Beberapa bulan belakangan ini buah-buahan jadi menu sarapan pagiku. Makanya jadi sering cari dan perhatikan variasi buah yang dijual di pasaran. Untuk menghemat kantong karena harus beli 3 macam buah untuk sarapan, sebaiknya pilih buah lokal Indonesia yang sudah pasti lebih murah harganya dibandingkan buah-buahan import. Rasa buah lokal tak kalah enaknya, apel malang yang asam segar tak kalah nikmatnya dibandingkan apel asal negeri Paman Sam. Selain itu dengan konsumsi buah lokal akan mengurangi jejak karbon lho.
Kita sebetulnya beruntung banget tinggal di negara beriklim tropis, karena sepanjang tahun pasti ada saja aneka buah lokal Indonesia bergantian muncul di pasaran. Contohnya saat musim hujan maka akan musim mangga. Buah mangga mulai berkurang kini berganti dengan musim rambutan, matoa, buah naga, duku dan lain-lain. Tapi ada yang terasa kurang, jarang ada penjual yang menjajakan buah lokal indonesia yang hampir langka. Sayang banget kalau buah-buah lokal ini hilang dari peredaran. Ini beberapa buah yang sempat bikin aku penasaran :
Kecapi, bisakah dikategorikan sebagai buah lokal Indonesia yang hampir langka?
Kecapi sebuah kata yang bermakna ganda yaitu buah kecapi dan alat musik petik khas Jawa Barat. Beberapa teman bilang mereka sudah lama tak makan buah kecapi. Teman-temanku itu sudah jarang lihat buah kecapi. Kecapi hampir tak pernah terlihat dijual di tukang buah. Setahuku pohon kecapi masih banyak tumbuh di pinggir jalan di kampung-kampung di daerah Bekasi dan Bogor tapi buahnya dibiarkan gugur berserakan di tanah begitu saja. Pemilik pohon tampaknya nggak berminat jual, apakah karena mungkin buah kecapi tak layak jual atau tak bernilai ekonomi karena sepi peminatnya?
Sebetulnya selain dimakan segar kecapi juga punya manfaat lain. Percaya nggak bahwa buah kecapi bisa juga dipakai untuk memasak? Dalam dunia kuliner tradisional fungsi kecapi yaitu sebagai bumbu dapur. Kecapi bisa dipakai sebagai sumber rasa asam di dapur Tapanuli. Kecapi dalam bahasa daerah Tapanuli disebut sotul (bunyinya mirip dengan cara orang Jakarta menyebutnya yaitu sentul). Kecapi bisa dipakai sebagai salah satu bahan dasar memasak arsik. Arsik yaitu kuliner tradisional suku Batak yang dibuat dari ikan mas. Arsik ini berkuah asam pedas segar, yang proses memasaknya berjam-jam hingga tulang ikan jadi lunak.
Uniknya kecapi ini walau berkulit tebal, tak perlu memakai pisau dapur untuk memotongnya, cukup banting saja atau jepit di pintu maka kecapi akan terbelah dan siap disantap segar.
Penasaran dengan rasa kecapi, akhirnya ketemu juga dengan seorang penjual kecapi yang memikul keliling. Barang dagangan yang dibawanya hanya sedikit singkong dan kecapi, mungkin hasil dari kebunnya sendiri. Kuserahkan uang Rp 20.000, dan minta singkong dicampur dengan beberapa buah kecapi, cukup sedikit saja kecapinya karena yang mau makan cuma aku sendiri. Si bapak penjual girang banget, karena kami pembeli pertamanya sore itu. Uang langsung dikibas di atas buah kecapi dan singkongnya. Ketika kuminta ijin poto, bapak langsung pose dan tersenyum lebar. Terima kasih atas kesediaannya bapak.
Buah Jamblang atau Duwet
Buah lokal langkan lainnya yaitu buah jamblang. Semangkuk buah jamblang ranum atau duwet di foto milik salah seorang temanku bikin aku jadi kepengen. Buah jamblang belum pernah kulihat dan kumakan. Tahu kata jamblang hanya sebagai nama jalan di ibu kota. Yang pernah ketemu hanya pohonnya yang baru belajar berbuah. Pohon jamblang itu masih kecil dan buahnya hanya tiga buah ini saja. Pohon jamblang ini terlihat di halaman sebuah kantor. Sudah beberapa kali lagi datang ke kantor itu, tetapi aku belum beruntung, pohon jamblang belum berbuah. Sempat terucap janji dengan temanku itu mau barter kecapi dengan duwet, he.. he.. dia bawa duwet dan aku bawa kecapi ke acara reuni. Sayangnya niat itu tak kesampaian, kami berdua tak berhasil bertemu lagi dengan pedagang buah lokal Indonesia yang hampir langka. Mudah-mudahan ada kesempatan di lain hari.
Matoa, buah lokal Indonesia asal Papua
Nama Matoa sempat buat diriku penasaran. Aku tak percaya di Bekasi ada pohon matoa, iya tetanggaku mengatakan pohon besar yang tumbuh di halamannya itu sebagai pohon matoa. Setahuku matoa itu berasal dari Papua, dan ditasbihkan sebagai buah identitas. Dasar aku yang nggak paham, rupanya pohon itu betul pohon matoa. Kini pohon matoa sudah banyak ditanam orang di luar Papua. Tak heran di Pasar Baru, Jakarta Pusat pedagang kaki lima pun sudah menyediakan matoa. Matoa ini rasanya perpaduan rasa lengkeng dan durian, keren banget kan…
Update ya (September 2018), kami berhasil menanam pohon matoa. Kisahnya ada di Buah Matoa Rasa Duren. Pohon matoa yang ditanam di pinggir jalan depan rumah sudah berhasil berbuah tiga kali. Rasanya sudah pasti enak banget, perpaduan rasa lengkeng dan duren.
Alkesah, buah lokal unik yang tak sengaja ditemukan
Kenal alkesah ini secara tak sengaja, setelah tanya sama tukang ojek karena lewat di bawah sebatang pohon yang asing. Menengadah ke atas kulihat pohon itu berbuah kuning rimbun. Belum pernah tahu pohon itu sebelumnya. Pohon itu adalah pohon alkesah. Buah alkesah atau nama lainnya buah jigong. Buah alkesah disebut buah jigong karena ketika dimakan buah itu sering terselip di gigi dan meninggalkan warna kuning pada gigi. Sebagian orang menyebut buah alkesah ini buah sawo mentega. Warna kuning yang susah hilang pada buah alkesah ini kabarnya sedang diteliti untuk dijadikan pewarna makanan alami yang aman bagi kesehatan.
Sumber Foto : Kisahku
Menteng
Ketika temanku membawakan buah menteng ini kusangka ini adalah buah rambai. Penampilannya mirip sih. Buah rambai ini familiar, salah satu buah favorit di masa kecilku, karena rasanya asam. Aku dulu kan doyan sekali rasa asam. Tetapi menteng ini beda, rasanya tak terlalu asam, lebih kecil dan kulit buahnya lebih tipis. Ada yang bilang menteng dan rambai dua buah yang berbeda, padahal penampilannya mirip. Oh iya, buah ini dibeli oleh temanku di sekitar pintu belakang Kebun Binatang Ragunan, katanya seringkali di situ ada penjual buah lokal langka, dia pernah lihat ada penjual buah alkesah dan jamblang. Nah, bagi yang kangen ingin makan buah-buahan ini bolehlah keliling di sekitar Kebun Binatang Ragunan, mana tahu beruntung bisa mendapatkan buah-buahan yang menimbulkan nostalgia masa kecil.
Selain buah-buahan di atas, buah lokal Indonesia yang hampir langka lainnya ada kepel (buah kesukaan para putri keraton), sawo kecik, dan kenitu (kenal buah kenitu dari postingnya Adelina Tampubolon). Katanya sawo kecik dan kenitu sudah banyak ditanam di taman kota dan di pinggir jalan sebagai pohon pelindung, namun masih banyak orang yang tidak mengerti buahnya bisa dimakan.
Target pencarian berlanjut…he..he.., btw kasih masukan dong jenis buah langka lainnya. Temanku menyebutkan nama buah nam nam dan buah rukem, ada yang tahu?
Wah…. Udah lama nggak makan buah2an itu. Yg terakhir dimakan itu kecapi.
kecapi asam2 manis tapi enaaak…, suka rasa asam juga bang?
Baru tau ada buah alkesah. Memang mirip sawo ya. Apakah rasanya juga manis?
Saya kira buah menteng itu juga rambai, tapi kok merah gitu daging buahnya.
aku juga belum nyicip alkesah Akin, waktu itu dapatnya masih mentah..
katanya rasanya seperti ubi jalar
Sawo kecik juga kak Monda. Walaupun pohonnya banyak ditemui disekitar kita tapi entah kenapa orang2 pada nga ngeh ama buahnya.
Alkesah rasanya kayak ubi rebus gitu yach. Dikebun temanku banyak ini. Kadang kalau lagi panen ditawarin ke tmn2 kantor pada nga doyan hehehe..
aku pun mikirnya pohon2 itu bukan sawo kecik, barulah ngeh setelah jalan sama mbak Prih Rynari ke Taman Lebah Cibubur, he..he…
kk dapat alkesah masih mentah jadi belum tau rasanya
Terima kasih kak Monda sudah di link. Iya kak, kenitu dan sawo kecik kalau kita lihat pohonnya pasti familiar sich hanya entah kenapa orang pada nga ngeh kalau ini buah bisa dimakan.
kalau alkesah rasanya kayak ubi rebus menurut aku, temanku punya pohonnya di kebun kalau lagi panen dibawa ke kantor teman-teman kantor nga gitu doyan padahal menurut aku enak hehehe..
terima kasih kembali
wow… baru matoa yg udah kucoba kak… dapat dr ayahnya temenku yg nanam bibitnya waktu tugas ke papua..
waah .. senengnya temanmu sudah bisa tanam matoa..
jadi berharap banget matoa di depan rumahk juga bisa berbuah
Trim mbak… Gerakan cinta buah lokal, unik bergizi…. Hehe yg dijepitin pintu….
sebagian buah itu kutau dari mbak…makasih mbak
Kecapi masih belum pernah, hehe. Waktu di festival buah dan bunga Nusantara di IPB saya lihat beberapa buah yang asing, barangkali itu termasuk langka ya Mbak. Setidaknya bagi saya 🙂
Untuk pepaya dan pisang saya juga lebih suka yang produk lokal. Entahlah, lebih pulen dan alami aja, terutama yg hasil dari kebun sendiri gitu
lagi2 nyesel nggak bisa ke festival buah dan bunga itu…kan bisa menikmati buah2 premium
Aku belum pernahpun denger maupun liat buah kepel mbak, macam duku . Kalo buah jamblang tahun lalu aku baru makan tuh mbak, beberapa kali, belinya di jembatan penyeberangan depan kantor (jembatan penyeberangan BKPM-Kartika Chandra), dia jualnya pagi pagi gitu, semangat aku makannya pas lagi rapat ngantuk pas banget itu hihi
waah… ada ya yg jual jamblang di jpo…., aku akn lebih perhatian kl begitu
trims infonya Sondang
dari buah-buahan yg disebutkan, Orin cuma tau menteng aja Buuun, banyak yg jual di rumah Majalengka mah hihihihi. yg lainnya masih asing 🙁
di Majalengka namanya menteng juga Rin..? abisnya banyak buah2an yang punya nama sendiri dalam bahasa Sunda
Buah mato dan kenitu ada beberapa pohon di kantor. Matoanya nggak pernah kebagian. Kalau kenitu, sering pesen sama tukang kebun minta dipetikkan kalau ada yang mateng. 🙂
Kalau musim kenitu, dipasar banyak yang jualan.
Buah duwet kalau dikampung diklaten sana masih banyak. Pernah bawa beberapa bibit pohon yang tumbuh liar disana dan dibawa ke malang. Tapi habis diminta sama teman-teman buat ditanam di rumah mereka.
haduuuh.. beruntung banget mbak Nanik di kantornya bisa bagi2 buah dan bibit..
aku cuma tahu matoa aja x_x
matoa enak ya…, tapi kadang2 dapat yang nggak matang…, rasanya cuma tawar aja
Aku belum.pernah liat buah kecapi aecara langsung lho kak..liatnya di foto2 aja hehhe…
Keren ya Indonesia buahnya pun banyak dan unik. Orang aceh suka banget makan jamblang padahal sepet2 gtu kan rasanya
Ya, setuju, kita beruntung tinggal di negeri tropis yang buah-buahannya datang silih berganti.
Saya penasaran sama buah matoa. Dulu liat pohonnya di Kutai Kartanegara, mau beli buahnya yang punya lagi gak ada.
di Maluku belum ketemu matoa ?
aku suka menteng mbak, yang merah terutama, sekarang udah jarang banget nih
menteng itu rasa asamnya sedikit ya…, jauh lebih asam jeruk nipis he..he..
dulu deket rumah waktu kecil bnyak banget pohon kecapi skerang kyknya yang jual jarang bener langka banget neh buah
Dulu aku suka duwet, dicocol garam. KEcut 2 gimana :))
waduh dari segini banyak saya cuma pernah makan kecapi aja. ini juga gegara tetangga di jakarta punya pohon kecapi di samping rumahnya 🙂
salam
/kayka
[…] dengan pohon ini? Ini adalah pohon matoa, salah satu buah yang hampir langka. Pohon ini memang terlihat lebih meriah dilukisi dengan hiasan bunga warna warni. Tapi ini bukanlah […]
Matoa udah, kecapi udah, Jamblang/duwet udah, alkesah udah, Menteng atau di daerahku Majalengka bagian Rajagaluh nya lebih dikenal dengan nama kapundung (Halo Mba Orin, salam kenal sesama Majalengka, hehehe), yang belum sawo Kecik sama kenitu…cari dimana ya?
Nahhh… sya pernh tuh mkan buah Rukem, bulet wrna merah sprti anggur, pohonnya berduri. wktu msh kecil sring makanya breng tmen2 jg. ∂άn 1 lgi buah jambu kancing yg imut2 bentuknya. jd kangennn deh am masa kecil sya dulu.
[…] memakan waktu 6 tahun. Buahnya pun baru baru pertama kali kumakan. Entahlah ini termasuk salah satu buah lokal Indonesia yang hampir langka apa nggak. Tapi di toko buah juga sudah mulai ada yang menjualnya. Alhamdulillah, sempat mencicip […]