Penglipuran Traditional Village located in Bangli, Bali. Since 1995 has been used as a tourist village. Many people come here because the village is so unique. It is able to survive the authenticity of tradition for hundreds years. The village divided into 3 areas. In the north is the main part of the village, the temple area. The traditional houses areas are in the western and eastern part of the village. The houses here look similar to each other. The third part is located in the south that is the village cemetery. Beacuse of its authenticity the government of the Republic of Indonesia has granted a prestigious award , The Kalpataru, to the village. This is my entry for the Weekly Photo Challenge : Numbers.
Kunjungan ke Desa Wisata Penglipuran ini sudah beberapa tahun lalu, 2011, tapi aku yakin tak banyak perubahan karena desa ini terbukti sudah mampu bertahan selama ratusan tahun. Karena mau cari foto tentang angka untuk diikutkan Weekly Photo Challenge : Numbers, langsung teringat rumah-rumah cantik di desa adat ini.
Desa Penglipuran di Bangli, Bali ini sejak 1995 telah dijadikan sebagai sebuah desa wisata. Desa wisata adalah sebuah desa yang menyatukan atraksi kesenian, akomodasi dengan kehidupan desa sesuai kebiasaan dan tradisi. Akomodasi yang disediakan yaitu di rumah penduduk. Contoh desa wisata antara lain yaitu di Desa Wisata Cibuntu, Kuningan. dan Desa Wisata Sindangbarang di Bogor. Kedua desa ini ada di propinsi Jawa Barat.
Desa Penglipuran ini unik, sebuah desa dengan rumah-rumah bergaya arsitektur tradisional Bali yang kental. Apalagi desa ini tertata rapi. Deretan rumah berhadapan yang dibagi oleh jalan kecil yang telah diperkeras dengan batu. Jalan utama desa mengarah ke bagian utama desa, yaitu pura, yang terletak di tempat tertinggi. Unik juga melihat bentuk-bentuk seragam pintu rumah dengan ukiran khas dBali yang sangat cantik. Bahkan pengunjung boleh masuk melihat isi rumah yang dibuka hari itu. Rumah yang boleh didatangi digilir, bisa ditanyakan pada petugas penjaga loket karcis masuk desa.
Desa Penglipuran telah banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal atau pun mancanegara. Apa yang bisa dinikmati di sini? Tentu saja kehidupan desa adat yang atmosfirnya sangat berbeda dengan suasana asal tempat tinggal turis. Penataan Desa Penglipuran bisa dibilang seperti kompleks perumahan modern dipadu dengan ruang terbuka dengan taman gaya Bali, membuat para wisatawan merasakan nuansa Bali pada jaman dahulu. Katanya konsep tata ruang disesuaikan dengan ajaran Agama Hindu di mana wilayah Desa Penglipuran terbagi menjadi tiga bagian, bagian utama di utara (pura), bagian madya (perumahan di sisi barat dan timur) dan nista (pemakaman) .
Bangunan gaya tradisional dengan bahan kayu dan atap sirap bambu. Bambu ini berasal dari hutan bambu setempat. Desa Penglipuran pernah mendapat anugerah Kalpataru dari pemerintah karena berhasil memperjuangkan keaslian desa di jaman modern ini. Keaslian yang menarik minat banyak orang.
Beautiful , I would love to travel here.
thank you, I hope you can travel here someday
Amazing photographs 🙂
thank you for the compliment Carol
Tradisi memang layak dipertahankan… Banyak hal di Bali yang ingin saya lihat ^^
betul…., banyak sekali yang menarik di Bali
datang sekali tak akan cukup
duh, saya sendiri belum pernah ke sana bun. 😳
desanya memang terkenal banget ya.
desamu juga bagus Gung.., jauh dari Bangli?
jadi ingat foto yang diikutkan TFP dulu itu
bookmarks iniii 🙂
asyiiik….menunggu cerita Firsty dari Penglipuran
Semoga tetap terjaga keaslian Penglipuran 🙂 . Foto terakhir bagus banget kak 😉 . Itu umbul2 apa memang terpsang setiap hari ya?.
kk kesana dua hari setelah hari raya Kuningan, makanya kelihatan meriah banyak penjor walau sebagian janurnya mulai mengering
penjor dipasang cuma di hari raya aja
[…] Numbers at Desa Wisata Penglipuran a Traditional Village in Bali – Berbagi Kisahku […]
Di desa ini kita juga bisa menginap di rumah penduduk, ya, Mbak Monda? Moga2 ada kesempatan ke sana suatu saat nanti thx 🙂
desa wisata biasanya bisa nginap di rumah penduduk, kalau di Penglipuran kabarnya belum ada
Bersih banget desanya, Mbak. Dan, kelihatannya sangat tenang 🙂
iya rapi banget nggak ada sampahnya…
desanya sepi mungkin pada tidur siang he..he..,
saya mauuuuu nginep di desa panglipuraaaan… menikmatinya sejenak, memandanginya sejenak, dan mengambil sesuatu yang bermanfaat dan bereksan untuk dibawa pulaaaang…
tengkyu udah menyuarakan asrinya desa penglipuraaaan…
Salam kenal Kak Mondaaa ^,^
salam kenal juga kak Roos, makasih kunjungannya
adem suasana desanya, kita jadi ketularan kalem he..he..
What a lovely area. I would love to visit this area as well but in case I do not it is wonderful to know that this still exists for people to enjoy!
thank you for the nice words
Rapi jali. Desanya juga bersih. Saya pengen kesana.
datang ke sini pas hari raya da, desanya semakin cantik
Bali itu selalu mempesona yach kak. Walaupun perkampungan gitu tapi tetap rapi dan asri, suka bangat dech.
desa ini memang asli cantiknya dan fotogenik pula
hebat ya … bisa menjaga tradisi seperti ini … belum pernah saya berkunjung kesini. tapi dari beberapa desat adat yang pernah saya datangi …. anehnya … desa desa tersebut .. tertata, teratur, rapi dan bersih … koq kita2 yang mengaku lebih modern .. malah pemukimannya kacau balau bahkan banyak yang kumuh dan kotor
mungkin karena penduduk desa wisata atau desa adat itu sudah terbiasa patuh sama aturan adat oom
Bagus sekali alamnya, pengen ke Bali belum kesampaian aja ni…
aamiin…insya Allah suatu saat ke Bali ya teh
keren mbaa…. jadi pengen ke sana,. hijau., sedap dipandang mata…
desanya memang ayu banget deh…suka liatnya
Desa yang masih sangat indah..
Semoga bisa bertahan & menjadi budaya bangsa Indonesia..
aamiin … semoga ya