Judul Buku : Kita Sangat Akrab Dengan Tuhan
Penulis : Guskar Suryatmojo
Penerbit: Smart WR
Tahun Terbit: 2014
Jumlah Halaman: 110 Halaman
Ponsel, telepon seluler a.k.a smartphone ada di tangan siapa saja. Anak kecil hingga para lanjut usia bisa sangat konsentrasi menatap layarnya untuk main game, berselancar atau bergaul di sosial media. Jadilah dapat sebutan sebagai sebuah generasi menunduk.
Smartphone yang saking smart itu bisa diisi aplikasi apa saja semau kita. Alhasil pemegangnya bisa tenggelam dalam keasyikan sendirian dan tak mengacuhkan orang di sekitarnya. Misalnya mengikuti obrolan di WA grup yang aktif banget forward semua berita terbaru. Berita betul ataupun palsu alias hoax ha.. ha…
Gawai itu juga bisa bikin seseorang kreatif bikin apapun. Bahkan dengan aplikasi tertentu di gawai ini bisa bikin percakapan imajiner antara seseorang dengan idolanya, fake chat. Bunyi kling tiap sebentar, smartphone langsung diraih, tak mau ketinggalan berita terbaru. Rasanya akan sangat gelisah bila telepon genggam tertinggal di rumah, jadi mati kutu.
Makanya jleb banget ketika baca sentilan Kyaine Guskar di Berhala Ponsel. “Saya sedang belajar tidak tergantung kepada ponsel, karena benda ini telah menjadi “berhala” bagi kehidupan saya”. Timbulnya istilah berhala itu karena bunyi telepon genggam itu mengalahkan apa pun yang sedang kita kerjakan. Perangkat komunikasi ini jadi dipuja-puja sebagai sesuatu yang paling penting.
Tulisan di blog tertanggal 27 Oktober 2008 ini masih relevan sampai sekarang bukan?
Berhala Ponsel awalnya ditulis di blog berjudul Padeblogan. Tulisan ini dimasukkan ke dalam kategori ngaji diri. Bersama dengan tulisan-tulisan inspiratif lainnya telah dijadikan sebuah buku berjudul Kita Sangat Dekat Dengan Tuhan.
Kita Sangat Akrab Dengan Tuhan adalah salah satu tulisan (dari total 41 tulisan seluruhnya) yang juga dijadikan judul untuk buku ini (hal 29). Tulisan ini terbit tahun 2013.
Kata Kyaine Guskar dalam kaidah bahasa Indonesia terpancar kedekatan kita dengan Tuhan. Hal itu karena kita memanggil Tuhan dengan sebutan Dia atau Nya. Bukan dengan gelar Beliau atau Paduka seperti membahasakan orang penting. Kita juga menyebut Tuhan Sang Pencipta dengan hanya menyebut Mu. Yang membedakan dengan bahasa sehari-hari hanya di bahasa tulis, di mana kita memakai kata ganti orang itu dengan huruf besar. Lalu jika sudah merasa sedemikian dekatnya, kenapa masih susah menyusun kata saat berkomunikasi dengan Tuhan? Padahal kita bisa dengan mudahnya bercakap-cakap aneka topik dengan kawan lama.
Dalam cerita yang lain, penulis memakai nama tokoh Gino. Kurasa cerita ini adalah kisah nyata, meskipun tak ada pernyataan demikian. Gino adalah seorang office boy yang sangat ingin ikut berkurban. Gino diajarkan melakukan shalat sunnat duha yang disebut juga shalat rejeki. Gino juga diberi tahu bagaimana cara mencicil tabungan agar nanti bila saatnya tiba bisa membeli seekor kambing. Ia harus menyisihkan uang setiap hari sebesar Rp 3.000,- dan masukkan celengan setiap selesai shalat duha. Alhamdulillah, Gino berhasil berkurban. Terharu membaca kisah ini ( halaman 75 ).
Artikel di dua blog milik Kyaine Guskar Suryatmojo (padeblogan.com dan guskar.com) itu ada bermacam tema. Masing-masing tema dibukukan tersendiri. Buku lainnya yang pernah tampil di blog ini yaitu Srikandi Ngedan. Tak seperti Srikandi Ngedan yang bisa mengundang gelak tawa, buku Kita Sangat Dekat Dengan Tuhan ini lebih serius tetapi santai.
Buku ini menurutku mampu mendorong agar selalu mengingat Tuhan setiap saat di mana pun. Tampaknya ada tulisan yang merupakan pengalaman pribadi penulis. Sisanya adalah pengalaman orang lain. Cerita-cerita inspiratif yang sesuai dengan keseharian ini ditulis dengan gaya bahasa khas dan pilihan kata yang khusus. Insha Allah dengan membaca buku ini, rasanya kita akan semakin termotivasi untuk memperbaiki diri agar semakin akrab dengan Tuhan.
Toss sesama pengagum karya kyaine mas Guskar ya mbak. Salam
toss mbak, iya pilihan katanya dan cara penyampaiannya itu beda
Kebayang kalau saya baca buku ini pasti langsung berasa jleb plus ketampar bolak balik nih. Heuheuheu~
aah … masa sih…he.. he..
pasti ada masa2nya bareng Seja yang nggak pegang2 hp kan
Hah..aku maluuuu..bergantung sangat sama ponsel kak Mon 😀
yang penting mah nggak pegang setiap saat ha.. ha..
lagi ngobrol dengan orang yang nyata, harus banget hp diletakkan
Iya nih bisa dibilang udah jadi teman setiap saat, harus dipaksain jauhin hp pas lagi sama keluarga atau ada teman, kalo nnga sedikit-sedikit kita pengen cek hp. hihihi Pas banget, kalo ada panggilan ibadah trus masih pegang hp, ibu saya bilang “Jangan sampe hp jadi berhala.” huhuhuhu
ibunya Zia punya pikiran sama dengan Kyaine Guskar ya
“Saya sedang belajar tidak tergantung kepada ponsel, karena benda ini telah menjadi “berhala” bagi kehidupan saya”. Tekad yang sama Mbak, semoga Allah mudahkan kita yaa…
aamiin, sama mbak ..mudah2an bisa seimbang semuanya ya
bagus sekali bukunya, banyak kisah inspiring dan mengingatkan kita untuk lebih bijak dan mendekatkan pada Allah swt
Judul bukunya menghujam bnget dihati.
langsung kena sasarankah? he.. he..
Kalau saya kebetulan gak pakai HP canggih. Jadi hp itu dipegang pas ingat saja. Ini baru megang hp, pas ingat baca tulisan ini. hohohoho
Duh makjleb banget mbak, aku ya kerasa banget kalo kaya gitu, berhala ponsel iya benar
kalau aku liat sih mbak Ev itu disiplin deh, pasti bisa nggak pegang2 hp terus
Saya sih disini dibilang kuno karena ‘mobile phone’ saya masih yg bodoh dan bukan yang pintar bisa untuk internet. Dipakai juga hanya untuk emergency saja. Memang betul smart phone sudah jadi candu,bagi banyak sekali orang terutama anak-anak muda.
yang penting kan bisa komunikasi ya mbak dengan hpnya
Halo Kak Monda
Apa Kabar dan Salam Kenal
kupasan resensinya sangat menarik.
mengingat tuhan + mengigat mati.
kita harus berusaha kalao tujuan hidup harus jelas yakni tujuan untuk bekal mati..
orang saat ini susah dan udah ngga peduli dengan hari esok kak..
BTW ini review berbayar atau review suka suka?
Mukhofas Al-Fikri
oh ini review dari penggemar…
kl berbayar aku selalu kasih link ke halaman disclaimerku