diniatkan makan siang di warung gabus pucung itu karena masih penasaran dengan cerita orang tentang kelezatannya. Saat cicipan pertama dulu, lidah masih tak terbiasa, hanya mampu mengecap rasa pahit dari pucung. Eh kali kedua ini mulai menemukan di mana titik sedapnya. Kuah hitam itu terasa sedikit pedas namun segar disertai rasa pahit kluwek yang samar, dan daging ikan gabus pun terasa lebih gurih.
Cari-cari info ingin tahu resep dan cara memasaknya, ternyata bumbu gabus pucung itu terdiri dari cabai merah, duo bawang, kencur, lengkuas, kunyit dan terasi yang dihaluskan. Bumbu-bumbu halus ditumis lalu masukkan kluwek, salam dan sereh. Tambah air dan direbus sampai mendidih lalu masukkan gabus yang sudah digoreng. Kelihatannya gampang ya cara masaknya, tapi coba kalau masak sendiri, takut cempal rasanya.
Selain gabus pucung, kuliner berbahan ikan di dapur Betawi ada pecak ikan (ikannya bisa pilih lele, nila, atau gurame, ikan mas, dll). Biasanya memang di mana ada gabus pucung di situ juga ada masakan pecak. Masak pecak ini ikan goreng ditaburi bumbu yang ditumbuk kasar yaitu campuran kacang tanah goreng, cabe, bawang, jahe, jeruk limau. Pecak pun sama enaknya. Nggak rugi deh jelajah kuliner sesekali.
bahan baku ikan mengundang kreativitas ya Mbak. Pengin nyicip gabus pucungnya .
Salam
di sekitar Taman Mini ada mbak…
aku belum pernah nyoba yang di situ sih, baru baca dari review
sayur tumis nangka kecil2 gitu juga biasanay ada bun. hmm jadilaper ini ada gabus pucung. yang enak itu sambel nya juga. yuk bun makan gabus pucung bareng
waah…telat taunya sayur nangkanya ….ntar nyobain ah kapan2
Hahaha, rawon ala Betawi ya ini 😛
ha..ha.. iya bisa dibilang begitu
Yang suka bikin gak tahan makan gabus itu durinya ya kak 😀
iya banyak duri, makanya sengaja duduk dekat jendela supaya terang
He3… saya baru kemaren (Selasa, 3 April 2016) makan siang dengan gabus pucung.
Bedanya gabus nya di goreng kemudian dipotong jadi tiga bagian baru disiram kuah hitam (bumbu kluwak)
Teman saya bilang kok sama dengan rawon…. he3 🙂
waah…satu selera da
Dulu waktu gawe di kawasan Pulogadung sering makan gabus pucung di perkampungan Betawi dipinggirnya kawasan. Gabung pucung memang salah satu makanan khas Betawi, tapi adanya kebanyakan di daerah pinggiran, 🙂
di tengah kota jarang yang dagang gabus pucung ya…betul da nggak pernah liat deh sepertinya
Assalaamu’alaikum wr.wb, mbak Monda….
hehehe…. makanan juga ada kembarnya ya mbak. Kalau masak sendiri pasti enak jika tahu bagaimana cara memasaknya. tetapi lebih enak kalau makan yang sudah siap dari mereka yang asli pandai memasaknya. Cuma saya kurang suka makan ikan mbak, mungkin boleh dicuba kalau wisata kuliner di sana.
Salam manis dari Sarikei, Sarawak. 🙂
wa alaikum salam
nggak percaya diri kak mau nyoba makanan baru, takut salah
gabus pucung ini ngetop …. jadi penasaran pengen nyoba .. tapi belum kesempaian aja
tinggal selangkah ke Bekasi lho pak.. serbuuu