Beli baju dan sepatu baru untuk dipakai saat Lebaran sepertinya sudah wajib untuk anak-anak. Apalagi sering terdengar obrolan dengan anak-anak tetangga yang memamerkan baju barunya. Anak merengek minta dibelikan atau memang orang tua sendiri yang berkeinginan. Apalagi bila kerabat dekat yang bertanya.
Tanteku suka iseng bertanya “Baju barunya ada berapa?”. Jika tak mau menunjukkan baju katanya menggoda “Lebaran nggak lewat sini”. Jurus ini mampu menggoyahkan si bocah. Maka dikeluarkanlah baju-baju baru dari dalam lemari dan dipakai lalu jalan berkeliling melenggang lenggok dengan bangga. Yang menonton pun girang dan bertepuk tangan.
Kebiasaan memakai baju baru di hari Lebaran ini mungkin sebagai simbol hati yang bersih dan ingin memakai pakaian terbaik saat sholat Idul Fitri.
Pernah kucoba untuk beli baju anak-anak sebulan atau dua bulan sebelum Lebaran, lalu disembunyikan di sudut lemariku. Tetapi aku kurang puas karena modelnya terbatas dan kurang cocok dipakai untuk silaturahmi Lebaran. Inginku baju Lebaran anak-anak itu kurang lebih bernuansa sedikit formil seperti gamis atau baju kurung. Akhirnya tahun berikutnya beli baju Lebaran menunggu musimnya saja.
Jadi ingat kenangan masa kecil deh yang terhitung jarang pakai baju baru. Apalagi jaman itu kemampuan orang tua masih terbatas dan di pasaran pun jarang baju jadi. Cukup mahal dananya untuk beli bahan dan menjahitkan di penjahit.
Pertengahan tahun 70an kami tinggal di Sorong. Kota kecil yang sedang berkembang ini masih sepi. Pasar hanya ada beberapa, pedagang pun hanya segeintir. Pasokan kebutuhan warga masih menunggu kapal PELNI yang datang. Para pedagang dari berbagai daerah seperti dari Makssar ikut menumpang kapal ini dan menggelar dagangannya di halaman pelabuhan. Antara lain yang dibawa bahan makanan dan pakaian. Tetapi pilihan jenis baju untuk anak-anak pun tak banyak dan hanya sekali saja beli di situ.
Akhirnya ibuku kembali ke Toko Ping. Toko ini mirip toko serba ada. Yang dijual mulai dari kebutuhan harian rumah tangga sampai sofa set. Menjelang Lebaran toko ini pun menjual baju anak-anak. Sebagai satu-satunya toko yang cuku represntatif dan pemiliknya pun ramah, pelanggannya termasuk para karyawan tempat papaku bekerja. Jadi, ibuku membelikan baju baru Lebaran untukku dan adik-adik di Toko Ping.
Tinggal di kota kecil, hubungan antara karyawan dan keluarganya sangat akrab. Aku ingat sering diajak bertamu ke rumah rekan-rekan kerjanya dan bermain dengan gembira bersama putra putrinya.
Saat Lebaran pun tiba. Dengan rasa bangga kami pakai baju baru untuk silaturahmi. Aku dan salah seorang adikku pakai baju yang sama. Baju itu berupa gaun selutut dari bahan sedikit tebal. Warnanya putih dengan motif bunga-bungaan berwarna biru di bagian bawah dilengkapi dengan ikat pinggang berwarna biru. Ingat banget ya he.. he.., kebetulan masih ada fotonya. Setelah acara open house di rumah selesai, kami pun ikut berkunjung. Dan kejutan, baju anak-anaknya sama dengan baju kami, Baju Lebaran Seragam.
Like this:
Like Loading...