Yang terpatri di hati bila menyebut kata Parongpong adalah seorang sahabat baik, alam yang subur, suasana sejuk dan foto-foto indah. Bayangkan suasana hijau bertabur warna warni bunga jelita, padang rumput, helai daun pinus yang berdesir tertiup angin mengantarkan aroma khas pegunungan ke indera penghidu. Setelah sekian lama hanya mendengar dan melihat cerita dan foto teman-teman blogger yang kumpul d Parongpong akhirnya rejeki untuk menyesapi sebagian keindahan itu datang padaku akhir pekan lalu.
Rombongan kantor buat sebuah acara mengambil tempat di Lembang Asri Resort yang hanya sejangkauan dari kediaman keluarga bu Dey, kurang lebih 2 kilometer. Saat kukabari lepas magrib, sahabat blogger yang pernah kopdar di Bandung 4 tahun lalu itu, segera datang satu jam kemudian. Dulu kami belum terlalu banyak bercerita, mungkin juga karena belum lama berinteraksi di blog, atau mungkin karena ramai dan juga waktu yang singkat, waktu itupun kopdar Bandung di sela acara kantor. Kali ini kami bisa lebih lama dan lebih lepas bercerita. Ngobrol sebentar ke sana kemari sebelum acaraku mulai lagi, berpisah sesaat dengan perjanjian besok akan bertemu saat rombonganku makan siang di Floating Market. Sesaat aku akan terpisah dari rombongan. Kuingin mampir ke rumah ramah tamah yang menjadi tempat singgah teman-teman blogger dari luar kota Bandung dan menghabiskan waktu singkat, kurang lebih 3 jam, dengan keluarga beliau.
Kemarin, ketika datang ke wilayah ini melewati terminal Parongpong, mata sudah mencari nama jalan tempat tinggal bu Dey. Sibuk cari di sebelah kiri jalan, ternyata adanya malah di sebelah kanan. Ah ya memang dekat betul dari tempatku menginap.
Tiba di rumah itu, penghuni rumah yang tahu aku suka melihat tanaman, menunjukkan banyak tanaman yang ditanam oleh mbah kung, ayahnya bu Dey. Tanah yang subur sekali itu bisa menumbuhkan aneka jenis flora yang ditanam sesukanya oleh mbah kung. Aku langsung tertarik pada bunga dari tanaman jenis Jahe-jahean. Nggak nyangka bunganya tanaman temulawak dan temuireng unik, menyolok dan cantik. Yang ditanam mbahkung memang kebanyakan tanaman obat. Seru banget ngobrol dengan mbah kung tentang aneka tanaman obat, termasuk daun kelor yang sering diminta orang. Malahan aku jadinya dioleh-olehi tanaman yaitu, markisa, pokpohan (untuk lalap) dan mint (bakal dibuat infused water deh).
Daerah Parongpong itu juga dikenal dengan sentra bunga hias, jadinya aku diajak mampir ke teman bu Dey yang pengusaha tanaman hias, sekaligus pembicara yang sudah sering menularkan ilmu hortikultura ke berbagai daerah, saat itupun ada mahasiswa yang magang di tempatnya. Ibu ini juga ramah banget, banyak cerita, aku boleh motret bunga-bunga unik, dan pulangnya dioleh-olehi bunga. Sosok ibu muda ini sangat inspiratif, jadi kepengen deh belajar bertanam dengan lebih serius.
Seperti yang pernah kutuliskan di posting beberapa waktu lalu, ibu Dey ini teman blogger yang tahu juga kesenanganku pada gedung tua. Setelah Fauzan bergabung sehabis les renang, keluarga kecil ini mengajakku mampir ke Villa Isola yang kini telah menjadi kantor rektorat UPI Bandung. Villa Isola, gedung kuno yang kini telah jadi kantor rektorat UPI Bandung akhirnya bisa kulihat dari jarak dekat.
Gedung tua bergaya Art Deco ini tampil cantik di mataku. Berjalan di tengah hari yang panas jadi tak terasa, aku lebih banyak mengamati karena kagum dengan keindahan arsitektur bangunan dan kekokohannya. Villa Isola ini terletak di ketinggian. Dari pintu masuk kompleks UPI Bandung gedung inilah yang pertama terlihat. Menapaki halaman depannya ada undakan di kiri kanan mengapit kolam teratai. Taman bagian depan ini adalah taman baru, sedangkan taman lama ada di bagian belakangnya. Di bagian tengah taman belakang ini ada sebatang pohon beringin besar yang ditanam pada 1954. Tajuk beringin yang melebar itu meneduhkan seluruh halaman belakang, menjadikan sebuah naungan yang nyaman untuk para mahasiswa beristirahat di bangku beton taman. Di salah satu sisi taman yang berdekatan dengan pagar pembatas dengan jalan raya ada sebuah kolam teratai yang ukurannya lebih besar daripada taman depan. Tanaman teratai tumbuh subur di situ, sungguh sebuah pemandangan yang cantik. Aku ditemani Fauzan duduk mengobrol sebentar di situ. Nyaman banget suasananya. Tapi ngobrol dengan Fauzan mah cuma sebentar, dia sudah asyik lagi lompat dari bangku ke bangku…, agak deg-degan juga lihatnya, takut jatuh.
Bahagia deh diajak ke sini, setengah hari yang sangat menyenangkan di Parongpong dan Lembang. Sayang sekali tak bisa berlama-lama, aku harus bergabung kembali dengan rombongan yang telah menunggu di Floating Market. Terima kasih banyak bu Dey sekeluarga atas jamuannya.
Saya juga baru sebatas mendengar nama Parongpong. Pengen juga mampir, 🙂
Bunga temuireng bukan ireng ya, haha…
senanh di Parongpong itu, bunga cantik2, sayur2 segar dan tahu Barokah legit banget .. jempol
Pohon beringin itu dari tahun 1954 ya, kirain dari jaman Belanda. Taman Isola jadi favorit Fauzan sejak kecil karena ada terowongannya. Ngga tau tuh apa imajinasinya kalau main2 di terowongan itu.
Makasih banyak juga, Mbak. Nanti ke sini lagi, masih ada bibit pisang yang belum dibawa .. hehehe
itu dapat info pohon beringin ditanam pejabat kl ndak salah pas peresmian
ah iya…, cocok den kl mbah kung dan orang rumah ngobrolin pisang daaan ayam kampung he.. he..
Serunya Mbak Monda cerita kopdarnya bareng Teh Dey. Saya membayangkan suasana yang asri banget di sekitar rumah beliau dan pasti damaai rasanya mendengarkan gemerisik angin di sela-sela pepohonan. Kapan ya bisa mampir ke Parongpong.
ah iya alamnya di sana itu bagus banget deh…
apalagi kalau pernah lihat foto2 padang rumputnya …cantik
Hangatnya persahabatan terasa kental di postingan ini. Bahagianya Mbak Monda menghidu aura Villa Isola dalam radius sekian meter saja. Salam hangat
iya senang mbak berada dekat dengan gedung ini, selain itu ada yang masih pengen dilihat di sana mbak Museum Pendidikan UPI yang belum resmi buka buat umum dan ada Taman Botani juga
Baru tahu kalau temulawak dan temuireng seperti itu penampakannya mbak. Beda banget sama yang selama ini dipikirkan
aku juga nggak nyangka bunganya cantik
Waktu dikasih tau tanaman brotowali aku kaget, tadinya kupikir daun sirih.. Haha….
Puji Tuhan ya, Bunda, dikasih kesempatan bertemu dengan sahabat2 blogger yang sudah seperti saudara sendiri… Yuk kapan kita ketemuan lagi 🙂
pokoknya kalau ke Jakarta kabarin ya Tik…, insya Allah disamperin
ini tempat main aku dari kecil, Mba 🙂 Dulu nenek ku tinggal di sebrang terminal. Jadi mainnya pasti ke daerah Cihideung atau ya sepedahan di sekitar vila isola itu.
waah.. ternyata ada wangi Parongpong juga …
pasti masa kecil bahagia banget nih besar di alam cantik
eh, bunda lagi di Bandung kah? 😀
duh, saya yang di Bandung aja belum pernah ke Villa Isola itu, ehehehe~ :’))
jauh ya kalau main ke daerah sini dari kampusmu ?
Senangnya Kak Monda bisa ketemuan sama Mbak Dey. Tempatnya asyik ya, kebetulan pula Kak Monda suka tanam-tanaman. Pasti kunjungannya berkesan sekali ^_^
masih belum puas mbak main di sana , banyak yang belum diliat
betul Ely, yang kedua itu Begonia
di Lembang ada Taman Begonia.., pernah kutulis bulan lalu…
seneng banget deh main di sana, bunganya cakep semua…
Aaahhh jadi kangen sama bu dey. Sekarang temen temen pada sering ke rumahnya. Aku sendiri baru ketemu sekali tahun 2012. Mudah2an bisa ketemu lagi deh ????
ada rencana main ke Bandung lagi Niee?
Temulawak keren ya bunganya, selama ini yang saya manfaatkan cuma umbinya doang :hehe :peace.
Dan saya tadi baru dari Villa Isola :hihi. Keren memang gedung itu. Simetri yang pas, terlalu pas sampai menimbulkan misteri. Kalau mau masuk kayaknya mesti minta izin sama pihak kampus ya… meski bagian dalamnya tadi saya intip sudah terlalu banyak berubah sih :hehe :peace.
Cari2 artikel di google nyasar ke sini, hehehe.
Sejak SMP, Fauzan tiap hari bolak balik jalan kaki lewat gedung isola ini, Mbak. Termasuk sayapun jadi sering lewat kalau ke sekolahnya Fauzan.