Ide posting Cara Sarapan di Hotel ini timbul karena di FB kemarin muncul lagi foto tahun 2009, foto Nasi Kuning Banjar. Ceritanya kan tahun itu kami seangkatan reuni kecil-kecilan ke sekolah kami di Balikpapan. Reuni yang berawal dari ide spontan di milis. Kami bermalam di hotel yang biasanya sudah satu paket dengan sarapan. Tetapi kok kami lebih tergiur cari Nasi Kuning Banjar. Alhamdulillah sudah ada warung nasi kuning yang buka pagi itu, lepas selera deh pokoknya.
Apes deh, kali ini aku tertangkap basah oleh Riza Umami yang sudah komen di posting yang masih kosong. Posting itu baru ada judul ecek-ecek doang, maksudnya sih mau buat draft. Karena belum sempat menulis makanya buat judul saja biar nggak lupa. Eh lha kok si Umami datang kasih komen.. Kejadian lagi deh.. he..he.. malu aku
Ok, baiklah dilanjutkan saja postingnya.
Memang seringkali saat bepergian dan bermalam di hotel keluargaku juga tidak memanfaatkan fasilitas sarapan a la hotel. Keluarga kami lebih suka pilih makanan lokal. Walau hotel juga menyediakan masakan tradisional setempat, rasanya lebih mantap mencoba makanan itu di penjual biasa. Rasa masakannya lebih lokal, lebih asli menurutku. Contohnya saat jalan ke Ranah Minang, kami ketagihan Nasi Sup di Bukittinggi. Karena info dari pak supir mobil yang kami sewa, jadilah sarapan standard di hotel nggak dilirik sama sekali. Ketika di Surabaya pun kami tak ambil paket sarapan dan akhirnya bisa mencoba lezatnya Lontong Balap.
Pilih Menginap Saja atau Dengan Makan Pagi?
Umumnya pihak hotel menetapkan tarif bermalam dengan sarapan untuk 2 orang. Biasanya kami pesan kamar dengan double bed plus 1 extra bed sehingga hanya dapat fasilitas sarapan untuk 3 orang, yang satu orang lagi sarapan apa? Biasanya aku atau suami yang mengalah nggak ikut sarapan hotel.
Nah itulah, akhirnya pilihannya ada 4. Yang pertama kami menyiapkan bekal roti atau makanan lainnya yang dibeli sendiri dan makan di dalam kamar. Pilihan yang kedua kami tetap sarapan di hotel dengan harga tambahan yang cukup mahal untuk orang ke empat. Atau opsi ketiga kami semua boyongan sarapan di luar. Dan pilihan keempat pesan makanan ke kamar.
So pasti akhirnya kami ambil opsi yang ketiga, nggak enak kan nggak makan bareng sekeluarga.
Oleh karena itu kami kemudian pesan kamar hotel tanpa sarapan. Ternyata jauh lebih hemat. Ada hotel yang bersedia mengeluarkan sarapan dari paket menginap. Tetapi ada juga yang tidak mau (biasanya hotel tak berbintang yang menu sarapannya tak banyak variasi).
Tata Cara Sarapan di Hotel
Sarapan di hotel disiapkan di salah satu restorannya. Ketika kita check in akan diberikan kupon sarapan. Di situ tertulis nama restoran atau lebih baik tanyakan saja pada petugas di mana letak ruang sarapan tersebut.
Di pintu masuk ke ruang sarapan ada petugas yang akan menanyakan nomor kamar anda. Serahkan saja kupon sarapan. Dia akan mencocokkan list yang ada di tangannya kemudian mempersilahkan anda masuk. Nggak bisa keluar masuk ya. Fasilitas sarapan satu kamar hotel itu jatah standardnya adalah untuk dua orang, kecuali bila ada tambahan extra bed maka jatah sarapannya menjadi 3 orang.
Makanan yang disediakan untuk sarapan berupa buffet. Anda boleh mengambil apapun yang disediakan asalkan dimakan di tempat, tidak diperkenankan membawa makanan keluar ruangan. Big no ya, jangan sembunyikan roti, kue atau buah-buahan di dalam tas. Ambil secukupnya sarapan anda. Bila masih merasa lapar boleh kok ambil lagi, usahakan anda menghabiskan apa yang diambil. Makanan yang telah dipilih dibawa ke meja, jangan meninggalkan sisa ya. Petugas akan mengambil piring kotor. Ingin coba menu yang lain sesudahnya boleh saja, piring atau mangkok bersih disediakan di dekat hidangan.
Jika anda tidak ingin keluar kamar, bisa memesan makanan melalui room service. Pilihan sarapan biasanya ada di daftar menu di dalam kamar. Piring kotor boleh diletakkan di dalam kamar saja atau di luar dekat pintu kamar.
Menu Sarapan
Biasanya hotel menyediakan berbagai jenis makanan. Nasi dan lauk pauknya, Sop atau Soto, Bubur Ayam, Lontong Sayur, berbagai jenis roti, Buah-buahan dan mungkin juga makanan khas setempat.
Bila ingin sarapan di kamar ada juga pilihan Continental Breakfast dan American Breakfast.
Continental Breakfast terdiri dari pastry atau roti, mentega, selai, kopi, teh, susu, dan buah-buahan. Sedangkan American Breakfast lebih banyak variasi, selain yang disediakan ala continental ditambah lagi dengan telur orak-arik atau olahan daging. Jika masih ragy menentukan pilihannya, lebih baik tanya saja kepada petugas room service.
Lalu, bagaimana pengalaman anda saat sarapan di hotel di luar kota? Ini ceritaku ketika sarapan pakai Pendap di hotel Santika Bengkulu . Jika ingin lihat suasana restoran dengan penyajian makanan sarapannya bisa dilihat fotonya di situ, lengkap dengan hidangan tradisional Bengkulu, sejenis pepes ikan bernama Pendap.
mana mbak, haha.
ya ampuuun.., baru nulis judul aja mau ngedraft ini Umami, kok udah publish.., halah kejadian lagi
Di Ambon juga nasi kuning, yang bikin orang Ambon keturunan Bugis atau orang Buton. Nasi kuning di Ambon saya suka, ada ikan, goreng teri+kacang tanah.
Kalo saya nginap di hotel kadang sarapan di hotel, atau kalo ada makanan lokal yang maknyus saya cari di luar.
aah.., jadi kepengen nasi kuning ikan cakalang.., jajanan masa kecil
Kalo tempatnya blm dikenal amannya makan di hotel saja nanti makan siang dan malam di luar, kecuali sdh pernah dan kenal banget tempatnya
biar nyaman di perjalanan ya ..,
kalo aku sarapan di hotel justru harus.. *ngga mau rugi* . habis sarapan di hotel tetep nyari sarapan lagi makanan khas. hahahahahaha
wk..wk.., abis itu ke gym seharian
Kalau ada disediakan dari hotel, biasanya saya sarapan di hotel dulu sih Mbak. Tapi tidak banyak, minimal bisa mencicipi apa yang disajikan di sana. Nah, kalau seandainya pas jalan-jalan nanti saya menemukan makanan khas yang menggoda, kan bisa langsung dibeli ya :hihi. Intinya bukan seberapa banyak makanan yang bisa kita santap tapi seberapa beragam makanan yang kita santap itu, soalnya kan tidak sering-sering kita bisa kembali ke tempat yang kita jadikan tujuan traveling itu :hehe.
Mbak Mondaaaaa, ganti hosting gak sih mbak?
Aku baru liat tampilannya kok beda niiihhhh.. aku cm buka dr tablet soalnya 😉
Mbak Monda, apa kabar?
Mohon maaf lahir batin ya…Selamat Idul Fitri, biarpun sudah agak terlambat 🙂
Mbaaak, keluarga kami malah sebaliknya.
Kami bertiga selalu semangat buat sarapan di hotel tempat kami menginap. Alasannya adalah penasaran dengan rasa dan menunya, kmudian kami bandingkan antara satu hotel dengan hotel lainnya…hehehe, jadi berasa jadi jurinya masterchef…
Betul mbak, jenis makanan yang kami ambil juga biasanya sedikit-sedikit tapi jumlahnya disesuaikan dengan tingkat ‘kemenarikan yang dinilai oleh mata’. Sedangkan untuk makanan lokal, dinikmati saat makan siang atau malam 🙂
aku yg lebih simple, sekalian sarapannya.. 😀
Setuju lebih enak ngulik2 kuliner khas ya daripada sarapsn di hotel. Jd keinget pas hamil dulu aku ngidamnya nasi kuning banjar hehehe
waaah terus dapat nggak nasi kuningnya?
Aku jarang nginap di hotel, sih, tapi biasanya ambil paket sarapan hotel. Nanti kalau mau makan khas bisa dicari 🙂
jadi biar makannnua dobel ya Ami!
….Ada hotel yang bersedia mengeluarkan sarapan dari paket menginap…terima kasih Mbak, nggak pernah kepikiran bertanya. Siip ada aneka pilihan menikmati sarapan saat bepergian.
Nasi liwet Sala menunggu loh mbak.
ada mbak,
aku taunya pas mesan hotel di Surabaya itu, dia yang tanya.., ya udah coba2 aja nggak udah sarapan di sana .., lumayan irit he..he..
Aku sampe skrg klo ada menu sarapan selalu ambil bun. Soalnya gak suka wisata kuliner iuga. Takut nyari malah gak dapet. Kalau mau ntar siangan dikit makan lagi diluar ????
kl menu sarapan hotelnya enak sih memang pilih di situ aja
ini dalam rangka pengiritan Niee he..he..,
Biasanya aku suka ambil banyak-banyak (gak mau rugi) terus kalau gak habis aku bungkusin ke kamar pakai tissue, dimasukkin ke tas -___- Suami sampe maluuuuu :v
he..he.., bisa aja mak.,
pernah rombongan tur kami swperti itu, nyimpen roti dalam tas, dapur keluarin roti baru langsung abis lagi, abisnya siang itu makannya harus biaya sendiri.., jadi biar ngirit toh
[…] juga sudah diworo-woro, tetap aja teman- teman membandel, ha..ha.. itu kejadian di tulisan Sarapan Hotel dan Makanan […]
[…] Wisata di Yogyakarta selain jalan-jalan cantik semaksimal mungkin mau sekalian wisata kuliner khas yang barangkali sulit ditemui di kota lain. Oleh karena itu sekali lagi kami tak ambil paket sarapan di hotel. […]
[…] juga sudah diworo-woro, tetap aja teman- teman membandel, ha..ha.. itu kejadian di tulisan Sarapan Hotel dan Makanan […]
[…] biasa cara makan sarapan di restoran hotel hanya dengan menyebut nomor kamar pada […]