Setelah santap Empal Gentong Krucuk di Cirebon mulai lagi deh cari-cari petunjuk jalan selanjutnya yaitu arah ke Desa Wisata Cibuntu. Desa Wisata Cibuntu terletak di kaki gunung Ciremai, gunung tertinggi di Jawa Barat. Lokasi tepatnya dari Desa Wisata Cibuntu di Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Di posting sebelumnya aku cerita kami sering pergi spontan, nah kali ini sama juga. Tujuan ke Cirebon mau wisata kuliner, wisata lainnya menyusul lihat sikon. Nah di salah satu rest area tol Cipali kami lihat ada bis wisata dengan spanduk wisata budaya ke Desa Wisata Cibuntu. Langsung browsing deh dan dapat info di sana ada situs megalitik. Layak diuber banget kalau buat aku mah.
Rute dari Cirebon ke Desa Wisata Cibuntu
Rute dari Cirebon melewati Sumber lalu Mandirancan, desa Paniis dan sampailah di Cibuntu. Jarak desa wisata Cibuntu dari Cirebon kurang lebih 30 km , ditempuh sekitar 45 menit .
Gampangnya patokan jalan menuju ke Cibuntu adalah melewati RS Paru Sidareja, lalu di Mandirancan belok kanan sampai menemukan tugu macan lalu berbelok ke kiri menuju Paniis. Tak jauh dari lapangan Paniis berbelok ke kiri lagi.
Sayangnya petunjuk arah tidak ada, harus tanya ke banyak orang dan sempat nyasar ke arah Linggarjati. Kejutan dalam perjalanan seperti ini nih yang membuat candu raun, cari info, kesasar dan akhirnya menemukan obyek di luar dugaan.
Obyek Wisata di Desa Wisata Cibuntu
Pemandangan Indah
Alhamdulillah, walau letak desa Cibuntu di pelosok lereng gunung tetapi jalan raya mulus banget. Pemandangan di sepanjang jalan pun indah melewati rumpun ilalang dan pohon-pohon besar dan kebun karet, sejuknya udara pegunungan mulai terasa membelai kulit. Di kantor kepala desa kami disambut seorang bapak yang akan mengantar berkeliling. Cuaca terlihat mendung, tak lupa bawa payung dan dibekali 2 buah caping oleh pak Ibnu yang mengantar kami. Desa wisata Cibuntu ini berada paling ujung, setelahnya memang tak ada desa lagi, hanya hutan pinus.

Situs Megalitik Desa Wisata Cibuntu
Di belakang kantor kepala desa langsung terlihat situs megalitikum Bujal Dayeuh, salah satu situs dengan batu-batu yang cukup besar. Situs ini ditemukan tak sengaja saat seorang bapak menggali tanah dan menemukan kubur batu yang di dalamnya ada kapak batu. Temuan-temuan ini katanya sudah tersimpan di museum di Cipari (#kode# sasaran kunjungan berikutnya). Dari beberapa situs hanya situs ini yang dilengkapi plang informasi. Situs lainnya tersebar di seluruh desa, ada yang di bawah pohon beringin, di antara pohon bambu. Jadilah kami diajak mengelilingi desa yang jalannya agak menanjak, cukup membuat ngos-ngosan dan betis berkonde 2 hari. Makanya kalau ke sini jangan lupa memakai sepatu kets yang nyaman dan aman buat trekking.
Mata Air Cikahuripan
Tak hanya situs, memperhatikan alam dan kehidupan di desa pun menarik. Di desa ini ada mata air Cikahuripan yang menyegarkan. Warga yakin mata air ini bikin sehat dan tak mudah sakit. Air dialirkan melalui pipa pralon ke rumah warga. Rumah-rumah warga semuanya sudah terbuat dari batu, sayang tak ada lagi rumah tradisional. Jalan-jalan yang mengelilingi desa sudah dibeton. Tapi, masih ada juga sih jalan desa yang masih berbatu-batu, ketika balik dari situs Sahurip Kidul, tak sengaja terinjak batu kecil yang membuatku jatuh tergelincir, hadeeh… untungnya masih bisa lanjut tur kampung, sakit pinggangnya baru terasa di rumah he..he…
Agrowisata Desa Wisata Cibuntu
Konservasi Bambu Betung, Sawah dan Kebun Ubi Manohara
Oh ya untuk menjaga kesinambungan mata air Cikahuripan ada hutan konservasi bambu betung. Hutan bambu yang saat itu mengering akibat kemarau panjang mulai dihijaukan lagi. Cara lainnya yaitu dengan upaya membatasi penebangan bambu.
Selain itu menarik juga memperhatikan aneka tanaman yang belum pernah kulihat sebelumnya. Kami juga kutip biji buah pohon salam he..he.., pengen coba tanam. Kami kasih usul supaya warga juga menyediakan bibit pohon untuk dijual, lumayan kan mana tahu bisa tambah pemasukan buat warga.
Di sini pengunjung pun bisa melihat sawah yang kala itu sedang menguning, dan bila saatnya panen tiba tentu sangat menenangkan melihat kegiatan panen padi. Selain menanam padi penduduk pun menanam ubi jalar dari jenis Manohara yang terlihat subur sekali. Diberi nama sesuai artis Manohara karena ubi jalar ini baru dikenal warga saat ramainya berita di televisi mengenai artis tersebut.
Belajar Main Angklung
Selama beberapa tahun ini Desa Cibuntu disiapkan menjadi desa wisata oleh Team Pasca Sarjana STP (Sekolah Tinggi Pariwisata ) Trisakti Jakarta bekerja sama dengan penggagas dan masyarakat setempat. Desa ini menyiapkan homestay dan paket wisata.
Awalnya warga merasa minder karena takut rumahnya tak layak menerima tamu, tapi akhirnya semua warga semangat mendukung kegiatan desa wisata. Ibu-ibu juga tergabung dalam kelompok wisata yang akan menyediakan makanan khas desa buat para tamu.
Paket wisata yang disediakan itu berupa acara penyambutan, belajar permainan tradisional dan angklung bersama team kesenian dan murid-murid SD seperti yang kami saksikan sore itu. Pada malam harinya tamu akan pentas di balai desa bermain angklung, pawai obor menuju ke lapangan mencari sinyal, dan tour kampung. Iya di desa ini tak ada sinyal, jadi kalau mau sejenak menenangkan diri dan menjauhi gadget di sinilah tempatnya, sambil menikmati keheningan dan kedamaian hidup di desa serta merasakan keramahan penduduk.
Sedekah Bumi
Ada lagi acara khusus setiap bulan Oktober, yaitu sedekah bumi, sebuah perayaan pernyataan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas hasil panen dan rejeki di tahun itu.

Kampung Kambing
Yang unik di sini ada kampung kambing. Kambing di sini banyak sekali, bisa sekitar seribu lebih, jumlah kambing lebih banyak daripada jumlah penduduk. Demi alasan kenyamanan dan kesehatan hewan ternak ini dikandangkan berkumpul di tanah luas milik desa, agak jauh dari pemukiman, tentu saja tiap malam ada 10 orang yang berjaga bergantian.
Curug Gongseng
Setelah semua situs dikunjungi selesailah rute keliling kampung. Ada sih satu lagi obyek yang tak disinggahi, yaitu Curug Gongseng, karena jalannya masih jauh dan cuaca mendung, takut kehujanan di jalan. Saat kembali ke Balai Desa sempat melihat tamu dari Jakarta yang sedang belajar angklung, mereka malam harinya akan manggung di acara kesenian bersama anak-anak ditonton oleh warga desa. Di sini aku sempat disuguhi jasreh, minuman yang terbuat dari jahe dan sereh, alhamdulillah menghangatkan perut dan badan yang mulai kedinginan.
Program Acara Tour Desa Wisata Cibuntu (2 hari 1 malam)
Berikut acara tour sesuai brosur yang kuperoleh dari pak Ibnu.
Hari 1 :
- Penyambutan peserta tour dengan atraksi seni budaya dan welcome drink khas Cibuntu
- Acara belajar angklung, tari Tani, dan belajar main egrang
- Tour Kampung dengan rute Situs Bujal Dayeuh – situs Sibubur – sumber mata air Kahuripan -Kebun bambu betung – Situs Kahuripan – air terjun Gongseng – Kampung Kambing
- Setelah magrib acara makan malam disertai acara tamah dan hiburan atraksi seni putra putri desa dan penampilan angklung oleh para tamu dilanjut pawai obor keliling kampung mencari sinyal
Hari 2 :
- sarapan pagi dan senam pagi
- Fun Games
- Acara selesai dan mampir di toko oleh-oleh desa
Acara di desa ini ada pilihan lain yaitu selama 3 hari 2 malam dengan susunan acara kurang lebih hampir sama hanya waktunya lebih panjang.
Untuk keterangan lebih ditel tentang Desa Wisata Cibuntu bisa menghubungi mulyanakls@gmail.com atau melalui marketing support Bp Mulyana 081288695363, Bp Dede 08179149966, Bp Ibnu 081222280730. Bisa juga dicek ke situs pemesanan hotel online.
Desa ini pun sudah ikut dipromosikan di instagram oleh Gubernur Jawa Barat pak Ridwan Kamil. Kabarnya akan banyk desa lagi yang akan didorong menjadi desa mandiri seperti Desa Wisata Cibuntu.
Situs megalitik Cibuntu…. Disambung yook mbak dengan situs megalitik G Padang serta Ramang ramang (SulSel), saya belum nyicip megalitik ini. Penasaran ubi jalar Manohara….
di Cipari, nggak jauh dari Cibuntu ada ada situs megalitik yg agak gede mbak..,
insya Allah menyusul semua disambangi, mulai dari yg dekat aja dulu
wahhh menarik nih mba, banyak situs 🙂
daerah Kuningan banyak obyek wisata menarik ternyata Dita, aku baru tau
Situsnya kurang terawat yah 🙁
dan sepertinya masih jarang dikunjungi.
Semoga papan petunjuk untuk menuju Lokasi makin banyaaak.
semoga ya
cara2 pengelolaan yg baik mudah2an bisa menambah income penduduk desa
Wah alamnya masih asri.
Penasaran sama ubi jalar manohara. Kenapa dinamain manohara ya? 🙂
katanya ubi ini terkenal pada saat yg sama dengan Manohara, wk.. wk..
Kalo ngak ada sinyal, bikin aku lelah hati hahaha
ahaa.. serasa terasing dari dunia luarkah?
penampakannya seger banget tempatnyaa… udaranya pasti masih bersih ya mbaa 😀
iya … segar dan sejuuk banget
Menarik banget, Mbak. Rasanya bisa belok ke sini dulu nih dalam perjalananku menuju Jawa Tengah
Pemandangannya indah sekaliii Bunda.. duuuh pengen sekali kesana… ^_^
dekat kok Tia…
ajak keluarga main ke sini
Wah, boleh juga nih. Oh ya, ubinya enak nggak?
waktu itu nggak disediakan ubinya mbak..
Wah, ada kampung kambing. Meski ditaruh jauh dari pemukiman yang penting ada yang jaga.
katanya kambing di sini bagus2, harus dijaga banget karena rawan pencurian
Waa.. Aku Cirebon taunya wisata telaga2an aja nih ternyata ada kampung wisata juga yaa
ada wisata telaga di mana mbak…, rasanya belum pernah tau
Ide desa mandiri begini emang bagus buat warganya biar aktif memajukan desanya.
iya, alhamdulillah desanya jadi lebih rapi dan bersih
Wah ingin juga ke sini mba… Apakah ada minimsl jumlah peserta atau tidak ya? Kalau langsung datang tanpa menginap, apakah ada tiket masuknya juga?
nggak ada tiket masuk mbak,
lapor ke kantor desa aja dan kasih tips aja buat yang ngantar..
jumlah kunjungan minimal nggak kutanya mbak, maaf ya
Aku baru denger nih nama Desa Cibuntu. Menarik ya. Aku penasaran dengan pemandangan indah & jalanannya kak, nggak ada fotonya soalnya. Hehe
aku nggak banyak moto jalannya Din, maaf ya
Wah, bagus banget nih program-program seperti ini. Setiap desa nantinya bisa jadi daerah tujuan wisata.
Tapi beneran di Cirebon gitu masih ada temoat yang nggak ada signal-nya?
Terima kasih sudah berbagi ya
bukan sama sekali nggak ada sinyal bang,
tapi baru dapat di malam hari dan tempat yang tertentu
Yang paling unik menurutku di desa wisata ini adalah kampung kambing. Selain tentu saja peninggalan megalitik nya. Seru kali ya setiap sore melihat kambing kambing berkumpul di satu lapangan. Pemiliknya pasti punya satu teknik untuk mengenali hewan peliharaan mereka satu persatu
mungkin kambingnya dikasih kalung he.. he..
Penasaran ubi manohara rasanya kayak apaa…
Seru juga main ke Desa seperti ini. Melihat cara hidup disana
waktu itu mungkin belum saatnya panen ya, jadi nggak kebagian nyicip
semoga desa2 lain di indonesia bisa mengikuti jejak desa ini. kreatif
iya biar seimbang ya kehidupan desa dengan kota
Wah bisa belajar main angklung ya, anakku suka banget main angklung, sayang di Jateng ngga ada hehe
mungkin karena angklung itu khas Jawa Barat ya mbak
Benar. Desa wisata sekarang ini tengah gencar didorong pemerintah untuk terus berbenah dan ekspose. Saat naik Ciremai lewat Linggasana (Linggarjati) kami pernah ditawari untuk sekalian ke Cibuntu. Cuma saat itu kami udah lelah hehehe
Semoga kedepannya bisa ke sana
wah seru amat teh naik ke gunung Ciremai..
daerah sini masih banyak yang sangat menarik, banyak tempat yang kepengen didatangi
Masih natural banget ya kak Monda. Tapi itu situs Megalitikumnya kok seperti asal rawat yak? Harusnya dibuat taman dan jadi pusat penelitian. 🙁
artefak yang ditemukan di desa ini hanya sedikit dan akhirnya disimpan di temapt yang lebih luas di Cipari, Kuningan
Suasana sprti di pedesaan. Adem, hijau
[…] Akomodasi yang disediakan yaitu di rumah penduduk. Contoh desa wisata antara lain yaitu di Desa Wisata Cibuntu, Kuningan. dan Desa Wisata Sindangbarang di Bogor. Kedua desa ini ada di propinsi Jawa […]
[…] ada beberapa di propinsi ini, beberapa sudah pernah kukunjungi, Kampung Naga , Kampung Pulo dan Desa Wisata Cibuntu. Desa wisata seperti ini tentu akan sangat membantu meningkatkan perekonomian warga, selain […]