Earth provides enough to satisfy every man’s need, but not every man’s greed. – Mahatma Gandhi
Danau Dendam Tak Sudah adalah nama sebuah danau kecil di ibukota propinsi Bengkulu. Danau terletak di Kelurahan Dusun Besar, Kecamatan Singaran Pati Kotamadya Bengkulu. Kawasan ini sudah ditetapkan sebagai kawasan cagar alam sejak 1936 oleh pemerintah kolonial Belanda. Dari tahun ke tahun luas cagar alam semakin lama semakin bertambah, kini mencapai 577 hektar. Alhamdulillah ya, di tempat lain justru ada cagar alam yang menyempit karena dicaplok orang.
Sebenarnya pemandangan di danau ini terlihat sangat natural. Tak ada naik turun kontur dari bukit atau lembah, hanya permukaan datar saja. Pagi itu air danau terlihat gelap, ada sampah di sebelah sana perahu. Walau tampilan terkesan biasa, yang penting kan fungsinya sebagai daerah tangkapan air dan habitat flora dan fauna, penyeimbang lingkungan hidup. Katanya di wilayah ini banyak fauna dan flora khas, ada jenis anggrek yang hanya tumbuh di sekitar cagar alam ini saja.
Area sekitar danau ini merupakan jalan perlintasan menuju ke kabupaten tetangga, lalu lintas cukup ramai. Untunglah keramaian ini diredam oleh pepohonan cukup rindang. Fasilitas yang ada hanyalah pondok-pondok sederhana yang menyediakan jagung bakar dan kelapa muda, siap disantap di dangau terbuka di pinggir danau. Semoga wilayah ini bisa tetap menjadi sebuah kawasan konservasi keanekaragaman hayati, selain itu Danau Dendam Tak Sudah berfungsi sebagai sebagai sumber air untuk keperluan irigasi dan sebagai daerah cadangan air bagi kota Bengkulu.
Perihal namanya yang tak lazim sementara orang menyebut berasal dari legenda buaya buntung yang dendam karena kalah bertarung dengan buaya lainnya. Selain itu ada beberapa legenda lainnya lagi. Pendapat lain lagi menyebut Dendam Tak Sudah itu berarti proyek dam / bendungan di jaman Belanda yang tak sudah alias tak pernah selesai. Entahlah tak jelas asal muasala nama yang terdengar aneh di telinga ini.
In response to The Weekly Photo Challenge : Earth
Pertama kali mendengar nama Danau Dendam Tak Sudah ini, agak terasa aneh memang.Ada semacam aura mistis dalam namanya. Cuma, setelah sering ke situ, sama sekali tak ada tuh mistis-mistis itu. Yang ada adalah keindahan alami dari sebuah ciptaan Tuhan. 🙂
Btw, tau nggak Kak. Aku nulis komen ini pas lewat depan danau itu, dari bandara menuju Curup, hehe… 🙂
xi..xi..kok bisa pas gitu ya
mendingan sekarang da, udah ramean danaunya, dulu mah cuma semak2 aja di sekitar situ
[…] Dendam Tak Sudah di Bengkulu – Berbagi Kisahku […]
kak cakep ambil photonya waktu kesana aku merasa zonk banget hahaha
udah ngarap lebih dari ini ya Win..?
kalau kk bilang sih biarlah danau dendam seperti wujudnya yang sekarang demi kelangsungan konservasi
Nama danaunya lucu ya, hehehe 😀
nama yang sangat tak biasa
Nama danaunya membuat penasaran, ternyata biasa aja, mungkin saat teratai bermekaran semua, sangat cantik, Kak.
ya.. suasananya tenang walau ada suara kendaraan lewat, itu yang dicari orang
Teratai cantik di danau elok diabadikan dengan indah nih Mbak. konservasi alam yang menyejukkan
terima kasih mbak
mnyenangkan juga kalau bisa lihat anggrek khasnya mbak
hihi namanya lucu ya bun. tapi pemandangannya menyejukkan sekali~ ♥
namanya menakutkan, nggak mau kasih maaf ya he..he…
danaunya indah … bunga teratai membuatnya lebih cantik .. tidak segarang namanya
indah dalam kesederhanaannya ya…
Jalan raya nya bersih dan teduh, banyak pohonan di pinggir jalan. Damai rasanya 🙂
saat itu masih sepi pengunjung da, memang iya terasa damai