Berwisata ke Malang dan Bromo tak dilupakan mencari wisata sejarah, apalagi di pulau Jawa banyak peninggalan sejarah berupa candi. Di sekitar kota Malang saja ada beberapa candi seperti candi Badut, candi Kidal, candi Jago dll.
Sebuah kejutan ketika kami minta pak pengemudi mengantar kami menengok situs sejarah terdekat di rute Malang – Probolinggo. Tak menyangka lokasinya di sebuah jalan yang ramai. Lokasi candi Singosari, tepatnya di desa Candirenggo, kecamatan Singasari, kabupaten Malang. Seperti umumnya candi di Jawa Timur yang tinggi dan ramping, begitu pula bentuk candi Singosari. Candi ini masih dipakai umat Hindu untuk beribadah, saat itu ada beberapa umat yang tampaknya baru saja selesai upacara.
Candi ini berukuran kecil, didedikasikan untuk memuliakan Raja Kertanegara (Sri Maharajadiraja Kertanegara, 1268-1292 Masesi), raja besar dari Singosari dan untuk mengenang jasa Patih Reganatha. Di lokasi ini saat Raja Kertanegara beserta patih dan para menteri sedang mengadakan upacara mereka diserang oleh Jayakatwang. Raja dan anak buahnya tewas. Serangan Raja Jayakatwang ini meruntuhkan kerajaan Singosari.
Candi Singosari ini dibuat dengan cara menumpuk batu andhesit hingga ketinggian tertentu lalu mengukir dari atas lalu turun ke bawah. Diduga karena serangan Jayakatwang itu banyak ukiran candi yang belum selesai. Contohnya relief Kala. Pada foto pertama terlihat relief Kala di bagian puncak sudah terpahat sempurna sedangkan relief di bagian atas pintu bawah hanya terlihat bentuk garis besarnya saja.
Candi Singosari pertama kali dilaporkan pada 1804 oleh Nicolaus Engelhard, gubernur di pantai timur Jawa. Empat tahun kemudian Engelhard mengambil arca Ganesha, Durga, Mahakala dan Nandiswara. Arca Agastya (Siwa Guru) tidak diambil karena rusak dan menjadi satu-satunya arca yang tersisa di candi Singosari. Arca-arca yang diambil itu dibawa ke Semarang dan akhirnya dibawa ke Belanda dan disimpan di Museum Leyden sampai sekarang.
Sumber : Seri Fakta dan Rahasia Di Balik Candi, Candi Pra Majapahit karya Daniel Agus Maryanto
Budhe saya orang Singosari Mba Monda, tapi kami belom pernah ke candi ini. Hahaha. Malah belajarnya dari blognya Mba Monda. 😀
mampir aja sebentar Dan, lokasinya gampang banget dicari
Sayang ya kak, malah disimpan di museum Leyden arcanya 😀
mudah2an di sana arca2 itu dijaga dengan baik
mudah2an aja suatu saat dipulangka ke sini… ngarep
Wah, jadi ingat candi Liyangan di Temanggung yang ‘kagol’ ditulis… Haha….
tulis dong Tik.. bikin penasaran
sayang banget arcanya di ambil dan jauh ya bun
iya.. candi jadi terlihat kosong
Pasti ini asal-usul daerah singosari di malang ya hehehe
iya.. betul
Dipadukan dalam liburan keluarga, berburu situspun oke ya Mbak. Kebesaran Singosari terukir di petilasannya.
Salam hangat
iya mbak, kalau wisata itu semampunya diusahakan kesenangan semua anggota keluarga bisa diikuti
[…] Candi Singosari […]
kenpa harus dibawa ke belanda ya
ya…abisnya kampungnya di Belanda, he..he..
wah, sayang banget disimpannya jauh
biar jauh asalkan di sana tetap dirawat, kurasa nggak apa
Candinya cumak satu ya, Kak.. Ngga banyak gitu..
iya yang utuh tinggal satu, mungkin yang lainnya belum ketemu
Sayang banget anakku kurang suka wisata candi spt itu.
Dia lebih suka wisata alam… jadi selama ini anakku hanya tahu Prambanan aja Mbak.
Aku sendiri juga belum pernah ke Candi Singosari.
ksesukaan orang memang berbeda ya mbak
Mbak Mondaaaa…
Kangen banget!
Ini lokasinya deket rumah saya di lawang lo mbak, temen SMP saya malah ada yang rumahnya di jalan candirenggo segala…ah, jadi nostalgia, inget sama Theresia, nama temen saya itu…
🙂
pasti dulu mbak sering lewat jalan sini ya
Kapan-kapan ketemuan yuk mbaaak…
😉
insya Allah mbak, kapan2 janjian yuk
iya gede, berharap di sana peninggalan sejarah ini bisa dirawat