Kreatif sebuah kata yang semakin populer. Jaman sekarang memang perlu kreativitas untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat. Kreativitas bisa di bidang apa pun. Tak usah melihat jauh. Buktinya dalam lomba-lomba blog kreativitas para blogger semakin nyata. Tulisan para blogger ini penuh inovasi, bisa dicontohkan dengan melihat beragamnya sudut pandang dengan tema yang sama, ilustrasi pada tulisan pun makin cantik dilengkapi dengan grafis menarik. Kreativitas semakin berkembang di bawah tekanan tenggat waktu yang mepet ?.
Kreativitas itu sendiri bisa diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk berimaginasi mengembangkan ide dan cara baru dengan sumber daya terbatas yang ada di sekeliling. Dengan jenis bahan yang sama di tangan orang yang kreatif bisa jadi sesuatu barang baru yang berbeda. Pasti deh pernah kita membatin dalam hati ‘ah, kalau buat begitu saja sih gampang, aku juga bisa’. Nah, lalu mengapa bukan aku duluan yang menciptakan?
Bangsa Indonesia itu sebetulnya sudah punya sifat kreatif sejak lama, sejak jaman baheula, sejak jaman masih di bawah penjajahan kolonialisme. Kukasih contoh dua jenis minuman tradisional ini saja deh sebagai buktinya. Dua jenis minuman yang tercipta karena kreativitas di tengah kesulitan, berasal dari dua daerah berbeda, yaitu dari Betawi dan dari Ranah Minang.
Bir Pletok
Bir Pletok ngebir halal cara Betawi. Minuman ini bernama bir tapi tak mengandung alkohol sama sekali. Dinamakan bir karena punya warna yang sama dan juga sama-sama , mampu menghangatkan badan. Pendapat lain mengatakan asal namanya dari kata abyar yang artinya mata air. Pletok itu suara yang timbul saat membuka sumbat botol yang terbuat dari kayu.
Penduduk Betawi pun lalu punya ide unik membuat minuman yang mampu menghangatkan dengan membuat resep khas dari bahan-bahan yang ada di sekitar. Pada akhirnya dapatlah resep bir pletok yang merupakan campuran jahe, sereh, kapulaga, cengkeh, kayumanis, lada hitam, cabe jawa, kayu secang, daun jeruk, gula, dan air .
Aia Kawa / Kopi Kawa Daun
Minuman berasal dari daun kopi? Iya betul, minuman ini bukan dibuat memakai biji kopi, tetapi dari daun kopi. Kok iseng amat minum daun kopi? Jadi, ceritanya dulu itu masyarakat di pedesaan di Sumatera Barat dan juga di Tapanuli dipaksa menanam kopi untuk kepentingan penjajah. Biji kopi harus diserahkan seluruhnya kepada penjajah, petani kopi tak diijinkan mencicipi hasil panen kebunnya. Nah, dari keterbatasan inilah sifat kreatif yang terpendam naik ke permukaan. Keinginan yang sangat kuat untuk mencicipi kopi yang sebegitu berharganya itu menimbulkan ide meminum air daun kopi saja. Toh aromanya hanya beda tipis.
Cara membuat kopi kawa daun yaitu dengan cara melayukan daun-daun kopi. Daun kopi digantung di atas perapian sampai kering, lalu diremas menjadi seperti bubuk teh. Kini kebiasaan minum kopi kawa daun ini sudah dikembangkan menjadi sebuah usaha yang menjanjikan. Di Ranah Minang minuman khas ini bisa dicicipi di warung atau dangau sederhana, bahkan juga sudah menyebar sampai ke resto. Biasanya warung kopi kawa daun menghidangkan penganan tambahan berupa gorengan atau kue bika Padang yang semuanya dimasak dengan tungku kayu bakar.
Sangat unik, Aia Kawa ini tidak disajikan dalam gelas tetapi dalam wadah tempurung kelapa beralaskan sepotong bambu. Minuman ini berwarna pekat dan rasanya seperti kopi yang sangat encer. Duduk di dangau tepi sawah menikmati kopi kawa daun yang mengepul saat hujan lebat yang berkabut di daerah Tabek Patah, Batusangkar sungguh jadi pengalaman sangat mengesankan.
Kreatif bener ya!! Hehehe. Ah, aku ngiler melihat krupuk di sebelah botol Bir Pletoknya, hahaha 😆
oh itu kue kembang goyang,
emang enak garing
penasaran sama air Kawa. Kalo bir pletok udah pernah nyobain
nah kudu diinget kalau ke ranah Minang tuh
ealah bir pletok itu halal ya ternyata, karena namanya bir jadi takut buat nyoba
ha..ha.. iya aku juga pernah salah sangka
bir pletok yg bubuk kurang berasa. lebih mantap yang cair.
oh gitu ya bang, trims sarannya
baca bir plethok langsung teringat beberapa waktu lalu ibu saya pengen banget dan mempraktekan bikin dari resep yang ia tonton di tv, hehe
wah, ibu jago masak
cocokkah dengan rasa bir pletok?
Bir plethok menjadi minuman selamat datang di salah satu hotel di seputar Salatiga. Merah kayu secang memikat ya mbak.
waah … hebat .. udah sampai di Salatiga ..
sama hal nya dengan kopi luwak yach kak. karena nga bisa menikmati kopi tanaman sendiri mereka mungutin kopi hasil buangan luwak. aku belum pernah nyobain bir pletok dan aia kawa.
Sumpah baru tahu yang namanya kopi Kawa Daun.