Buat blog pada awalnya hanya sebuah keisengan, sekedar memuaskan rasa ingin tahu. Setelah dijalani ternyata keisengan itu mampu bertahan hingga kini. Segala kerempongan mencari dan memetik ide, tersendat saat buat kalimat pembuka, jadi terlupakan ketika kolom komentar diisi oleh teman-teman blogger dan pengunjung umum. Di situ aku merasa sangat senang, interaksi di blog ini membuat semangat ngeblog tetap menyala-nyala. Apalagi bila terbukti isi blog ini bisa membantu orang lain, rasanya puas sekali. Nah, setelah sekian tahun tenggelam dalam blog, apa pendapat keluarga tentang kegiatan yang satu ini? Variatif bangetlah pokoknya jawabannya anak-anak dan suami.
Si sulung jarang baca blog ini, dia lebih suka nonton drama Korea dan baca novel. Adiknya juga masih mau baca blog, walau hanya sesekali.
“Dek.. suka baca blog mama?” Jawabannya itu lho bikin jleb banget “Jarang” he..he..
Ditanya dan diselidiki lebih lanjut katanya hanya membaca cerita jalan-jalan keluarga saja . Tulisan lainnya tak dibaca karena “mama bukan beauty blogger sih”. Kalau mama jadi beuaty blogger pasti aku baca terus. Aiiih … anak muda masa kini banget nggak sih.., aku merasa nggak punya kemampuan menulis tentang kecantikan.
Ini 4 kritik dan saran darinya :
1. Jangan cerita dan pasang foto aku, nanti kalau teman-temanku baca aku malu,
Untuk kritik dan saran pertama sudah bisa dikabulkan. Memang di blog sangat jarang cerita tentang kehidupan keluargaku sehari-hari. Sudah komitmen dengan komandan raun (papanya anak-anak) sejak awal untuk tak terlalu terbuka di dunia maya, tak terlalu banyak cerita kehidupan anak-anak, menyebut kegiatan dan nama sekolahnya, dan banyak hal lagi. Anak-anak hanya disebut dengan panggilannya saja, kakak dan adek. Terbukti kan setelah remaja mereka memang tak mau dijadikan sumber cerita.
2. Jangan cerita pohon melulu,
Wk..wk.., bagaimana ya dek, setiap jenis tanaman itu unik sih dan punya karakter dan ciri khas masing-masing. Dengan melihat tanaman pikiran terasa jadi jernih, perasaan hati jadi nyaman dan mata pun segar. Jenis tanaman yang baru pertama kali dilihat bisa bikin penasaran, lalu cari info sampai dapat dan menuliskannya di blog agar tak lupa. Lagi pula keanekaragaman hayati Indonesia itu kaya sekali, sayang jika tak dikenal lalu sedikit demi sedikit menghilang. Ketertarikan pada dunia flora karena sejak jaman sekolah dulu aku suka sekali dengan pelajaran Biologi atau nama lamanya ilmu hayat. Aku suka mendengar nama ilimiah tanaman yang terasa merdu di telinga lalu mencari cara bagaimana agar bisa dengan mudah menghafal nama-nama asing itu.
3. Jawab komentar yang kreatif dong,
Ah..ini rada sulit sih sebetulnya. Katanya aku menjawab komentar kok biasa banget. Apakah itu artinya aku harus belajar menjawab kreatif pada bundo Adel? Ada betulnya juga sih pendapat si adek itu. Komentar yang baik kreatif dan lucu bisa memancing pengunjung datang berkali-kali lalu berkembang jadi percakapan di blog. Ini cocok untuk blog wordpress yang memfasilitasi komentar bertingkat. Komentar bertingkat selain mengakrabkan juga menaikka trafik wk.. wk..
4. Font diganti dengan yang lebih bagus.
Ini agak lebih gampang dikerjakan, (hah…gampang.. apa nggak salah?). Rasanya untuk urusan font dan tata letak tampilan blog perlu ubek-ubek tutorial, tanya dan minta bantuan pada para master. Apalagi ini sudah dipasangkan theme baru oleh kang Yayat, pelan-pelan akan memaksimalkan semua fungsinya. Tapi, lain halnya kalau sudah mentok, daripada penampilan blog ini jadi semakin amburadul lebih baik konsultasi dengan yang jauh lebih ahli ya .

Lalu peran komandan raun bagaimana? Dia mendukung banget kegiatan ini, dia yakin menulis blog ini kegiatan yang sangat positif.
1.Dia mau saja dimintakan bantuannya untuk memotret.
Bantuan untuk memotret selalu dilakukannya dengan ringan hati. Misalnya memotret Rumah Pengasingan Bung Karno yang cantik di Bengkulu. Aku dulu bekerja di Bengkulu dan pernah mendatangi obyek-obyek bersejarah di sana. Sayangnya foto-foto rumah itu dulu masih pakai film negatif, dan sudah tak ada lagi. Mumpung dia ada pekerjaan ke Bengkulu kutitip pesan agar mendatangi beberapa obyek sejarah sesempatnya di sela waktu dinasnya dan buat foto-foto selengkap mungkin saja he.. he.. dan aku yang menuliskan ceritanya. Oleh-oleh mah nggak terlalu penting dibandingkan dengan foto-foto.
Kali lain, aku minta buatkan foto mi tek-tek Polda Lampung. Waktu pertama kali makan di sana aku nggak ingat mau foto-foto he..he.., langsung santap saja. Setelahnya baru ingat.
2. Komandan raun sering kasih ide dan info tulisan.
Antara lain belum lama ini dia kasih info tentang buah kepel di Panjang Jiwo Resort Sentul dan buah buni di halaman rumah sakit Mitra Keluarga Kemayoran. Aku yang gampang penasaran jika dengar ada pohon langka lalu mengajaknya mendatangi lokasi. Kali lain dia yang menunjukkan ada pohon bisbul di Ecology Park alias Danau Dora di Cibinong.
3. Bersedia mengantar ke situs cagar budaya.
Awalnya komandan raun tak terlalu suka dengan sejarah. Tetapi dia mau saja kuajak ke lokasi situs cagar budaya yang letaknya di pelosok dan belum jelas di mana dan akibatnya sering bikin kesasar. Misalnya ini terjadi saat jalan-jalan ke situs megalitik Pugung Raharjo di Lampung Timur dan desa wisata Cibuntu yang letaknya masih harus tanya kepada banyak orang setempat. Dia sudah tahu istrinya ini maniak situs cagar budaya dan gampang penasaran. Eh lama kelamaan dia juga ikut tertular suka wisata sejarah dan selalu kasih info jika di media melihat liputan situs cagar budaya.
4. Dia mengijinkanku datang ke pertemuan dan kopdar blogger bahkan bisa akrab dengan temanku.
5. Dan yang juga sangat penting, dia kasih aku ijin pakai kartu kreditnya buat bayar domain he..he…
Alhamdulillah, keluarga cincai deh.. dengan kegitan ngeblog ini, sisanya terpulang pada diriku. Untuk terus lanjut mengisi saat-saat luang dengan ngeblog sepenuhnya keputusan itu ada di tanganku.
ngeblog itu bagi aku sih nambah penghasilan mas 🙂
alhamdulillah…kalau sudah bisa jadi salah satu sumber penghasilan ya
Mas ?
(lalu senyum …)
Sy mau komen seperti komen om Nh. Tapi kak Mondanya nyantai saja, yah hihihi.
Kebalikannya dengan saya. Kalo saya pasti komen, “Saya bukan mas-mas yaah.” :)))
udah biasa mbak Niar, kl ada salah panggil he..he..
Poin terakhir dari suami memang penting ya, mbak monda: dimodalin. 😀
Tapi poin 1 dari anak2 sangat aku pertimbangkan nih, mengingat skrg anakku masi balita jd belum protes. Spertinya memang hrs bnr2 dbatasi ya.
beberapa teman blogger juga mulai membatasi akses cerita ke anak2, ada yg bikin privat atau tak sebut namanya
Hihihi, seruuu baca postingannya Mbak Monda yang ini. Jadi kebayang deh waktu nanyainnya. 😛
Kalo butuh bantuan teknis let me know Mbak Monda. Hihihi 😀
trims ya Dani…, siap aku tanya2in ya.., ini belum sempat utak atik
adek: “mama bales komen kayak bundo Adel…? o, tidaakkk..!!!” 😛 😛 😛
xixixi, cirikhas mama kan memang udah begitu dek, klo komen datar, jawab komen datar, padahal aslinya kocak juga.
iya nggak bisalah mana ada bundo Adel jilid dua ..ya kan mak..
ini anak emang kalau kritik suka pedas he..he…
Ini sebentar lagi ada yang hatam utak atik themesnya loh Bun :))
xi..xi.., iya kang aku nungguin dgn sabar…, kan masih ada yg numpang ngeblog di sini
anak-anak sudah besar ya bun skr kita harus jaga privacy mereka. Aku skr harus bilang kalau mau foto untuk kepentingan lomba misalnya
anak2 sejauh ini masih kasih ijin ya mbak
Wkwkw si suluuung sukaaa liat beauty blogger nih brati 😀
biasalah anak gadis mulai suka dandan feb
Peran pak komandan mirip dengan suami saya Kak Monda. Kecuali no 5 karena kami gak punya kartu kredit.
Bagus juga minta kritik dari anak-anak 🙂
Anak2 tahu kalo sesekali saya nulis ttg mereka dan mereka belum protes. Yang sulung usianya remaja, sudah temenan di FB sama saya, jadi dia tahu apa saja yang saya posting. Utk foto, saya jaraaaaang sekali posting foto anak2. Kalo ada, biasanya gak begitu jelas. Saya juga sama seperti kak Monda, tidak mau menyebut dengan jelas nama dan alamat sekolah anak2 saya.
Oya, baru tahu blognya sekarang sudah dot com. Makin semangat dong, ngeblognya, kak 🙂
rupanya kita punya sikap yang sama ya….
anak2 kalau protes suka heboh sih..
blgo yang ini udah cuku lama juga kak, udah 4 tahun
Waduh… nanti anak-anakku protes juga nggak ya. Jadi mikir >.<
masih lama masa2 itu mama Ubi…tenang aja
Makin anak gede memang harus semakin hati-hati cerita tentang mereka ya mbak. Cerita tentang anak2 juga udah lumayan banyak yang aku batasi dan dikunci pake password. Nama sekolah dan kegiatan2 yang sifatnya privat juga gak pernah tayang di blog. Untuk si abang karena udah gede, jadi kalo mo cerita kudu minta ijin dulu dari dia. Foto yang mo ditampilin juga musti minta ijin dari dia. Memang jadi lebih repot sih, tapi seenggaknya lebih aman dan supaya sampe kapanpun dia gak protes dengan kegiatan ngeblog mamanya 😀
eh…abang udah bisa kasih pendapat ya…
iya lebih baik dengan persetujuan anak daripada nanti pada ngambek..
terima kasih doanya
Halo, Kak. Tamu lama datang kembali, hehehe…
Wah, asyik sekali ya keluarganya bisa dukung kegiatan ngeblog. Terlebih suami, poin 5 paling penting demi keberlangsungan blog. Hahaha…
Salam kenal lagi. 🙂
welcome back bung Eko..,
hahaha, emang temen2nya suka ikut baca mbak?
belum pernah sih ada komentar temannya
hehe yang tentang pohon dan menjawab komentar, saya banget mbak. Suka sekali, Papa Abang, kakak dan adek pendukung setia mama ngeblog. Salam hangat
ah kita emang seia sekata mbak
Yang paling sulit sebetulnya yang itu mb, suami kasih kartu kreditnya buat bayar domain he..he…he
Toooppp… !!!!
ha..ha,.. masa sih uda..? uda pastinya juga suka minjemin cc ke uni kan?
Hai Mba Monda…
waah seru yaa bloggingnya di support semua anggota keluarga.
bisa makin betah aku mah klo digituin..
klo bloggingku malah sekarang suka ceritain anak2 dan mrk so fah hepi..mungkin krn masih kecil yaa.
tp sebisa mungkin sih membatasi juga yaa gak smp ke ranah private
iya mbak Ophi itu tergantung pilihan masing2 sih, seberapa banyak yang mau dibagi ke umum
senang yach kalau keluarga mendukung. kakak, bundo Adel itu aku kah, hiksss GR nga ketulungan. Makasih yach Dek, (ya ampun belum apa2 aku sudah sumringah sendiri) hehehe..
Adel mau dipanggil bundo juga ? Adel yang bundo itu pernah jadi penulis tamu di sini
Asyik yaxh punya suami yg ikut mendukung kegiatan istri..jd semangat dech…apalagi klo dimodalin.jd.makin semangat hehhe.
harus dong tetap semangat ngeblognya…, apa kabar mama Ina?
Saya juga udah mengurangi pajang foto anak, di protes melulu. Harus ada ijin dari sumber berita, heheh.
Suami saya sampai saat ini asik2 aja, ngedukung banget. Yang ngurusin & bayarin domain juga dia. Yang nganter2 kemana2 kalo kopdar juga dia 😀
nah kan..AA juga udah bisa protes, makin anak2 gede mereka makin punya batasan sendiri ya bu
Belajar banyak nih dari tulisan Mbak Monda yang ini, terutama yang privacy. Kalau blog kami ini memang suami yang bikin. Awalnya karena nulis berdua. Tapi belakangan dia jadi malas nulis. Katanya segmen dia beda sama segmenku haha. Dia nulis diblognya sendiri akhirnya. Tapi tetap domain yg bayar dia. Dan tetap blog ini milik kami berdua.
pantesan Den, sekarang blognya diisi Dirimu terus ya…., aku lebih leluasa mau komen kalau Denny yang nulis dibanding mas Ewald…, apalagi nggak ngerti bahasanya he..he..
iya harus begitu dong sebelum melangkah mengerjakan sesuatu keluarga harus tau
pasti seru banget kalau dapat dukungan. motivasi yang menyenangkan saat dirumah penuh senyuman. semangatttt
Kalau aku keluarga malah jadi bahan tulisan bun. Hahahahahaha.
[…] iya, postingan ini sesungguhnya terinspirasi dari tulisan seorang blogger, Monda Siregar tentang Blogger di Mata Keluarga. Sama halnya dengan Mbak Monda. Pemilik blog https://www.mondasiregar.com ini sangat didukung keluarga […]