Lokasi wisata apa yang terletak di antara kedua kota Solo dan Yogyakarta? Pilihannya ada banyak wisata minat khusus, sejarah, seperti ke Kompleks Candi Prambanan (yang terdiri dari candi Prambananan , candi Lumbung, candi Bubrah dan candi Sewu). Atau mau sekalian menanti sunset di kota Yogyakarta? Anda boleh datang ke beberapa lokasi pilihan yaitu Keraton Ratu Boko, Candi Ijo dan Tebing Breksi. Pilihan ada di tangan Anda. dijamin deh semua anggota keluarga akan suka. Tak ada anggota keluarga yang merengut karena yang doyan selfi bisa puas dan yang suka wisata sejarah pun tercapai keinginannya.
Sebelum sampai ke wilayah ini tentu saja kami banyak browsing dulu. Dan akhirnya mengikuti panduan dari teman-teman blogger Titik Suwarno dan mbak Prih Rynari. Kami akan ke semua tempat wisata tersebut jika waktu memungkinkan. Keluarga kami tiba di sini sudah menjelang sore karena pagi harinya sudah berkunjung ke Museum Sangiran dulu.
Makan siang garang asem di Klaten, sampai di lokasi sudah mendekati waktu Ashar. Kami tetapkan tujuan utama ke Keraton Ratu Boko. Alasannya adalah karena lokasi ini paling luas, pasti perlu waktu lama untuk keliling sehingga sambil menunggu sunset bisa menjelajahi semua sudutnya. Lokasi lainnya hanya didatangi sekilas saja. Nggak mungkin kan menanti senja di 3 tempat sekaligus. Kalau bermalam di dekat sini bisa nih 3 senja berturut-turut mendatanginya satu persatu. Semua sama cakepnya.
Jadi urutan perjalanan keluarga raun adalah ke Candi Ijo yang terjauh, Tebing Breksi dan lalu yang terakhir ke Ratu Boko.
Lokasi Menanti Sunset Yogyakarta
Candi Ijo
Menuju ke Candi Ijo dari jalan raya Solo Yogyakarta belok ke kiri di Piyungan (ada petunjuk jalan lengkap kok), kurang lebih jaraknya 7 km. Kondisi jalan diaspal mulus sampai ke lokasi. Pemandangan indah bisa dinikmati dalam perjalanan, ada persawahan dan ada pentujuk jalan ke candi-candi lainnya. Ke Candi Ijo ini melewati Tebing Breksi.
Nama Candi Ijo bukan berarti candi berwarna hijau. Penamaannya berdasar lokasinya di bukit yang bernama Gumuk Ijo. Penamaan candi biasanya memang berdasarkan nama tempatnya seperti Candi Kimpulan yang mengambil nama desa
Candi Ijo adalah candi tertinggi lokasinya di Yogyakarta, 410 meter dpl. Dari sini bisa memandang ke arah Bandara Adi Sucipto dan katanya bisa lihat ke arah pantai Parang Tritis juga.
Kompleks candi Ijo berupa teras berundak mengikuti kontur bukit. Bagian paling tinggi ada di sisi timur. Di sini ada candi induk yang telah selesai dipugar. Di depannya berjajar tiga candi perwara yang lebih kecil ukurannya. Di setiap tiga candi kecil ini ada ruangan. Di dalam candi perwara tengah ada arca lembu, Nandini, kendaraan Dewa Syiwa.
Seperti umumnya candi dari agama Hindu, Candi Ijo ini penuh ditel yang mempunyai arti. Pengunjung bisa mengamati dan belajar maknanya sehingga perjalanan wisata tak hanya untuk bersenang-senang. Karya seniman tak dikenal di masa lampau menggambarkan masyarakat yang lebih mengedepankan pesan moral. Identitas seniman pahat tak dikenal secara individu.
Di area ini masih tampak banyak batu-batu berserakan. Ada beberapa orang yang sedang bekerja beratapkan terpal. Kudekati para petugas tersebut dan minta ijin foto. Mereka sedang mengukur panjang batu satu persatu supaya bisa dicarikan pasangannya. Kerja para ahli rehabilitasi candi ini perlu kesabaran dan ketelitian ya, dan harus rela terpanggang sinar matahari.
Lokasi foto kekinian yang mengandalkan latar belakang ketinggian pun ada di sini. Ada selingan buat yang ingin punya foto dengan pemandangan berbeda. Di luar kompleks candi dibuatkan panggung kecil aneka bentuk, sehingga nantinya bisa dapat foto dengan latar belakang pemandangan kota.
Tebing Breksi
Pagi hari sebelum ke tiga tempat ini kami berkunjung ke Museum Purbakala Sangiran. Ya ampun di situ baru deh paham bahwa Breksi itu bukan berasal dari bahasa lokal. Kusangka dari bahasa Jawa lho. Ternyata kata itu tercatat di beberapa tempat di Museum. Breksi ada hubungannya dengan lapisan bumi akibat letusan gunung berapi.
Jangan merasa zonk ya kalau ke Tebing Breksi. Namanya pun bekas galian tambang, jangan berharap pula sebagai lokasi wisata yang wah. Lokasi terlihat agak gersang, karena hamparan bukit batu tanpa ada pohon pelindung. Bila datang siang hari terik jangan lupa bawa payung dan topi. Matahari jam 3 sore sangat terasa bukan main silaunya. Alhasil foto yang kami dapat hanya seadanya, susah cari posisi yang nggak menantang arah datang sinar matahari. Makanya sebaiknya ke sini pagi menanti saat matahari terbit atau sore hari sambil melihat sang surya tenggelam.
Jadi asal mulanya memang bukit ini sebagai ladang mata pencarian dengan cara ditambang batunya untuk diambil sebagai bahan bangunan. Para ahli geologi meneliti batuan dan sampai pada kesimpulan bahwa tebing ini adalah sisa letusan Gunung Api Purba Nglanggeran lebih kurang 20 juta tahun lalu.
Sebagaimana candi penting bagi para arkeolog, batuan lapisan bumi pun sama berharganya buat pembelajaran bagi para ahli geologi. Akhirnya pada 2015 pemerintah daerah menetapkan Tebing Breksi sebagai cagar budaya dan menghentikan penambangan.
Ditutup sebagai area penambangan bukan berarti mematikan sumber mata pencarian. Bertahun-tahun sebagai area terbuka, gurat-gurat batu berwarna campuran semburat coklat dan kuning itu jadi obyek foto menarik dan mulai dikenal luas. Banyak pengunjung yang datang. Oleh warga sekitar daerah ini kemudian dirapikan, ditata perparkiran, dibuat kantin, toilet, mushola, penyewaan mobil jip dan sebagainya.
Di dinding vertikal itu dipahat juga ukiran wayang, naga, tangga untuk menuju puncaknya. Pokoknya supaya memadai buat latar belakang foto.
Nah, ada bukti kan, berteman baiklah dengan alam maka alam akan memberikan sumber kehidupan.
Keraton Ratu Boko
Situs Ratu Boko bukanlah candi melainkan sebuah pemukiman. Diduga kuat merupakan sebuah keraton (istana raja) yang dikelilingi benteng dan parit sebagai struktur pertahanan. Diperkirakan berasal dari abad ke 8. Letaknya di bukit setinggi 196 meter dan luas sekitar 25 hektar.
Katanya nama Ratu Boko atau Ratu Baka adalah nama ayah dari Loro Jonggrang yang juga menjadi nama candi utama di kompleks Candi Prambanan.
Posisinya di atas bukit tentu membuat udara sejuk ditambah lagi banyak pepohonan rindang. Pemandangan ke arah kota Yogyakarta tampak indah.
Di mana lokasi terbaik menikmati senja?
Gapura utama Keraton Ratu Boko adalah lokasi favorit untuk berfoto dengan latar belakang matahari jingga kemerahan. Foto siluet berpigura dinding gapura akan jadi kenangan mengesankan. Tetapi tentu sulit mendapatkan posisi itu karena banyak orang yang ingin dapat kesempatan yang sama.
Bagi yang nggak suka selfi bisa puas menikmati keindahan lembayung senja dengan duduk takzim di atas rumput. Dengan cara ini setiap sentimeter kulit bisa merasakan belaian angin sepoi, telinga bisa mendengar desauan gerakan daun-daun dan indra penglihatan bisa mengamati dengan seksama pergantian warna langit yang semarak dan bibir pun hanya mampu menyebut kebesaran Sang Maha Pencipta.
Banyak hal yang masih ingin dituliskan seputar Keraton Ratu Boko. Tentu tak mungkin disatukan dengan posting ini. Kelak akan kubuatkan terpisah sajalah. Untuk saat ini cukuplah dengan mengisahkan secara garis besar saja. Jadi, tertarikkah Anda untuk datang ke sini dan menyaksikan keindahan senja di Keraton Ratu Boko, Candi Ijo dan Tebing Breksi?
Cakep-cakep tempatnya.
Rasanya seperti ditarik untuk wisata ke sana.
thanks Rudi, wisata itu selalu menyenangkan ya
tempatfnya asyik-asyik mbar…aku judah perch ke sana tapi buta saat sunset 🙂
astagaaa…I just realized all those horrible typos, mbak…kayaknya laptopnya main auto correction ngga jelas hahahaha. Maafkaan yaaa
nggak apa2 mbak Indah…, trims ya .., nanti aku edit komen pertamanya
laporannya cukup detil dan sangat membantu, kak.. tebing breksi yang kaku, dicaptured dengan latar depan tampak punggungnya tim raun.. membuktikan MS skrg sudah jadi penata gaya yg cihuy.. 👍 foto terakhir apalagi, sebagai sesama pencinta ratu boko tampaknya kang yayat ketemu saingan nih.. 😍
emak Saga ini pinter banget menyemangati..
trims banget mak,semua lokasi itu rame orang jadi susah2 gampang motonya
Gesit sungguh mbak. Dari Museum Sangiran kita jumpa masih dapat Candi Ijo, Tebing Breksi dan Keraton Ratu Boko. Lumayan gempor kaki ya. Senada emak Saga, foto2nya ciamik sungguh. Salam hangat.
di Candi Ijo dan Tebing Breksi sebentar saja mbak..,
karena terik banget, yang penting sudah sempat mampir dan nggak penasran lagi
eh masih penasaran kok, karena nggak banyak dapat foto cakep di kedua tempat itu, tapi kan harus milih ya mbak..
bisa berlama2 di Ratu Boko dan menjelajah ke sana kemari
Sejak lama saya pengen banget ke Candi Ratu Boko, Mbak. Belum keturutan sampai sekarang. Memang sih rata-rata wisata Candi luaaasss banget. Jalan ke Prambanan aja sudah teler haha
ajak Kang Yayat, penggemar senja di Ratu Boko juga tuh
Aku pernah lama tinggal di jogja tapi ga satupun candi yang pernah ku kunjungi. Saat ini aku malah kepengen berkunjung ke candi candi tapi waktu nya belum ada hehehe..
nggak apa2 mbak Asty, kesukaan tiap orang beda2 sih
Mudah-mudahan tahun ini bisa liburan ke Keraton Ratu Boko.. dari tahun baruan sampe sekarang blm ada liburnya nih kerja mulu 🙁
perlu lho liburan supaya lebih fresh kalau balik ke kerjaan
Yogya memang memiliki magis untuk dinikmati ya mba… ndak mesti selfi… duduk dengan tenang melihat jauh ke depan saja juga menyenangkan…
iya banyak lho yang lebih suka seperti itu.., mungkin dgn cara itu justru kenangannya tersimpan lama
Kreativitas warga yang terus-menerus menjadikan bekas tambang yang disebut Breksi itu menjadi banyak dikunjungi wisatawan.
alhamdulillah jadi nilai tambah buat warga
Ajak aku main ke sana mba MOn 😀
aku belum pernah semua heheheeh
Jnsha Allah suatu saat bisa main ke sini ya mbak
Sekarang tebing breksi ramai ya, Mbak. Kayaknya agak susah dapat foto yang sepi 🙂
ramai banget, tapi kalau mau sepi bisa naik ke puncaknya
Aku sempat dapat tu sunset di Ratu Boko, memang bagus tapi cuma sebentar krn posisi matahari sunsetnya agak malam pdhl jam 18.00 mau tutup. Di Breksi aku cuma sebentar, lanjut ke Candi Ijo, seperti yg mbak bilang itu, atraksinya memang terbatas. Yang penting sudah foto2. Apalagi skrg byk yg diukir & diamplas jadi relief, nggak alami lagi. Difoto kurang dahsyat, nggak kelihatan lumut2 proses alam yg puluhan tahun itu. Overall recommended kesini karena satu dg lainnya dekat, jadi yg waktunya terbatas bisa melihat banyak obyek wisata.
iya nggak alamiah ya ..
bingung juga nggak boleh ditambang tapi kok boleh dipahat ya
Sepertinya saya termasuk yg bakal duduk takzim menikmati senja, karena ngga suka selfie .. 😀
Pengen ke Yogya lagi untuk mencari senja di sini
daripada rebutan cari spot cantik, duduk takzim itu lebih dapat suasananya ya bu
tempatnya eskotis semua, aku suka, tebing breksinya pingin ke sana, cakep buat foto2
bakalan keren kalau mbak Evrina yg foto
semua nya aku belum pernah dan sering dengar keindahan tempat2 ini. lihat tulisan kakak jadi ngiler pengen ke tempat ini dech Kak.
rencanakan buat next trip Lin ..
Aku belum pernah menikmati sunset di Yogyakarta. Baru Malioboro sahaja
.hihihi
Malioboro itu juga harus, ikon Yogya banget
Belum pernah ke Candi Ijo. Tapi pernah sunset-an di Ratu Boko, emang bagus banget sih. Tapi beli tiket masuknya kudu sebelum jam 3, sayang soalnya harga tiketnya jadi mahal setelah jam 3 sore T.T
oh iya kita harus tau waktu yg pas beli tiketnya ya
untung juga kami cepat datang jadi dapat tiket murah
sunset di pantai pun sama indahnya
pernah dua kali liburan keluarga ke Jogja .. tapi beum sempet ke tiga tempat ini … kayaknya mesti kesana lagi deh .. terutama ke candi boko .. keren banget untuk foto2 🙂
di candi Boko banyak titik menarik untuk foto2 sebetulnya
tapi orang lebih banyak berkumpul sekitar gapura utama aja
Kalau Ratu Boko saya sudah pernah kesana th 2009 yll, Sedangkan Candi Ijo dan Tebing Breksi belum pernah. Saya dengar situs Ratu Boko sudah diperindah sekarang. Apakah pohon buah maja-nya masih ada? Kalau sedang iseng silahkan mampir ke blog ini: kiyanti2008.wordpress.com/2009/09/26/situs-ratu-boko-dan-buah-maja
nah itu mbak, aku nggak lihat ada pohon maja, mungkin nggak ngeh
dulu pernah lihat pohon maja, tapi masih berukuran kecil
Keraton Ratu Solo. Kok bagus yaaa….
Sama di pantai Kak Monda. Pantai Parangtritis. Ini based on kata teman yang di Jogja…
sayangnya waktu ke pantai gerimis terus dari pagi
balik aja ke hotel nggak nungguin senja
Bisa dibilang, sunset di candi ratu boko merupakan salah satu spot sunset paling bagus di jogja
waah syukur banget kami bisa dapat kesempatan itu ya
Terima kasih infonya mbak. Bisa jadi bahan untuk jalan-jalan…
ok bang semoga bermanfaat
kalau ke candi ijo aku belum pernah nih, tapi sunset di ratu boko sama tebing breksi sudah pernah.
jadi pengen ngubek foto2nya koh, udah ada di blog ya
Saya belum pernah ke semua tempat yg disebutkan di atas.
Pernah saya hampir ke Keraton Ratu Boko, namun karena melihat ramainya gapura tersebut maka saya langsung kembali. Ahahaha
Penasaraan pengen ke tiga tempat inii..huhu…
mumupung dekat mak… rencanakan yuk, past bakal banyak foto2 cakep dari tangan mbak Dedew
Pastinya pengen bgt dtg kesini. Cuma waktunya aja. Breksi itu kayak yg di Semarang juga brarti ya, cm warga sana lbh gercep menangkap peluang ya, udh benah2, salut, hehe
oh iya di Semarang juga ada bekas galian spt ini ya mbak
beberapa kali ke yogya tapi ga kesampaian main ke Ratu Boko ..
ya .. pengen juga foto gerbang siluet Ratu Boko dengan nuansa jingga kayak orang orang … haha
sesekali ngikut gaya foto sama orang2 oom .. pasti kerenlah hasilnya
Jadi makin ga sabar pengen ke jogja.. hhehe