Pasar Baru Jakarta Pusat kurasa sebuah nama yang sangat familiar. Pasar Baru itu sebuah pasar tua di Jakarta yang sudah ada sejak abad 19. Dulu Pasar Baru termasuk wilayah elite, yang dibangun dekat dengan pusat pemerintahan Hindia Belanda. Pasar Baru antara lain dekat dengan rumah Gubernur Jenderal Belanda Daendels, yang kini sudah menjadi kantor Departemen Keuangan, juga dekat dengan Societeit Harmonie (dekat istana Merdeka), sebuah sarana hiburan jaman itu yang kini sudah rata dengan tanah, dan dekat dengan Gedung Kesenian.
Walau disebut pasar tetapi bukan pasar tradisional tempat berbelanja sayur mayur dan kebutuhan rumah tangga. Sejatinya Pasar Baru hanyalah sebuah jalan sempit dan pendek, yang bermula dari tepi kali Ciliwung. Ketika dulu jalan ini masih terbuka untuk dilalui kendaraan umum dan parkir mobil, suasana sangat crowded. Kini Pasar Baru hanya untuk pejalan kaki atau perlintasan menuju gedung parkir. Sebagian jalan ditutupi canopy, agar pejalan merasa nyaman. Keramaian Pasar Baru kembali terasa saat perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan dengan diadakannya lomba perahu di kali Ciliwung.
Toko-toko yang ada di Pasar Baru berada di kiri kanan jalan. Barang komoditi yang dijual di sini sebagian besar adalah busana, sepatu, perhiasan emas, kamera dslr dan kosmetik serta peralatan salon kecantikan. Katanya harga di sini masih miring, masih ada harga yang lebih murah daripada toko-toko di wilayah lain. Pedagang kaki lima juga menyebar membuka lapak di depan toko, mulai dari berjualan siomay, T-shirt sampai penjual uang lama. Makanya datang ke sini saja kalau mau cari uang recehan untuk mas kawin.
Sebagai wilayah lama, di daerah sekitar Pasar Baru banyak ditemukan bangunan tua yang masih berfungsi dengan baik yaitu antara lain Gedung Kesenian, Gedung Antara, Gereja Katedral, Gereja Ayam, Gedung Filateli dan juga toko-toko tua. Di jalan Antara yang terletak di tepi Ciliwung juga ada beberapa bangunan tua cantik lainnya,

Toko-toko tua itu banyak yang sudah direnovasi menjadi toko dengan tampilan modern. Tetapi untungnya di Pasar Baru ini masih bisa ditemui beberapa bangunan kuno. Bahkan sebagian di antaranya sudah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya (BCB), yaitu bangunan bernomor 2, 8, 30 dan 46. Tetapi, entah kenapa sebuah bangunan lain bernomor 18 A masih belum menjadi BCB. Bangunan itu bernama Toko Kompak.
Toko Kompak selain menjual sedikit barang-barang kecil juga masih digunakan sebagai tempat tinggal. Dahulu toko ini adalah rumah Mayor Cina, Tio Tek Ho (1896-1908). Mayor ini adalah salah satu dari 5 orang mayor Cina yang ditunjuk oleh pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Tugas Mayor Cina mirip kepala suku yang harus memimpin masyarakat Tionghoa yang tinggal di Batavia. Ornamen rumah tua berumur 300 tahun ini masih asli, Dekorasi berupa pintu yang tinggi besar (3 meter tingginya), pegangan pintu, jendela dan railing di balkon melambangkan kekayaan arsitektur dan budaya Tionghoa.
Gedung berasitektur Tionghoa lainnya yang juga rumah seorang Mayor telah ditetapkan sebagai benda cagar budaya terletak di jalan Gajah Mada, yaitu Gedung Candranaya.
Puas cuci mata dengan aneka bangunan tua di Pasar Baru cocok banget bila ditutup dengan duduk santai menikmati suasana nostalgia di Tropik, restoran legendaris sejak 1950an, menikmati es krim homemade yang lezat.
Dari gerbang passer baroe yang di pic atas itu setelah lampu merah lurus terus sampe mentok, belok kiri itu udah tempat tinggalku. Bisa mampirrr. Hehehe
waah.. Fran.. coba kenal dari dulu ya, bakalan sering mampir deh
aku pernah kerja di sekitar Krekot, sekarang sih udah jauh..
Aku tinggal di situ baru mau 4 tahun sih, hehehe. Pasca menikah.
Mbak… Toko Kompak ini tuh yang di sebelah mana, ya? Saya sering ke Pasar Baru tapi kok tidak pernah menemukannya :hehe. Demikian pula dengan kedai es krim dan FO itu agaknya belum pernah saya singgahi. Ini namanya mesti ke sana lagi ya, menjelajah dengan lebih teliti :haha.
Terima kasih atas rekomendasinya!
semua toko2 ini ada di sebelah kanan jalan, kalau masuknya dari gerbang yg pinggir kali….
emang kudu ngeliat agak dongak Gar….
yang FO itu malah agak di pangkal, toko kedua atau ketiga kl nggak salah
di sebelah kiri jalan juga ada toko tua cantik, dulu sih dipakai jadi apotik
Aduh, foto es krimnya yang terakhir menggoda iman banget. Ukurannya itu lho (fotonya) 😛
Udah pernah kesini tapi nggak turun, males krn pasar, cuma ngantar kakakku beliin pesanan istrinya. Gak taunya eksotik gini ya. Tau gitu aku ikut turun.
[…] menyeberangi Kali Ciliwung sampailah ke Pasar Baru , di sini pun bisa cuci mata dengan bangunan heritage. Antara lain Gedung Antara dan rumah mayor […]