Kampung Batik Kauman di Pekalongan salah satu surga belanja batik. Batik Pekalongan khas dengan warna warni ceria dan motifnya yang unik, misalnya motif jlamprang. Kampung Kauman sudah dikenal sebagai pusat kerajinan batik sejak dulu. Diduga ini kampung pertama di kawasan Pekalongan, karena masih banyak rumah tua di sini. Rumah-rumah kuno itu dihuni oleh para pengrajin dari beberapa generasi. Di kampung ini rata-rata para pengrajin punya toko atau tempat untuk memajang hasil karyanya.
Bersama blogger Pekalongan, mbak Mechta, janji bertemu di kampung Kauman (ini late post ya). Kami sempat berbelanja batik di salah satu showroom langganan beliau. Setelah dari sini kami sekeluarga diajak lagi ke tempat lain yang punya tempat pengolahan batik cap. Rumah yang kami datangi itu juga sebuah rumah tua yang berlantai dua. Rumah besar ini masih mempertahankan ornamen ukiran antik yang terlihat pada pintu dan jendela rumah.
Kebetulan teman mbak Mechta sedang mengantar beberapa orang jurnalis ke tempat ini. Kami pun jadi bisa ikut melihat proses produksi batik cap di lantai 2. Untuk produk batik tulis katanya ada di tempat lain. Di lantai satu bangunan ini ada showroom kecil tempat memajang hasil karya berupa kain batik dan pakaian ready to wear. Lagi-lagi tak mampu menolak pesona keindahan batik Pekalongan yang cantik he.. he..
Pada dasarnya proses tahap-tahap pengerjaan batik tulis dan batik cap itu sama. Perbedaannya pada alat yang digunakan untuk meletakkan malam. Untuk batik cap bukan memakai canting, tetapi plat logam yang telah bermotif. Dengan batik cap akan didapat motif yang seragam besarnya.
Di lantai ini terlihat beberapa orang pekerja pria yang sedang mencap kain. Plat logam bertangkai dicelupkan ke dalam larutan malam panas lalu distempel ke atas kain. Demikian dilakukan berulang-ulang hingga seluruh permukaan kain tertutupi motif batik. Proses selanjutnya adalah pewarnaan. Kain dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Kemudian malam diluruhkan dalam air panas, dibilas lalu kain batik dijemur hingga kering. Bila ada motif atau warna lain proses stempel akan diulang lagi.
Produksi kain batik adalah sebuah proses yang rentan polusi air. Polusi ini bisa terjadi akibat dari air bekas peluruhan lilin malam. Tentu air bekas bilas ini mengandung lilin yang tak larut dalam air. Bila air telah dingin akan tampak gumpalan lilin. Air bekas pewarnaan kimawi juga terlihat berwarna.
Dahulu air bekas peluruhan malam dan pewarnaan dibuang begitu saja ke badan air. Hingga ada seloroh jika air sungai hitam itu tandanya perdagangan batik laris manis. Tentu saja hal sedemikian itu tak bisa dibiarkan terus berlanjut. Pemerintah setempat membangun IPAL komunal dan mewajibkan setiap industri melakukan daur ulang air kotor sebelum bisa dialirkan ke selokan.
IPAL artinya instalasi pengolahan air limbah. Disarankan air bekas peluruhan malam yang masih kental disaring sampai beberapa kali, karena malam yang rontok itu bisa dipakai lagi. Sedangkan air bekas pewarnaan harus dimasukkan ke dalam IPAL dan melalui proses kimiawi tertentu. Larutan pewarna itu mengandung logam yang sangat berbahaya bagi ekosistem air. Perlu perlakuan khusus dengan bahan-bahan tertentu yang mampu mengikat logam.
Diharapkan para pengrajin batik mampu mengolah limbah sendiri dan tak langsung membuangnya ke sungai. Bila ini diabaikan tentu yang rugi mereka juga. Air akan berbau dan mematikan ikan. Tentu bau ini akan mengganggu warga setempat dan turis yang berkunjung. Lama kelamaan turis akan enggan datamg. Tentu akibatnya besar bagi perekonomian warga.
Saat ini dampak positif kunjungan pembeli batik perseorangan ataupun pedagang terlihat dari tumbuhnya penginapan, rumah makan, dan pusat kulakan batik. Pedagang batik Pekalongan pun kini sudah bisa dihubungi langsung melalui telepon atau email, yang penting punya cukup pulsa online. Mereka bisa kirim barang langsung ke pembeli.


Salah satu cara untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yaitu dengan memakai bahan pewarna alami. Rumah produksi ada yang menanam sendiri pohon penghasil bahan pewarna alami. Yang kulihat contohnya yaitu pohon kesumba (Bixa orillana) di tanam di halaman galeri yang pertama dikunjungi. Tampak pohon kesumba sedang berbuah. Buahnya berbulu seperti rambutan. Yang dipergunakan untuk mewarnai kain batik adalah bijinya. Kesumba menghasilkan warna merah.
Bahan alamiah lainnya yang biasa dipakai untuk pewarnaan kain dapat dilihat contohnya di Museum Batik Pekalongan. Di balik etalase kaca terlihat ada jalawe, kapur, tawas, mangsi untuk warna ungu, mahoni untuk warna oranye, indigo untuk warna biru, kunyit, secang yang juga untuk warna merah. Dan masih ada beberapa contoh lainnya.
Menyenangkan bukan berjalan-jalan di Kampung Batik Kauman Pekalongan. Satu hari pun kurasa tak akan cukup berkeliling kampung tua ini dan menikmati indahnya rumah-rumah kuno lalu masuk satu per satu ke dalam rumah batik dan menghabiskan isi dompet sampai bokek wk.. wk… Ada lebih dari satu kampung batik di Pekalongan, yang lainnya yaitu Pesindon dan dua sampai tiga kampung kecil lain.
Paling suka ama batik Pekalongan. Pas jalan2 ke Jogja aja, aku berburu batik pekalongan dong.
Kudu banget ke sini aaahh
ha.. ha.. ndak dimarah mbak nyarinya yang lain..
kudu mbak datang ke Pekalongan langsung, bakalan semaput milihnya, cakep2 semua..
aku juga pengen balik belanja lagi he.. he..
Mbak aku cuci mata dan cuci dompet juga kaya kalau ke sana hehe
hayuuuk borooong
Wah, lumayan juga ya sudah mulai terlihat hasilnya di sekitar Pekalongan, semakin maju…
seneng ya, industri kecil pun mulai sadar lingkungan
Seru bisa menyaksikan langsung proses membatik. Apa boleh coba bikin batik cap, ya?
mbak, waktu itu aku nggak nyoba dan nggak nanya he.. he..
Wisata mengagumi budaya seraya belanja belanji berbonus jumpa sahabat Pekalongan ya mbak.
Suka sekali dg tampilan tanaman kesumba si bixa. Salam batik
si bixa ini waktu kecil dijaidin main masak2an mbak..
ternyata bijinya bermanfaat..
btw oot mbak bisa nggak buah alkesah dijadikan pewarna kain?
Selama ini untuk pewarna makanan mbak, nanti cari tahu kekuatan tuk pewarna kain.
terima kasih mbak
Aku pengemar batik, dulu waktu ke Yogya – Solo borong batik terutama yg lawas2 hihihi.. belum pernah ke Pekalongan dan pengen banget kesana karena aku taku batiknya juga cantik2 🙂
penggemar batik lawas mbak? koleksinya udah banyak pastinya ya..
batik Jog dan Solo kebanyakan sogan ya mbak, kesannya berwibawa
Keren ulasannya mba Monda… Mangga kapan2 jalan2 lagi ke Pekalongan yaa…
insha Allah kalau ke Pekalongan lagi aku kabar kabari mbak
Apa yach…hihihi saya no comment deh tentang batiknya…ngak ngerti…tetapi suka memakai batiknya.
Bahkan kadang saya berpikir, ini bikin motifnya sengaja demikian, ada artinya atau bagaimana..kalau di suruh milih, saya pasti pilih motif yang rapat 🙂
Salam mbak
motif kain tradisional umumnya memang punya arti bli..
Selalu suka dengan kain batik dan baju batik, cocok di dipakai ke kantor apalagi Semarang panas, tiap kali pulang Bandung Garut suka mampir beli batik Pekalongan, ternyata ada museumnya juga ya mbak ????
Pekalongan dihampiri dalam perjalanan, sering borong sepertinya nih
batik Semarangan juga ada banyak motif kan ya mbak…?
sesekali cari langsung ke pengrajin mbak.., seruu
wah seru bisa melihat langsung dan mengetahui lebih dalam tentang kampung batik kauman di pekalongan ya kak
seharian di Kampung Kauman nggak akan bosan he.. he..
semakin banyak membaca batik semakin sadar bahwa selama ini yg saya pakai bukan batik betulan, melainkan kain bermotif batik hehehe
saya juga dari lama mengidamkan untuk mengunjungi kot batik peklongan ini, tp blm kesampaian
setidaknya udah mulai suka batik kan, Johanes
Batik Pekalongan motifnya khas warna warni, cantik sekali. Ingat dulu nenek mencuci kain batik dengan buah lerak supaya warnanya awet.
iya lerak itu sekarang udah ada dalam bentuk cair mbak, banyak toko batik jual lerak cair juga
huwaaaahhh bunMon udah ketemu sm auntie mechta ajaaaa *envy
duh, bahaya BunMon kalo acara keliling desa-nya bikin dompet bokeeeek hihihihi
pasti ngiler deh Rin kalau keliling kampung batik he.. he.., makanya jangan datang sendiri supaya ada yang kontrol dompet he.. he..
seru nich kak jalan-jalan ke kampung batik pekalongan. aku belum bisa bedakan nich batik pekalongan ama batik lainnya. kecuali cirebon dengan motif megamendungnya.
semakin sering pakai batik nanti pelan2 bisa paham jenis motif dan asalnya Lin..
memang ada sih yang mirip
motif mega mendung juga ada di Tasik,
Wohh precisely what I was searching for, appreciate it for posting.
Wahh seru banget jalan-jalannya kak Monda. Pengen kesana juga belum kesampean hanya lewat doang. Pasti banyak pelajaran yang bisa didapat, ya. Indonesia beneran emang kaya sama warisan budaya salah satunya ya batik ini. ????
Pekalongan itu kota unik lho…, seneng main di situ
kulinernya juga asyik, campuran Jawa dan Timur Tengah, aku baru nyobain masing2 satu jenis makanan saja dari tiap etnik tsb
mba kalo pengunjung biasa boleh ga melihat prosesnya secara langsung?
bisa banget mbak Fika.., boleh kok dilihat prosesnya step by step
aku kemarin memang nggak minta nyobain ikutan ngecap, karena udah pernah nyoba sewaktu di Jogja dan Tasikmalaya
Wah, bagus bgt kalau pakai bahan pewarna alami…
iya, warnanya juga lebih cantik
Pekalongan sudah menjadi surganya batik. Dari pasar batik sampai butik batik. Semua tersedia,tinggal pilih.
Ayo mb ke Pekalongan lagi…..
iya insya Allah pengen ke sana lagi
ntar kontakan ya mbak
asyik juga ya bisa sekalian liat-liat proses pembuatan batik.
seruu lihat ketrampilan para perngrajin
Aku suka penasaran gimana cara bikin baju atau apapun dengan si batik pekalongan ini. Asik ya bisa langsung ke kampung aslinya, waktu itu aku ke pasarnya aja kan beda hehee
kalau gitu kunjungan berikutnya mampir ke kampung Kauman mbak Nurul…