Pemandangan di foto atas, banyak dijumpai pada setiap hari raya Idhul Adha atau hari raya kurban. Kios kagetan di pinggir jalan menjajakan segala perlengkapan memasak sate yaitu pemanggang , tusuk sate dari bambu dan arang, bahkan kipasnya. Lengkap, hanya tinggal membeli bumbu saja di pasar
Selain masyarakat kurang mampu, daging kurban juga diberikan pada orang yang berkurban. Nah, biasanya orang yang berkurban ini berbagi dengan sanak tetangga untuk membakar sate beramai-ramai. Berkurban menjadi ajang silaturahmi.
Di hari raya itu kami sekeluarga juga silaturahmi dengan seorang saudara sepupu, sebutlah bang A, atas undangannya, karena kami sudah lama tidak berbincang akrab. Paling hanya bertukar sapa ala kadarnya bila bertemu sesekali, apalagi dia ini termasuk sepupu tingkat ketiga atau keempat begitulah, saudara dari nenek.
Ngobrol ngalor ngidul akhirnya cerita terbawa ke masa lalu. Dia cerita terinspirasi dari almarhum ayahku, yang pertama ditemuinya ketika di SD, ketika itu ayahku sudah bekerja. Apalagi, ayah bang A itu terus mengulang cerita tentang ayahku, pemuda yang menamatkan SMA hanya di kampung, tetapi tembak langsung bisa kuliah di Bandung, dan jadi tukang insinyur pertama di kampung. Bang A termotivasi untuk kuliah di tempat yang sama dan jadi tukang insinyur juga. Sebagai anak tentu saja bangga dong….he..he…
Bukan hanya bang A yang termotivasi, kami juga. Jadi timbal balik saling memotivasi. Ini karena keberhasilannya mendidik anak-anak di belantara ibukota. Ketiga anaknya pintar, ramah, komunikatif, semuanya pernah mengikuti pertukaran pelajar ke luar negri dan sekarang sudah mendapat pekerjaan yang baik. Beruntung juga bertemu mereka,alhamdulillah, silaturahmi tak ada ruginya. Aku berharap anak-anakku yang sedang berjuang untuk masa depannya, bisa tertulari semangat dan termotivasi mengikuti jejak saudaranya.
yang seru adalah ketika menyembelih, mengiris dilakukan rame-rame dengan warga dan diakhiri mbakar sate bareng. ada banyak cerita seru yang menyertainya dan Ini adalah sisi positip untuk menyambung silaturahim dengan warga dan tetangga
betul ya pak…, tanpa kerja sama dan silaturahmi yang baik pasti susah untuk terlaksana..
silaturahmi yang memotivasi …
Salam
alhamdulillah
malam minggu kemarin di RT sini diadakan silaturahmi bun sekalian makan-makan dan bakar sate. bunda makin tenar nih setelah jadi model 🙂
ha..ha..,tenar?..blogcamp itu sesuatu ya
Bang A terinspirasi dari alm papanya kakak.. kita terinspirasi dr bang A.. anak2 juga begitu.. jadi saling menginspirasi.. Alhamdulillah.
senang bisa bersilaturahim saat Idul Adha, kalau di tempat sy mah Idha sepi… penyembelihan terpusat di Balai desa
yang ramai justru di dapur masing-masing, dengan keluarga sendiri tentunya 😀
Kalau aku pengennya anak anak aku nanti kuliah di luar negeri bun 😀 *balada dirisendiri yg gak pernah diizinkan sekolah jauh* ~_~
Selalu menyenangkan ya mengenang masa lalu. Apalagi jika mendapatkan kisah tentang kita/keluarga kita yang tidak kita ketahui sebelumnya
Saat Idul Adha sering membawa kehangatan dan kebersamaan ya bun 🙂
ya memang harus bareng2 mbak kalau mau menyembelih sapi atau domba, susah juga kalau dilakukan sendiri
sebenarnya banyak makna yang tersirat dalam acara penyembelihan hewan kurban di idul adha
wah lengkap tuh.. silaturahmi dan motivasi
Positif banget Mba Monda hasil silaturahimnya.. Kadang ada yang menjadikan ajang berkumpul keluarga untuk bersaing dan menunjukkan kelebihan duniawi ya Mba.
kalo begini kudu sering-sering bertemu ya Mba. biar bisa terus sharing kebaikan.. 😀
silaturahim memang selalu menyenangkan dan menghasilkan suatu kebaikan ya BunMon
bukan hanya utk rukhaniah saja, namun juga urusan duniawi …
luar biasa sekali silaturahim kali ini ya BunMon… 🙂
sayangnya tahun ini aku qurban melalui dompet dhuafa saja, jadi gak bisa lihat atau menikmati rame2 si sapi yg disembelih didepan mata, seperti tahun2 sebelumnya
salam
Silaturahmi itu memang penmting dan sangat dianjurkan. Silaturahmi juga Insya Allah akan membuat hidup kita semakin berarti dan ada limpahan rejeki.
Salam hangat dari Surabaya
Buat ibu-ibu, silaturahmi seperti ini biasanya sekaligus jadi ajang berbagi resep. Ada yang bawa oleh-oleh hasil masakan sendiri, atau tuan rumah menjamu tamunya dengan kreasi resep andalan keluarga. Kalau pihak yang dibawain atau nyuguhin oleh-oleh berkenan dan suka masakan itu, biasanya lalu saling tukar menukar resep dan tips memasak deh.. 🙂
Kejadian yang sama di kampung kami Bun, kami selalu bersama merayakan hari raya ini. Banyak hikmah yang bisa diambil.
Trims.
Salam
kalo dipikir kok kurang kreatip banget ya
dari dulu tiap kurban pasti bikinnya sate terus
mbok sekali kali steak
Membangun keakraban dengan kerabat jauh, akhirnya mempersempit jarak ya Mbak Mon..Jadi tahu bahwa antar keluarga bisa saling menginspirasi..
kalo dikeluargaku, yang nyate ini semuanya laki-laki mulai dari ngiris daging, nusukin daging ke tusuk satenya sampe ngebakar sate. Yang perempuan nyiapin bumbu kacangnya saja… Ngga tau tapi kaya udah jadi semacam tradisi aja yah…
tahun ini saya tidak merasakan daging kurban, selain karena tinggal sendiri memang tidak terdata di RT karena menumpang tinggal di kantor tempat saya bekerja. tidak punya dapur juga sih 😀
iya ya BunMon, silaturahim itu memang pasti membawa berkah ya..
berkah silaturahmi ya bunda 🙂
wah keren banyak inspirasi donk ya bunda dari keluarga bunda, wah seru bgt 🙂
Silaturrahim memang bisa memperpanjang umur sepertinya ya Kak,
dari cerita masalalu, ucap syukur dan senyum terus,
apalagi dilakukan dihari istimewa untuk berbagi.
Silaturahmi selalu bikin happy yah Bun…
kalo dikeluargaku ketemu minus makan sate… abis pada gak mau repot bakar2… hehehe… padahal jaman dulu waktu eyang2ku masih ada, justru itu yang bikin heboh deh… bakar2 sate… 😀
bakar sate memang ribet, cepat abis pula, he..he..
Dan kini giliran cerita saling menginspirasi dari silaturahmi kelg mbak Monda, menginspirasi kami. Salam
kita memang mesti saling tertular positif, sepertiku juga yang selalu dapat insight dari tulisan mbak Prih
silaturahmi emang gak ada ruginya ya mbak 🙂
Wah… di kampung saya gak segitunya penjual peralatan sate itu, Mbak. Mungkin warga lebih suka daging diolah dengan cara dimasak biasa. 🙂
Senangnya bisa bersilaturrahim, Mbak. Apalagi seperti itu, bisa saling berbagi 🙂
di sini banyak Kin, warga sini emang senang nyate2
makanya kita dianjurkan tuk bersilaturahmi,ya mbak…bnyak makna yg trsimpan dddalamnya…hehe (nulis nya bner gak,yaa??)
bener…bener…, Yur…, kok ragu sih?
enak nih makan sate ama kerabat dekat,, tambah enak klo ada aku disana hehehe
Memang silaturahmi kepada tetangg maupun sanak saudara yg mnjadikan suasana lbran makin hangat ‘……