Keliling banyak stand di pameran kerajinan di Jakarta International Convention Center, ternyata ada satu stand yang tampil beda. Umumnya stand yang ada di sana didominasi oleh stand busana atau kerajinan (misalnya stand kerajinan Ulap Doyo). Baru kali ini ke pameran dan melihat ada stand foto-foto vintage yang pada awalnya kusangka menjual perangko (dari jauh warna warni gambar bunga terlihat seperti perangko sih..).
Ada seorang ibu yang asyik memilih gambar-gambar tua, mau cari gambar buat pasang di ruang kerja. Akupun jadi ikut nimbrung duduk di karpet. Memang dasarnya suka segala sesuatu yang kuno dan tua, jadi asyik sendiri. Akhirnya aku ijin suami buat berlama-lama di situ, sedangkan dia keliling sendiri melihat stand lainnya. Baiknya dia yah..#pukpukoomabang.
Stand ini diisi oleh pak Marwoto yang menjual peta kuno dan gambar-gambar asli dari buku tua. Halaman bergambar itu diletakkan pada sebuah pigura kertas import dan ditutupi plastik tipis. Gambar-gambar itu ada yang hitam putih atau berwarna, sebagian menggambarkan kehidupan masa lalu, peta, flora fauna, dll. Kualitas warna masih cemerlang, coba perhatikan gambar noni-noni Belanda dan kembang di bawah, tetap cantik kan seperti gambar baru, hanya kertas dasarnya saja yang kekuningan.
Gambar-gambar kehidupan masyarakat Indonesa masa lalu cukup banyak di situ. Di gambar kedua di atas ada ironi kehidupan, anak kecil merokok sudah ada sejak dulu juga ya, ada ekspresi anak kecil ketika di suntik (gambar ketiga), kampung di Nias dan Palembang, dsb.
Kutanya apa tak sayang mempreteli buku-buku tua, yang tentunya mengandung banyak ilmu pengetahuan, katanya dia hanya menjual gambar dari buku yang sudah sangat rusak, lepas dari jilidannya, sulit diperbaiki, dan berbahasa Belanda sehingga sudah sedikit orang di sini yang mengerti. Buku yang masih bagus belum dijual dan bahkan dia tak hendak menjual buku kuno tentang wayang yang sudah banyak ditawar orang asing, dia hanya mau melepas buku itu ke orang Indonesia, katanya supaya budaya negeri ini tetap ada di sini.
Pak Marwoto ramah dan suka bercerita. Ia punya banyak langganan orang asing yang suka cari peta kuno negaranya masing-masing, bahkan berani bayar mahal untuk itu. Peta ini katanya untuk souvenir expatriate yang pulang ke negaranya atau untuk dipasang di ruang kerja. Peta Indonesia tua harganya pun cukup lumayan, nggak sanggup deh he..he…. Buku-buku tua koleksi pak Marwoto ini yang termuda adalah terbitan awal abad 20.
Ini sebagian koleksinya.
Tak sanggup buat keputusan gambar yang mana yang akan dipilih, aku beberapa kali membolak-balik tumpukan koleksinya. Selama ini aku hanya mengumpulkan kartu pos reproduksi suasana masa kolonial, dihadapkan dengan aneka pilihan ini sungguh pusing, mau pilih yang mana, karena semua bagus. Aku cari gambar gedung tua atau bersejarah tak ada di situ.
Nah, diantaranya aku temukan gambar ini, gambar jembatan kereta api di Jawa Barat, melihat bentuk dan tingginya tembok penyangga kuperkirakan ini Jembatan Cikubang. Jembatan ini ada di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Jembatan ini memiliki empat pilar baja seberat sekitar 110 ton dan jembatan kereta api terpanjang di Indonesia dengan panjang 300 meter. Jembatan Cikubang mulai dipakai tahun 1906 dan masih dipakai sampai kini. Awet banget ya, itulah peninggalan kolonial yang masih bermanfaat. Bisa dibilang masih adalah sedikit kebaikan dan jasa pemerintah kolonial untuk kehidupan kita.
Asal foto ini tak jelas dari tahun berapa. Caption foto ini menarik menurutku ” Djembatan Kereta Api Jang Berkelok Ditanah Priangan – Kareta api ditanah Djawa dan pada beberapa behagian poelau Sumatra, jang kerap isi orangnja, sama halnja dengan kapal api oentoek poelau jang lain2 di Hindia ini, ja’ni perloe akan memadjoekan keramaian dan kasenengan negeri. Lihatlah pada gambar ini betapa soekarnja dan besar belandjanja memboeat djalan kareta api ditanah jang bergoenoeng2.
Nova Art – Bp Marwoto Pondok Surya Mandala, jl Surya Elok II Blok R no 27 Jakamulya – Bekasi 17146
marwotoart@yahoo.com
coba saya ikutan deprokan bareng..pasti makin lamaaaa duduknya
Cakep-cakep ya gambarnya..dibingkai trs dipajang di Dinding tangga..waaah mauuuu…
ha..ha .. iya teh
cukup lama juga aku mendekam di situ, setelah si ibu kerudung hijau pulang.., semua tumpukan itu aku buka lagi satu2.., nggak mau rugi he..he..
cakep2 yah semuanya, I love old thingy, terus udah kebayang deh dibikin art gallery di dinding 🙂
nah iya Fe…, udah pengen aja beli beberapa gambar bunga itu
tapi masih pake ngitung dulu sih he..he..
Beliau dapat buku-buku tua itu dari mana ya, Mbak? Saya kok jadi penasaran :hehe. Iya sih, memang agak sayang juga kalau mempreteli buku sepuh seperti itu, cuma kalau memang sudah sangat rusak ya tak bisa diapa-apakan lagi, misal kalau hancur karena perang, kan. Jadi ya agaknya ini langkah yang cukup baik supaya fragmen buku itu bisa tetap bertahan.
Jembatannya keren! Kayaknya kita baru bisa lewat jembatan itu kalau ambil kereta Jakarta–Bandung, yak? Seru, euy, memang peninggalan sepur kolonial itu memang super banget. Semoga dulu pas membangun itu mereka membayar pekerja kasar (yang pastinya pribumi) dengan bayaran yang pantas.
katanya sih ada aja yang jual buku itu ke dia, mungkin emang karena udah lama ngumpulin buku tua udah banyak tau jaringannya
iya jembatan Cikubang itu antara Jakarta Bandung, dari tol Cipularang keliatan juga lho, lebih asyik lihatnya lewat jalan biasa, pasti seru nungguin kereta lewat dan langsung jepret
Melihat fotonya terbayang gimana susahnya ambil keputusan, MM. Aku pasti juga gitu, kalau bisa pengen beli semua hehehehe…
bener uni, sampai bingung sendiri ..he..he..
Foto-fotonya klasik sekali.
Wah itu kekayaan yang ternilai. Sayang banget kalo jatuh ke pihak asing yang belum tentu mau merawatnya setelah dibeli.
bener da.., sayang kalau jatuh ke tangan orang yg nggak tepat
Harganya pasti luar biasa, apalagi customer
untuk peta itu emang mahal
kalau gambar biasa jauh lebih murah kok
jadi ingat kakek saya nih bun, dirumahnya masih banyak gambar-gambar dari foto buku kunonya. Bahkan kliping2 lama juga masih tersimpan. Sayang sekali tidak bisa bertambah lagi sejak Oktober lalu meninggal
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun
peninggalan berharga dari kakek dirawat baik2 mbak
kayaknya saya juga bis abetah-betah berlama-lama di sana. Bakal menarik banget lihat koleksi-koleksinya
nah iya Chi.., ilustrasinya banyak yang sangat cantik.., gambarnya itu timbul dan warnanya masih sangat terang
Aku suka banget melihat buku-buku lama (banget) itu!! Peta zaman kuno juga aku suka lihat, melihat bagaimana “tidak akurat”-nya bentuk-bentuk pulau di peta itu, dll 🙂
oh kalau gitu pas ke Jakarta bisa datang ke Gedung Arsip di jl Gajah Mada, banyak repro peta kuno dipajang
Salut kepada mereka yang masih tekun mengoleksi barang-barang kuno. Maklum, seringkali terjadi, rajin mengumpulkan ini-itu dan akhirnya teronggok tak diurusi.
Terima kasih reportasenya.
Salam hangat dari Jombang
iya de, kalau mau mengkoleksi itu emang kudu rajin nyimpan dan pelihara biar nggak cepat rusak
Waahh aku klo kesana pasti persis kaya mak Monda bisa duduk disitu berlama2… bagus2 bgt koleksinya..
I really love old stuff just like u 🙂
wah seru tuh kalau bisa berdua nongkrong di situ, bakalan seharian he..he..
Ikutan ndheprok ah…duh peta-peta tua yang memikat.
Banyak buku tumbuhan lama tak menggunakan foto namun lukisan seperti di buku yang dipertontonkan Bp Marwoto. Trim mbak berbagi keindahan ini.
buku yang dipegang si bapak itu tentang tanaman obat Indonesia, buku ini ada dua, yang satu khusus penjelasannya satunya lagi khusus gambar tanamannya
Tapi keren juga gambar jadul dikasih pigura gitu
Berasa jaman SD dulu suka bikin kliping koran bekas ditempel tempelin ke dinding buat nutup gedhek bolong 😀
wah dwifungsi dong korannya
aku pernah pake koran untuk nyampul buku, cari yang halaman warna warni
Pengen yang peta indonesia jaman doeloe. Tapi pasti mahal banget ya bun harganya
Makin antik makin berharga… barang-barang kuno memang bisa bikin kita bernostalgia ya mak.. ^^d
Bahasa Belanda dan pengaruhnya semakin memudar di kehidupan sosial kita ya… bagusnya kita bisa jadi diri sendiri dengan identitas nasional kita meski ratusan tahun lalu pernah dijadikan daerah koloni mereka. Tapi kadang aku mikir juga .. keren juga kalau kita bisa Bahasa Belanda 😀
Eh, classy abis itu mbak 😀 jadul-jadul kece gitu 😀
Buuuun, jadi penasaran deh kepengen lihat jg, AM seneng bgt tuh pasti di sana..
Senan ya kalau berjumpa dg orang yang ramah dan mau berbagi. Nambah wawasan ya, Bund.
Itu jembatan kereta apinya kayak ngga di Indo. 😀
Wah bener juga tuh Pak Marwoto, buku-buku tua yang sudah betul-betul rusak dan gambarnya masih bagus tetap bisa dijadikan sesuatu yang berharga 🙂
ide yang bagus ya pak, buku tua kita jangan dibuang dulu kalau begitu
Terima kasih atas semua comennya, masih buanyak lagi koleksinya lho yang bikin geregetan, kalau mau lihat yang lainnya hunungi kami di 0818760947, atau email ke marwotoart@yahoo.com, nanati asya kirim gambar gambarnya siapa tau berminat, mau beli juga boleh, mau njualin juga boleh, mau nanya harga juga boleh, mau nawar juga boleh, salam beraktivitas. Marwoto
terima kasih pak
Pak.. pameran lagi d mana